Bullying And Bloody Letters

Murid Baru Yang Menyebalkan



Murid Baru Yang Menyebalkan

0"Hallo, namaku, Ayumi, senang berkenalan dengan mu," tukas Ayumi.     

Dan mendapat sebuah sambutan yang baik dari Ayumi membuat Nino menjadi sangat bahagia.     

"Tuh, 'kan, dia gak sombong," lirih Nino di telinga Derry.     

Dan melihat hal itu membuat Derry juga tidak mau menyia-nyiakan kesempatan, dia juga segera menyodorkan tangannya ke arah Ayumi.     

"Hay, Ayumi, perkenalkan nama aku, Derry," tukas Derry dengan senyuman manis dan sangat ramah.     

Ayumi kembali menyambut tangan Derry, dengan senyuman manisnya walau hanya sebuah senyuman palsu.     

Berharap setelah ini, Aldo juga akan mengulurkan tangan kepadanya lalu mengajaknya bersalaman dan berkenalan, tapi ternyata tidak.     

Ayumi sudah menunggunya cukup lama, tapi Aldo tidak juga menyambut uluran tangannya itu.     

'Ah, sialan, kenapa dia tidak mngajakku berkenalan?' batin Ayumi yang kesal bertanya-tanya.     

Meskipun Ayumi tidak berbicara tentang perasaan kesalnya terhadap Aldo, yang tidak juga mengajaknya berkenalan, tapi Nino, mengetahuinya.     

Dan dengan segera Nino menyikut tubuh Aldo, tepat di bagian tulang rusuk, lalu menyuruh Aldo, agar mau mengajak Ayumi berkenalanan.     

"Ayolah, Aldo, ajak dia berkenalan," bisik Nino di telinga Aldo.     

Dan tentu saja Aldo menolaknya, karna Aldo sedang sibuk mengerjakan tugasnya.     

"Ayolah, Do, please," pinta Nino sekali lagi.     

"Ih, kamu ini apa-apaan sih, kalau mau kenalan, ya kenalan aja, gak usah maksa-maksa orang," keluh Aldo.     

"Aldo, please, kasihan dia loh," mohon Nino.     

Dan akhirnya dengan perasaan yang terpakaa, Aldo pun mau mengulurkan tangannya ke arah Ayumi, dan hal itu sontak membuat Ayumi mrnjadi angat bahagia sekali, karna akhirnya yang di tunggu-tunggu mau juga mengajaknya berkenalan.     

"Hay, nama aku, Aldo, boleh kenalan?" tanya Aldo seraya mengulurkan tangannya.     

Dan dengan segera Ayumi langsung menjabat tangan Aldo.     

"Boleh, nama aku, Ayumi, dan senang sekali aku berkenalan dengan mu," ujar Ayumi dengan antusias.     

Aldo hanya menanggapinya dengan sebuah senyuman tipis yang sangat terpaksa.     

"Yasudah, aku, mau lanjutin tugas aku," ujar Aldo.     

"Ok, Aldo!" jawab Ayumi penuh semangat.     

Sedangkan Nino hanya bisa gigit jari, karna terlihat jelas kalau Ayumi itu sangat tertarik kepada Aldo.     

Padahal yang sangat tertarik dengan Ayumi adalah dirinya, tapi entah mengapa Ayumi malah sangat tertarik dengan Aldo, yang jelas-jelas sama tidak ada rasa sedikit pun terhadap Ayumi.     

***     

Jam istirahat telah tiba, seluruh siswa berhamburan lari menuju kantin sekolahan, tak terkeculai dengan Aldo dan kedua sahabatnya yaitu, Nino dan Derry.     

"Kalian mau makan apa?" tanya Aldo kepada Nino dan Derry.     

"Emm ... enaknya makan apa ya?" ujar Nino sambil garuk-garuk kepalanya.     

Lalu di saat mereka sedang asyik mengobrol dan memilih menu makan siang hari ini, tiba-tiba saja Ayumi datang menghampiri mereka bertiga.     

"Hay semuanya?" sapa Ayumi dengan sangat ramah.     

"Hay, Ayumi!" sahut Nino penuh antusias.     

"Aku boleh gabung, 'kan?" tanya Ayumi.     

"Ya boleh dong, masa enggak! Buat Ayumi, sudah pasti apa aja boleh," jawab Nino.     

"Thanks, Nino," ujar Ayumi.     

Ayumi kembali melirik ke arah Aldo, tapi lagi-lagi Aldo sama sekali tidak mau melirik ke arahnya dan malah asyik mengotak-atik ponselnya.     

"Aldo, kamu kayaknya lagi sibuk banget, ya?" tanya Ayumi.     

Dan sejenak Aldo menghentikan pekerjaannya sesaat lalu melihat ke arah Ayumi.     

"Kamu lagi sibuk banget ya, Do?" tanya Ayumi sekali lagi.     

