Bullying And Bloody Letters

Berita Hoak



Berita Hoak

0"Kalian itu tidak bisa bicara ya? Atau sedang ada masalah dengan mulut? Sariawan mungkin?" sindir Ayumi seraya tersenyum.     

"Kamu cari tempat lain saja, Ayumi!" ujar Nino,     

"Kenapa?" tanya Ayumi.     

"Ya kami tidak mau melihatmu ada di antara kami bertiga!" jelas Nino.     

"What?!" Ayumi tampak sangat kesal dan tersinggung karna mendengar kata-kata dari Nino.     

Brak!     

Seketika Ayumi yang kesal menggebrak meja yang ada di hadapannya itu, dan membuat Aldo, Nino dan Derry menjadi kaget.     

"Kamu pikir kamu itu siapa berani sekali berkata begitu terhadapku?!" ujar Ayumi, seraya menatap tajam penuh amarah ke arah Nino.     

"Loh, kenapa kamu marah, ini kan sejak tadi memang tempat kami, dan saya ingin kamu pergi, lalu di mana salahnya?" tanya Nino sambil membuka kedua telapak tanganya.     

"Kenapa kamu jadi ketus begini? Bukannya sejak awal kamu itu sudah tergila-gila kepadaku?" tanya Ayumi dengan wajah menantangnya.     

"Iya, aku menyukai kamu sejak awal bertemu, sebelum tahu kalau kamu itu ternyata adalah seorang wanita murahan!" cerca Nino.     

Plak!     

Tamparan dari Ayumi mendarat di pipi bagian kanan milik Nino.     

"Kamu itu bukan lelaki! Mana ada lelaki memiliki mulut sekejam itu kepada seorang wanita yang lemah seperti ku!" ujar Ayumi penuh amarah.     

"Wanita lemah?" Nino tersenyum sinis.     

"Wanita lemah mana ada ynag berani menampar seorang pria?" tanya Nino seraya menyindir.     

"Woy! Stop! Kalian jangan bertengkar di sini!" sergah Aldo.     

Lalu mereka berdua pun berhenti berkelahi, dan orang-orang perlahan-lahan mulai datang menghampiri mereka, untuk mengetahui apa yang menyebabkan mereka menjadi bertengkar.     

"Ayumi! Ada apa?" tanya salah satu teman sekelas mereka yang bernama Ringgo, dan pria ini juga sangat tergila-gila dengan Ayumi.     

"Ringgo! Nino jahat, Ringgo, dia mengatakan aku sebagai cewek murahan!" ujar Ayumi, yang seolah-olah dia sedang dianiaya.     

"Serius?!" tanya Ringgo.     

Lalu Ayumi seketika menganggukkan kepalanya, sambil menangis dan memeluk Ringgo.     

Tentu saja pria itu menjadi tidak terima terhadap perlakuan Nino kepada Ayumi.     

Dia tidak rela gadis pujaannya di sakiti oleh pria lain.     

"Eh, Nino! Kamu itu laki-laki bukan sih? Kenapa kamu sama prempuan kasar begini?!" ujar Ringgo kepada Nino.     

Nino pun hanya tersenyum tipis seraya menggelengkan kepalanya tanpa membalas ucapan teman sekelasnya itu, yang sama sekali tidak tahu pokok dari seluruh permasalahannya.     

Tapi Nino sangat mengakui kecerdikan dan kelicikan dari Ayumi.     

Dia itu belum lama di Pratama Jaya High School, tapi perlahan-lahan, dia sudah hampir mengusai sekolah itu. Dia bisa berakting dan membuat semua orang seolah-olah percaya bahwa dia adalah korbannya.     

"Kamu itu, cewek yang jago berakting ya?" cerca Nino seraya tersenyum menghina kepada Ayumi     

Dan Ringgo pun kembali tak terima dengan perlakuan Nino terhadap Ayumi.     

"Dasar cowok kurang ajar! Berani ya kamu menghina Ayumi?!" tukas Ringgo.     

Dan Ringgo sudah bersiap-siap untuk menampar Nino.     

Tapi dengan segera Ayumi pura-pura menghentikannya, lalu segera mengajak Ringgo pergi dari tempat itu.     

"Udah! Udah! Ringgo! Kita pergi aja yuk!" ajak Ayumi.     

"Tapi, Yumi?!"     

"Udah ayo, Ringgo! Aku gak mau kamu bertengkar dengan pria jahat itu!" ujar Ayumi, seraya menarik tangan Ringgo, lalu mengajak Ringgo pergi dari ruangan kantin.     

