Bullying And Bloody Letters

Bukan Wanita Seperti Kelihatannya



Bukan Wanita Seperti Kelihatannya

0Klontang!     

Ayumi melemparkan kaleng bekas bir itu ke lantai.     

"Kamu itu laki-laki yang sok jual mahal ya? Beraninya kamu menolakku! Awas saja kalau suatu hari kamu akan menyesal karna sudah menolak berkencan denganku!" ancam Ayumi.     

Nino hanya terdiam seraya menggelengkan kepalanya, dia benar-benar tak menyangka kalau Ayumi adalah tipe wanita yang seperti ini.     

"Pantas saja, Aldo, tidak tertarik kepadamu!" cerca Nino masih sambil menggelengkan kepalanya, sambil melipat kedua tangannya.     

"Apa maksud kamu?!" tanya Ayumi dengan wajah menatang.     

"Yah, aku tidak perlu jelaskan, dan sekarang aku sudah tahu wanita seperti apa dirimu itu! Dan sekarang aku mau permisi pualng dulu ya, Ayumi! Bye!" ujar Nino sesaat sebelum dia pergi.     

"Sialan kamu! Dasar sok jual mahal! Lihat saja suatu hari nanti kamu akan menyesal!" teriak Ayumi yang marah tak karuan.     

Sedangkan Nino terus berlalu pergi meninggalkan rumah Ayumi.     

Dan Ayumi pun yang sedang berada di rumah sendirian, tampak mengamuk sejadi-jadinya di ruang tamu itu.     

Dia tak menyangka seorang pria seperti Nino yang jelas-jelas sangat menyukainya, tapi bisa-bisamya malah menolak dirinya.     

Ini seperti sebuah penghinaan bagi Ayumi, di sini tidak sebebas kehidupannya dulu, tapi di tempat yang dulu dan yang bisa membuatnya merasa bebas saja, dia sudah di usir, dia tidak bisa kembali ke Sydney lagi.     

Setelah keadaan rumahnya begitu berantakan karna Ayumi yang sudah melempar-lemparkan barang, barulah sang ayah datang.     

"Ada apa, Sayang? What wrong? Kamu baik-baik saja?!" tanya sang ayah yang tampak keheranan.     

"Papa, aku lagi kesal banget, Papa! Aku pengen pulang ke Sydney aja, Papa!" keluh Ayumi.     

"No no no! Tidak bisa Ayumi! Kamu tidak bisa kembali ke sana lagi! Masalah kamu cukup besar di sana! Kamu harus tetap stay di sini!" ujar sang ayah.     

"Ah, di sini payah sekali! Aku tidak betah, Papa!"     

"Bertahan! Kamu pasti bisa bertahan! Karna kamu bukan wanita lemah! Ingat anak Papa, tidak boleh lemah!" ujar sang ayah yang mencoba menenangkan Ayumi.     

***     

Esok harinya, Aldo dan kedua sahabatnya tampak berangkat ke sekolah seperti biasanya.     

Tapi raut wajah murung terlihat pada Nino, sejak tadi dia hanya terdiam dan tak banyak bicara dengan kedua sahabatnya itu, padahal kemarin dia baru saja mengantarkan Ayumi, si wanita pujaan hatinya.     

"Hay, Nin! Kenapa sejak tadi kamu diam terus? Kamu sedang ada masalah ya?" tanya Aldo.     

"Iya, Nin? Tumbenan? Biasanya kamu yang selalu paling heboh, lagi pula kamu kan kemarin habis mengantarkan cewek yang kamu sukai, lalu bagaimana kelanjutannya apa yang sudah terjadi? Berhasil enggak?" tanya Derry.     

"Berhasil apanya?" tanya balik Nino dengan ketus.     

"Ya, berhasil dapetin hati Ayumi, tidak?" tanya Derry menegaskan seraya tertawa.     

"Huufft, kacau!" jawab Nino.     

"Wah, kacau bagaimananya?!" tanya Derry lagi yang terlihat sangat antusias dan sangat penasaran.     

"Ya kacau! Ayumi itu tidak seperti yang kamu bayangkan tahu!" jelas Nino.     

"Maksudnya?!" Lagi-lagi, Derry teihat semakin penasaran.     

"Ya pokoknya ...." Nino pun segera menghentikan pembicaraan setelah melihat Ayumi mulai memasuki kelasnya.     

"Pokoknya bagimana?!" tanya Derry yang masih dengan rasa penasarannya.     

"Sssst, orangnya datang, nanti aku ceritakan di kantin," bisik Nino.     

Lalu mereka bertiga pun terdiam lalu memandang ke arah Ayumi yang sedang berjalan santai memasuki area kelas.     

