Bullying And Bloody Letters

Menguntit



Menguntit

0Perlahan Nino mulai menyadarinya, dia juga membuka pesan berantai itu yang juga sudah sampai di nomornya Derry.     

"Ternyata benar, 'kan dugaanku sejak awal, Ayumi itu bukan gadis sembarangan!" ujar Aldo dengan sangat santai.     

"Terus gimana dong, Do! Sekarang mereka semua sudah termakan berita hoak ini? Mereka menjadi sinis dan tidak suka kepadaku?" tanya Nino.     

"Sabar, tenang aja, ini semua tidak akan bertahan lama," tukas Aldo menenangkan sahabatnya itu.     

"Tenang bagimana? Jelas-jelas mereka udah termakan dengan berita bohong dari Ayumi?!" ujar Nino yang mulai panik.     

"Udah, Nin, tenang aja, aku gak akan tinggal diam, aku akan membantumu terlepas dari semua ini." Tutur Derry.     

Saat keluar dari kantin, dan melewati koridor sekolahan menuju kelas, orang-orang tertawa sinis melihat Nino.     

"Wah, jadi ini tampang seorang coeok yang di tolak oleh Ayumi?"     

"Haha! Tampang-tampang pecundang!"     

"Dia berbuat kasar dengan Ayumi, karna di tolak!"     

"Haha! Gak gentle banget!"     

Mendengar orang-orang yang secara terang-terangan menghinanya, membuat Nino menjadi sangat kesal, sejenak dia menghentikan langkahnya, lalu memandang tatapan marah ke arah orang-orang yang sudah membicarakan dirinya.     

"Kalian itu bisa tidak diam! Dan jangan berbicara asal-asalan terhadapku!?" ujar Nino.     

"Haha! Si pecundang tidak terima!" ledek salah seorang siswa yang mengatai Nino.     

Nino semakin emosi saja dia sudah mengangkat tangannya dan hendak menampar siswa itu, tapi Aldo melarangnya.     

"Jangan!" teriak Aldo seraya memegang tangan Nino.     

"Aldo kamu ngapain sih, kenapa kamu malah menghalangi ku! Mereka itu sudah asal bicara terhadap ku!" keluh Nino.     

"Ah, sudahlah, Nino, kalau kamu terlalu emosian, justru kamu akan kelihatan semakin buruk di mata mereka." Jelas Aldo.     

"Benar apa kata, Aldo, Nin," imbuh Derry.     

"Tapi, mereka semua itu udah keterlaluan! Mereka itu udah menuduh ku asal-asalan!" protes Nino.     

"Udah, ayo kita pergi!" ajak Aldo seraya menarik tangan Aldo, dan di bantu oleh Derry.     

"Haha haha! Sekalinya pecundang ya tetap pecundang!" cerca salah satu siswa itu.     

"Awas kalian ya!" teriak Nino seraya berjalan terpaksa dan di tarik tangannya oleh kedua sahabatnya itu.     

"Udah, Nin! Tahan emosimu!" serga Aldo.     

Mereka bertiga masuk ke dalam kelas, dan di dalam kelas itu tampak Ayumi sedang duduk manis dan tersenyum seolah meledek kepada Nino.     

Tentu saja hal itu membuat Nino menjadi merasa sangat kesal kepada Ayumi.     

Nino juga hendak memarahi Ayumi lagi, tapi Aldo dan Derry, menyergahnya.     

"Jangan! Kamu akan terlihat buruk, ingat dia itu orang yang sangat licik," bisik Aldo di telinga Nino.     

Akhirnya Nino menuruti ucapan Aldo lalu dia duduk di bangkunya lagi.     

Masih dengan senyum sinis penuh kelicikan Ayumi memandangi dari belakang.     

'Haha! Ini baru permulaan' batin Ayumi.     

Tentu saja Nino menahan rasa kesalanya karna Ayumi, sudah membuat semua orang menjadi sangat membencinya, padahal dia tidak memiliki salah apa pun dengan mereka.     

***     

Bel pulang sekolah pun sudah mulai terdengar, Aldo dan yang lainnya mulai keluar dari dalam kelas, mereka sudah berhamburan untuk pulang ke rumah mereka masing-masing atau peregi ke tempat nongkrong mereka masing-masing.     

Namun ketika berada di tengah jalan tiba-tiba saja motor Aldo mogok.     

"Ya ampun, mana segala mogok sih! Mana Derry dan Nino, sudah pulang duluan lagi!" keluh Aldo.     

Tin!     

Terdengar suara klakson mobil dari belakang, dan seketika Aldo menengok ke arah belakang.     

Dan ternyata yang berhenti adalah mobil milik Raisa.     