"Kita mau kemana sih?!" tanya Ringgo yang tanggannya masih di tarik oleh Ayumi.     

"Ya kita pergilah dari tempat ini! Jangan bertengkar dengan dia! Nanti kamu bisa mendapat masalah dari sekolahan!" tukas Ayumi, masih pura-pura melarang Ringgo untuk berkelahi dengan Nino.     

"Memangnya kenapa?! Cowok macam Nino itu memang pantas untuk di hahajar! Dia itu cewok kurang ajar!" cerca Ringgo.     

"Gak apa-apa! Aku udah maafin dia," jawab Ayumi.     

Mendengar ucapan Ayumi itu membuat Ringgo semakin terpesona dengan Ayumi, dia menggoda Ayumi seorang gasis cantik yang baik hati dan pemaaf.     

"Aku sangat kagum sama kamu, Ayumi!" ucap Ringgo.     

"Thanks, Ringgo," jawab Ayumi dengan senyuman manis namun aslinya sangat terpaksa.     

"Aku heran kenapa, si Nino. Itu sampai setega itu sama gadis sebaik kamu,"     

"Ah, kalau soal itu, mungkin karna Nino, cemburu dan dendam kepadaku, sebab aku sudah menolak persaannya, karna selama ini aku suka sama Aldo sahabatnya," jelas Ayumi yang mengada-ngada.     

"Jadi kamu suka sama, Aldo?" tanya Ringgo yang kaget.     

"Iya, aku sukanya sama Aldo, tapi dia tidak suka sama aku, yasudah aku memilih diam tapi bukan berarti aku harus menerima Nino, 'kan?"     

"Iya, kalau begitu, bagimana kalau kamu pacaran sama aku aja? Aku lebih baik dari Aldo dan tentunya aku juga jauh lebih baik dari Nino," ujar Ringgo dengan penuh percaya diri.     

"Ah, begitu ya? Tapi maaf, aku belum bisa mengatakan perasaanku kepadamu saat ini, mungkin suatu hari nanti ya," ujar Ayumi sambil tersenyum manis, dan seolah memberikan harapan palsu kepada siswa yang bernama Ringgo itu.     

"Baik, tidak masalah! Aku harap kamu segera menyadari, kalau aku ini benar-benar yang terbaik untuk kamu," tukas Ringgo masih dengan penuh percaya diri.     

'Cih, mana mau aku punya pacar cowok macam dia? Iyuuh, males banget. Tapi lumayan sih, bisa buat tameng kalau Nino, mau menjatuhkan ku, dan niat ku masih sama, yaitu mendapatkan Aldo,' batin Ayumi, seraya mengangkat satu alis matanya dan diam-diam menatap Ringgo dengan sinis.     

"Yasudah aku antarkan kamu ke kelas yuk," ajak Ringgo.     

"Ah, boleh," jawab Ayumi.     

Sedangkan di kantin, Aldo dan kedua sahabatnya masih berada di tempat itu.     

Mereka masih asyik menyantap makan siangnya.     

Dan dari situ seluruh penghuni kantin menatap kearah mereka bertiga dan pandangan tertuju kepada Nino.     

Mereka mengira apa yang di ucapkan oleh Ayumi itu benar adanya, dan bahkan sudah ada pesan berantai yang mulai menjelek-jelekkan Nino.     

Tentunya tentang gosip yang mentakan bahwa Nino bertengkar dengan Ayumi saat di kantin tadi di akibatkan oleh Ayumi yang menolak perasaan Cintanya Nino.     

Nino di duga cemburu dan berbuat kasar terhadap Ayumi.     

Pesan berantai itu di mulai dari nomor ponsel milik Ringgo yang mengirimkan ke sebuah grup kelas, hingga ke grup sekolah, dan dengan cepat kabar hoak itu menyebar keseluruh sekolahan.     

Sehingga mereka yang ada di kantin memandang dengan sinis ke arah Nino, lalu mulai menggosipkannya.     

Perlahan Nino mulai menyadarinya, dia juga membuka pesan berantai itu yang juga sudah sampai di nomornya Derry.     

"Ternyata benarkan dugaanku sejak awal, Ayumi itu bukan gadis sembarangan!" ujar Aldo dengan sangat santai.     

"Terus gimana dong, Do! Sekarang mereka semua sudah termakan berita hoak ini? Mereka menjadi sinis dan tidak suka kepadaku?" tanya Nino.     

"Sabar, tenang aja, ini semua tidak akan bertahan lama," tukas Aldo menenangkan sahabatbya itu.     

"Tenang bagimana? Jelas-jelas mereka udah termakan dengan berita bohong dari Ayumi?!"     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.