Bullying And Bloody Letters

Masa Kelam Ayumi



Masa Kelam Ayumi

0"Udah-udah! Aldo, gak apa-apa, lagian dia kan gak sengaja," tukas Raisa yang menyela pembicaraan mereka berdua.     

"Tapi, dia itu sengaja, Bu!" sahut Aldo.     

"Do, kamu jahat banget sih, aku bener-bener gak sengaja, Aldo!" sahut Ayumi yang membela dirinya sendiri.     

"Yakin gak sengaja?!"     

"Udah, Aldo! Sekarang kalian bubar ya!" sergah Raisa.     

Dan Ayumi pun diam-diam tersenyum tipis karna sudah berhasil membuat baju Raisa manjadi basah.     

Dan bahkan dia merasa lebih menang, karna Raisa tidak memarahinya.     

'Aldo, Aldo, ada gadis secantik aku tapi tertarik dengan wanita seperti ini' cerca Ayumi dalam hati.     

Aldo dan Ayumi kembali duduk di bangku semula.     

Lalu Aldo segera mengambil ponselnya yang sempat tergeletak di meja, lalu dia pergi meninggalkan teman-temannya.     

"Loh, Do, kamu mau kemana?!" tanya Derry.     

"Mau ke kelas!" jawab Aldo dengan ketus.     

"Duh, Aldo marah ya sama aku?" tukas Ayumi dengan wajah yang pura-pura bersedih.     

"Ah, gak apa-apa kok Aldo, suka begitu, dia itu orangnya emang kaku, tapi kalau udah kenal asik kok," ujar Nino yang menenangkan Ayumi.     

"Yasudah, aku kemabli ke kelas juga ya!" tukas Ayumi.     

"Loh, kok jadi ikutan pergi sih?!" tanya Nino.     

"Iya! Mendadak aku jadi gak nafsu makan, bye, Nino! Bye, Derry!" Ayumi melambaikan tangannya.     

"Bye, Ayumi!" sahut Derry seraya melambaikan tangannya juga.     

"Yah, ngapa dia juga ikutan pergi sih," gerutu Nino.     

"Sabar, Nin, yang ini kayaknya juga bukan jodoh kamu deh," tukas Derry seraya mengusap-usap pundak Nino.     

Dan Nino segera menepis tangan sahabatnya itu.     

"Ah, sok tahu kamu itu, Der!" sangkal Nino yang tak terima.     

"Percaya deh, Nin, tu cewek naksir sama, Aldo, bukan sama kamu,"     

"Kalau soal itu aku juga sudah tahu sih, dari awal bertemu dia udah melirik ke arah Aldo, terus," jawab Nino.     

"Tu, 'kan, kamu sendiri juga udah tahu, terus kenapa kamu masih menyangkal kalau ternyata dia itu bukan calon pacar kamu,"     

"Eh, kalau soal itu, belum tentu juga, Der! Bisa aja dong suatu hari, si Ayumi yang cantik itu suka sama aku!"     

"Hahhaha! Iya, juga sih, tapi aku gak yakin sih,"     

"Ah, kamu itu sama teman juga, dukung kek! Jangan bikin orang jadi down!"     

"Hehe! Iya! Iya! Kalau begitu kamu yang semangat ya, Nino, sahabat ku yang gak tahu malu!"     

"Ah, basi banget! Ucapan kamu itu!"     

Sementara itu, Aldo tampak duduk di dalam kelas, sambil mengotak-atik ponselnya memainkan geme favoritnya.     

Dan tepat saat itu tiba-tiba, Ayumi datang menghampirinya, sambil membawakan satu bungkus besar biskuit, yang baru saja dia beli di kantin tadi.     

"Kamu gak lapar, Aldo?" tanya Ayumi dengan suara yang lembut.     

Dan Aldo sesaat melirik ke arah Ayumi, dengan tatapan yang sangat sinis.     

"Aldo, kamu marah ya sama aku?" tanya Ayumi.     

Tapi Aldo, sama sekali tidak menanggapinya.     

"Ini buat kamu," ujar Ayumi, seraya menaruh biskuit itu tepat di depan Aldo.     

"Jangan lupa di makan ya," perintah Ayumi kepada Aldo.     

Masih juga terdiam, Aldo enggan menanggapi pembicaraan Ayumi.     

Entah menagapa sejak pertama kali bertemu dengan Ayumi, Aldo memang sudah tidak tertarik, bahkan tiba-tiba muncul perasaan benci kepada Ayumi, dia merasa memiliki firasat yang sanagat kuat, bahwa Ayumi itu bukanlah gadis baik-baik.     

Sepertinya Ayumi adalah gadis jahat yang berkedok menjadi wanita lemah.     