"Loh, itu, 'kan Bu Raisa!" ujar Aldo.     

"Aldo! Buruan masuk!" ajak Raisa.     

"Eh, tapi—"     

"Udah motor kamu di bawa ke bengkel depan aja!" ujar Raisa.     

"Iya! Bu tunggu sebentar ya!"     

Aldo mendorong motornya ke bengkel yang letaknya kebetulan sangat dekat dengan tempat motornya mogok itu.     

Dan setelah meletakkan motor itu ke bengkel Aldo masuk ke dalam mobil Raisa.     

"Eh, Bu Raisa, mau antarkan saya pulang ya?" tanya Aldo.     

"Enggak!"     

"Terus?"     

"Ya aku mau ajak kamu ke restoran Sherly, kan kita udah lama tuh gak ke sana!"     

"Oh, begitu ya,"     

"Kenapa, Do? Kamu sedang ada urusan lain hari ini?" tanya Raisa.     

"Eh, enggak kok, Bu!" jawab Aldo.     

"Yaudah kalau begitu, bisa, 'kan temani aku ke tempat Sherly? Aku yang traktir deh," ujar Raisa.     

"Bkleh kok, Bu!"     

"Udah di luar lingkungan sekolah, Do, kamu boleh panggil aku Kak,"     

"Eh, oya, Kak Raisa,"     

Lalu mobil Raisa pun melaju pergi meninggalkan tempat itu dan ternyata sejak pertemuan mereka berdua tadi sudah di lihat oleh Ayumi.     

Ayumi sengaja diam dan menyuruh sang supir menghentikan laju mobilnya karna dia melihat motor Aldo yang sedang mogok.     

Ayumi hendak menawari Aldo untuk pulang satu mobil dengannya, tapi Raisa malah sudah mendahuluinya.     

Tentu saja hal itu membuat Ayumi menjadi sangat kesal.     

Tapi selain kesal Ayumi juga merasa sangat penasaran dengan Raisa, akhirnya Ayumi mengikutinya mobil milik Raisa untuk mengetahui seberapa dekat antara Raisa dan Aldo.     

Dan tak berselang lama mobil mereka Raisa berhenti di restoran milik Sherly sahabatnya.     

Ayumi juga langsung menyuruh berhenti supirnya, lalu secara diam-diam Ayumi juga masuk ke dalam restoran itu untuk memantau lebih dekat Raisa dan Aldo.     

"Bahkan mereka berdua secara terang-terangan pergi ke restoran berdua saja!" ujar Ayumi.     

Diam-diam Ayumi duduk di salah satu bangku pengujung dan memandangi Raisa, Aldo, yang sedang asyik mengobrol.     

"Bahkan mereka sudah tampak tak canggung, apa artinya mereka sudah saling kenal sejak lama?" ujar Ayumi yang mukai bertanya-tanya.     

Lalu di saat dua sejoli itu sedang asyik bercerita dan bercanda tiba-tiba Sherly datang dan menghampiri mereka berdua.     

"Hai pasangan yang sedang hangat-hangatnya!" ledek Sherly seraya berjalan menghampiri Raisa dan Aldo.     

"Ah, dasar! Biang gosip!" cerca Raisa mengatai sahabatnya itu.     

"Ih, masa di katain biang gosip, aku ini peramal cinta tahu!" jawab Sherly dengan penuh percaya diri.     

"Haha! Kalian itu kalau bertemu selalu bertengkar terus!" ledek Aldo.     

"Ya, habisnya pacar kamu tuh, orangnya sensitif banget," keluh Sherly.     

"Ih, emang bener sih sekarang jadi biang gosip, aku dan Kak Raisa, itu gak pacaran lo!" ucap Aldo.     

"Ih, kalian itu kompak banget ngatain aku biang gosip, apa karna kalian memang berjodoh ya!"     

"Eh, kumat lagi deh!" cerca Raisa.     

"Haha!"     

Sedangkan Ayumi masih memandangi Aldo dan yang lainya dengan tatapan kesal dan cemburu.     

"Rupanya mereka tidak berpacaran, tapi sayangnya mereka berpeluang untuk berpacaran sungguhan," gerutu Ayumi yang sangat kesal.     

"Maaf, mau pesan apa, Mbak?" tanya seorang pelayan restoran.     

Seketika Ayumi yang sangat kaget pun langsung kaget dan marah kepada pelayan restoran itu.     

"Eh, Mbak! Bisa enggak sih gak usah bikin kaget orang dan ganggu begini?!" teriak spontan Ayumi.     

Dan seketika teriakan yang tak sengaja itu membuat Raisa dan yang lainnya menjadi melihat ke arahnya.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.