"Iya!" jawab Aldo singkat.     

Meski terlihat bahwa Aldo sama sekali tidak meresponya, tapi Ayumi tetap berusaha untuk tidak menyerah mencari perhatian Aldo.     

"Aldo, makanan yang paling enak di kantin sekolah ini apa ya?" tanya Ayumi.     

"Boleh aku pilihkan?" tanya Nino seraya menarik buku menu milik Ayumi.     

"Jangan! Aku maunya di pilihin sama, Aldo aja," ujar Ayumi.     

Dan seketika, Aldo menaruh ponselnya dengan sangat kasar di atas meja.     

Lalu dia melirik ke arah Ayumi.     

"Tapi, yang paling paham soal makanan di kantin ini itu Nino!" tegas Aldo.     

"Tuh kan, Aldo aja bilang gitu," sahut Nino penuh bangga, dan seketika wajah Ayumi terlihat sangat kesal.     

'Kurang ajar banget ni cowok kenapa sok jual malah banget sih!' batin Ayumi yang kesal terhadap tingkah Aldo.     

Saat mereka sedang asyik mengobrol tiba-tiba terlihat Raisa sedang memasuki area kantin.     

Dan tentu saja hal itu membuat mata Aldo enggan berkedip.     

Dia benar-benar sudah jatuh cinta kepada kepala sekolahnya, hanya saja semenjak peristiwa perjodohan yang di bicarakan oleh Rima saat itu, membuat Aldo merasa sangat malu ketika bertemu dengan Raisa.     

Dan hal itu membuatnya menjadi jaga jarak dengan Raisa.     

Menjaga jarak dengan Raisa membuat Aldo merasa sangat rindu dengan Raisa. Tapi apalah daya, Aldo sangat malu untuk mengakuinya.     

"Woy, Aldo! Udah dong ngelihatnya biasa aja!" ledek Derry.     

'Kenapa tatapan, Aldo, kepada kepala sekolah itu terlihat berbeda? Apa dia suka dengan kepala sekolah itu?' batin Ayumi.     

"Bu Raisa, emang selalu tampil cantik ya?" ujar Derry yang memuji Raisa.     

"Pastinya, dia selalu tampil cantik anggun dan dewasa," imbuh Aldo yang terlihat sangat terpeseona memenatap ke arah Raisa.     

'Jadi benar, dia itu menyukai kepala sekolahnya sendiri? Dia itu cowok macam apa? Seleranya payah sekali' batin Ayumi.     

Aldo terus tersenyum menatap ke arah Raisa, sedangkan Ayumi terlihat sangat kesal melihatnya.     

Dan tanpa berpikir panjang Ayumi langsung beranjak dari kursinya seraya mengambil gelas berisi minuman milik Nino.     

"Nino bagi ya?" tanya Ayumi.     

"Iya, Ayumi," jawab Nino.     

Dan dengan segera Ayumi berjalan ke arah Raisa, lalu dia menabrakkan dirinya kepada Raisa, hingga membuat Raisa pun terjatuh lalu bajunya terkena minuman yang dipegang oleh Ayumi.     

"Aduh hati-hati dong kalau jalan!" ujar Raisa yang tampak sangat kaget.     

"Iya, Bu, maaf, saya gak sengaja," sahut Ayumi dengan wajah yang pura-pura merasa sangat bersalah.     

"Yasudah tidak apa-apa," tukas Raisa seraya berdiri dan membersihkan bajunya yang terkena minuman itu.     

"Dasar, Cewek Sialan!" umpat Aldo, dan segera Aldo berjalan mendekat ke arah Raisa serta Ayumi.     

"Lain kali hati-hati, dong! Kayaknya kamu sengaja ya, numpahin minuman itu ke tubuhnya, Bu Raisa?" tuduh Aldo.     

"Ih, enggak kok, Aldo! Aku beneran gak sengaja!" ujar Ayumi, dan berpura-pura sedang bersedih.     

"Udah-udah! Aldo, gak apa-apa, lagian dia kan gak sengaja," tukas Raisa yang menyela pembicaraan mereka berdua.     

"Tapi, dia itu sengaja, Bu!" sahut Aldo.     

"Do, kamu jahat banget sih, aku bener-bener gak sengaja, Aldo!" sahut Ayumi yang membela dirinya sendiri.     

"Yakin gak sengaja?!"     

"Udah, Aldo! Sekarang kalian bubar ya!" sergah Raisa.     

Dan Ayumi pun diam-diam tersenyum tipis karna sudah berhasil membuat baju Raisa manjadi basah.     

Dan bahkan dia merasa lebih menang, karna Raisa tidak memarahinya.     

'Aldo, Aldo, ada gadis secantik aku tapi tertarik dengan wanita seperti ini' cerca Ayumi dalam hati.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.