"Pagi, Ayumi,"     

"Wah, Ayumi, tambah cantik aja!"     

"Good morning, Ayumi!"     

"Good morning!" jawab Ayumi sambil tersenyum dengan ramah, hampir semua anak laki-laki di kelas itu terlihat sangat ramah dan semuanya menayapa hangat kepada Ayumi.     

Mereka semua mengidolakan Ayumi, karna sebagai murid baru dia terlihat sangat cantik, anggun, dan fashionable.     

Sehinggakan hal itu membuat mereka sangat tertarik dan ingin mengenal lebih dekat kepada Ayumi.     

Mereka tidak tahu Ayumi, itu gadis yang seperti apa sesungguhnya.     

Ayumi melewati bangku mereka bertiga, dan sesaat dia melihat ke arah Nino, dengan wajah seperti sedang meledeknya. Dan seketika Nino pun langsung membuang muka, dia enggan melihat ke arah Ayumi lagi.     

Dan justru Aldo melihat tajam ke arah Ayumi seraya tersenyum tipis, seperti sedang memamerkan sebuah pesta kemenangan untuk Ayumi.     

Sekarang Nino sudah mengetahui satu hal buruk darinya, meski Nino belum bercerita semuanya kepada Aldo, tapi Aldo mengetahuinya, jika Nino sudah tahu suatu hal tentang Ayumi.     

Dan di saat itu Ayumi kembali menundukkan wajahnya, tatapan Aldo sungguh membuat dirinya tidak berdaya.     

***     

Jam istirahat pun tiba, seperti biasa Aldo dan kedua sahabatnya beranjak pergi ke kantin.     

"Ok, tadi kamu punya janji sama kita, bisa kamu ceritakan apa yang sudah terjadi kepadamu kemarin saat bersama dengan Ayumi?" tanya Derry kepada Nino     

"Ah, masih prnasaran banget ya, kayaknya kamu, Der?" ujar Nino.     

"Ya tentu saja dong, bagimana aku gak penasaran karna kamu yang awalnya bersemangat mendekati Ayumi, tapi tiba-tiba, jadi gak bersemangat begini," ujar Derry.     

"Do, kamu kok gak sepenasaran, Derry, sih?" tanya Nino kepada Aldo.     

"Enggak, tuh!" jawab Aldo singkat.     

"Aih, Nino, buruan cerita! Gak usah ngurusin si Aldo!" paksa Derry, yang sudah tidak sabar lagi.     

"Oh, ok kalau begitu, jadi Ayumi itu adalah seorang gadis yang tidak seperti kita bayangkan, anggun, baik hati, lemah lembut, dan tentunya pantas untuk di kejar,"     

"Terus apa yang membuat Ayumi, menurut kamu tidak pantas untuk di kejar?" tanya Derry.     

"Ya, dia itu hanya wanita murahan yang dengan mudah di tiduri oleh para pria," jelas Nino.     

"What?! Serius kamu ngomong begitu?!" Derry terlihat sangat syok dan tidak percaya.     

"Yah, seriuslah! Aku kan udah membuktikannya sendiri! Dan bayangkan, Der! Secara terang-terangan dia bilang tidak menyukai ku, tapi dia mengajakku kencan?"     

"What?!"     

"Yah, dan dia gadis perokok dan peminum alkohol, di usianya yang masih belia! Aku pikir dia bukan pindah ke Pratama Jaya High School! Tapi karna dia di keluarkan dari sekolah lamanya yang ada di Sydney!"     

"Wah, itu sih, sejak kemarin yang di katakan oleh Aldo!" sahut Derry.     

"Serius?! Terus kenapa kalian gak bicara sama aku?!"     

"Yah, kamu sepertinya terlalu tertarik sama Ayumi, jadi aku tidak mau mengacaukannya!" jelas Aldo.     

"Ah, entahlah!"     

Dan di saat mereka sedang asyik mengobrol dengan penuh percaya dirunya tanpa rasa malu, Ayumi berjalan mrndekat ke arah mereka bertiga.     

"Hay! Apa aku holeh gabung?" tanya Ayumi sambil tersenyum.     

Tapi mereka bertiga sama sekali tidak menanggapi Ayumi, bahkan mereka tidak mengatakan iya atau pun jangan.     

"Kalian itu tidak bisa bicara ya? Atau sedang ada masalah dengan mulut? Sariawan mungkin?" sindir Ayumi seraya tersenyum.     

"Kamu cari tempat lain saja, Ayumi!" ujar Nino,     

"Kenapa?" tanya Ayumi.     

"Ya kami tidak mau melihatmu ada di antara kami bertiga!" jelas Nino.     

"What?!"     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.