Apa lagi, setelah kejadian Ayumi yang dengan sengaja menumpahkan minuman ke pakaian Raisa, membuatnya yakin kalau Ayumi benar-benar bukan gadis baik-baik, dan firasatnya saat ini itu benar adanya.     

"Aldo, harus berapa kali sih, aku bicara, bahwa aku itu tidak sengaja menumpahkan minuman itu?" tanya Ayumi, masih dengan wajah memelas dan sok lemahnya.     

"Dan harus berapa kali juga aku berkata bahwa aku tidak percaya!" tegas Aldo.     

"Yah, soal itu terserah kamu, Do. Tapi aku sudah bicara dengan sunujur-jujurnya,"     

"Oh, iya! Ayumi, boleh aku tanya kepadamu?"     

Dan Ayumi pun seketika tersenyum penuh bahagia, karna sepertinya Aldo, mau mengajaknya berbicara.     

"Iya, Aldo! Tanyakan saja, aku akan dengan senang hati menjawabnya!" ujar Ayumi penuh antusias.     

"Baik aku mau bertanya, apa alasan kamu pindah dari Sydney, ke Indonesia?" tanya Aldo.     

Dan seketika Ayumi terdiam sesaat, seperti ada sesuatu yang di rahasiakan oleh dirinya, terkait kepindahannya dari Sydney ke Indonesia.     

"Loh, kok diam? Tadi katanya akan menjawab pertanyaan ku dengan senang hati," sindir Aldo.     

"Eh, kalau soal itu, aku pindah karna memang ayahku pindah ke Indonesia, terus kenapa?" jawab Ayumi.     

"Oh, begitu ya? Aku pikir ada sesuatu hal yang sangat rahasia sehingga membuat mu menjadi sangat sulit menjawabnya," sindir Aldo.     

'Ah, sialan! Kenapa Aldo, berbicara begitu sih! Masa iya aku bakalan jujur kalau aku pindah ke Indonesia karna di keluarkan dari sekolah di sana!' batin Ayumi.     

"Ayumi!"     

"Iya, Do! Ada apa?"     

"Ah, enggak, cuman manggil aja, habisnya kamu diam aja!" ujar Aldo.     

"Ah, masa sih?"     

"Iya, kamu kelihatan sangat aneh, gara-gara aku bertanya soal kepindahan sekolah mu dari Sydney ke Indonesia,"     

"Ah, enggak juga, mungkin itu sih hanya perasaan kamu saja, Aldo!"     

"Oya? Oh mungkin iya juga ya," ujar Aldo seraya tersenyum sinis karna Aldo sangat curiga dengan apa yang di ucapkan oleh Ayumi baru saja, karna dia tahu pasti Ayumi sedang menyimpan sesuatu yang entah apa itu tapi yang jelas sangat rahasia dan menyangkut kehidupan kelam Ayumi.     

"Yasudah, sepertinya kamu sedang tidak mau di ganggu ya?" tanya Ayumi.     

"Emmm, sepertinya begitu," jawab Aldo dengan jujur.     

"Baik, kalau begitu, aku mau pergi dulu, aku mau menyusul Nino dan Derry di kentin," ujar Ayumi.     

Lalu tanpa menunggu jawaban dari Aldo Ayumi pun langsung beranjak pergi meninggalkan Aldo.     

Ayumi tahu bukan hal baik berlama-lama dengan Aldo saat ini.     

Karna rahasia buruknya ketika bersekolah di Sydney akan segera terbongkar.     

Sebenarnya kepindahan Ayumi dari Sydney ke Indonesia karna dia di keluarkan dari sekolah lamanya.     

Dia di tetapkan sebagai tersangka penyekapan seorang gadis remaja, yang juga seorang teman sekelasnya di dalam sebuah gudang.     

Ayumi melakukan bullying terhadap gadis itu, di karnakan gadis itu sudah merebut posisinya sebagai seorang ketua kelas.     

Dan tak hanya itu, Ayumi, juga pernah terjerat kasus narkoba, di sekolahnya.     

Di duga dia memakai narkoba jenis ganja, yang di pakai berpesta dengan teman-temnanya.     

Seluruh teman-temannya tertangkap dan masuk panti rehabilitasi, tapi Ayumi berhasil bebas.     

Dan berkat orang tuanya yang termasuk orang berpengaruh di sana serta memiliki banyak uang, akhirnya Ayumi berhasil terselamatkan dari kasus itu, lalu orang tua Ayumi melarikan Ayumi ke Indonesia dan menyekolahkanya di sana.     

Hal itulah salah satu rahasia masa kelam Ayumi yang selama ini sedang ia tutup-tutupi dari Aldo dan yang lainnya.     

Tapi nampaknya Aldo bukanlah orang yang muda di bohongin, Aldo sangat peka dan muda curiga.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.