Kaisar Dewa Sang Pemukul Surga

Marah Part 1



Marah Part 1

0Berbeda dengan tempat lain di mana setiap bangunan memiliki tanah mereka sendiri dan berjarak saling berjauhan satu sama lain, tempat di mana Qin Tian dan Lan Yueli menatap sebenarnya adalah sebuah desa yang cukup besar yang tampak seperti itu dapat menampung hingga sepuluh ribu orang.     

Apa yang berbeda dari desa itu adalah, itu sebenarnya memiliki formasi pelindung yang menutupinya.     

Tentu saja, jika hanya itu masalahnya, Qin Tian dan Lan Yueli tidak akan merasa marah. Mereka paling-paling hanya akan merasa bingung mengapa ada tempat seperti itu di sekte ini.     

Namun, yang mereka lihat di sana, di pintu masuk desa tersebut. Orang-orang Transenden yang Qin Tian rasakan sebelumnya sebenarnya berjaga di sana dan setiap kali ada murid baru yang ingin memasuki desa tersebut, mereka terlihat membayar sesuatu terlebih dahulu pada murid-murid Transenden itu.     

Qin Tian melihat beberapa orang yang tampaknya tidak mampu membayar secara langsung ditendang wajah mereka oleh murid-murid Transenden yang menjaga pintu masuk desa.     

Selain itu, Qin Tian juga melihat kalau murid-murid yang ingin memasuki desa itu sebenarnya terlihat kelelahan. Mereka tampak baru selesai melakukan sesuatu yang berat.     

"Apakah ini penangkapan?" Qin Tian bertanya-tanya dengan wajah bingung.     

"Kupikir desa itu mungkin sejenis tempat aman untuk mereka yang terus diganggu dan tidak bisa bertahan di tempat biasa." Lan Yueli yang menebak-nebak menjawab.     

"Jadi begitu. Ini jelas bukan hanya sekedar gangguan biasa. Kupikir murid-murid baru sebelum kita tidak akan diganggu sampai seperti itu."     

"Yah, mereka pasti diperintahkan oleh seseorang."     

"Ayo pergi, aku ingin tahu siapa itu yang begitu berani."     

Sebagai pemimpin diantara murid-murid baru, Qin Tian merasa kalau wajahnya ditampar tiga kali ketika dia melihat orang-orang yang mengikutinya diperlakukan seperti itu.     

Qin Tian yang merasa kehilangan banyak wajah dengan cepat terbang menuju pintu masuk desa di mana orang-orang Transenden berada.     

Saat ini, di tempat itu, ada sekitar lima belas orang Transenden. Sepuluh orang masih di lapisan pertama Transenden sementara lima sisanya sudah mencapai lapisan kedua.     

Ketika mereka menjaga pintu masuk desa, mereka bahkan tidak mengurangi momentum mereka saat mereka mencoba menindas murid-murid baru itu.     

Diantara murid-murid baru itu, salah satunya bahkan ada Putri dari Kekaisaran di wilayah Floating Cloud.     

Ketika para bajingan Transenden melihat Putri dengan tempramen bangga dan menyendiri, salah satu dari mereka tidak tahan untuk tidak mengganggunya.     

"Hei gadis, Batu Spiritual yang kamu bayar ternyata masih kurang." Kata salah satu pria Transenden dengan ekspresi yang membuat Putri itu merasa ingin menendang kepalanya.     

"Apa maksudmu, apakah kau mencoba menipu?" Putri yang merasa kalau dia sudah membayar dengan harga penuh tidak bisa tidak marah saat mendengar kata-kata bajingan itu.     

"Tapi ini memang benar-benar kurang." Jawab pria itu sambil menunjukkan batu spiritual yang baru diserahkan si Putri.     

Melihat batu spiritualnya di tangan bajingan yang tiba-tiba berkurang hampir setengah, wajah cantik si Putri langsung berubah menjadi hijau dan ungu karena marah.     

"Kau pikir siapa yang coba kau tipu." Orang-orang yang melihat tindakan pria itu tidak bisa tidak mengutuk dalam hati.     

Bagaimana orang itu bisa tanpa malu-malu menggunakan trik kecil seperti itu diantara para kultivator. Apakah dia menganggap mereka manusia biasa yang tidak memiliki kekuatan.     

Orang itu jelas ingin menipu si Putri.     

"Ha-ha-ha gadis, karena batu spiritual yang kamu bayar masih kurang, kamu tidak bisa memasuki desa ini." Dia menatap Putri yang tampak sudah kelelahan dengan senyum yang tampak seperti bukan senyum.     

"Bagaimana dengan ini, bagaimana jika kamu menemani kakak ini. Jika kamu mau, kamu bahkan bisa tinggal di tempat kakak ini."     

Ketika pria itu akhirnya menunjukkan tujuannya yang sebenarnya, orang-orang hanya bisa mendesah pahit sambil menatap si Putri dengan belas kasihan.     

Meskipun mereka ingin menyelamatkan kecantikan yang malang ini, tidak ada yang bisa mereka lakukan tanpa kekuatan.     

Sang Putri yang menjadi target pria itu terhuyung-huyung karena marah.     

"Pangeran Qin pasti tidak akan membiarkanmu pergi." Dia berkata dengan mata penuh kebencian.     

Jika yang terburuk benar-benar terjadi, dia lebih suka mati daripada harus menjadi mainan pria ini.     

Meskipun dia tidak dekat dengan Pangeran Qin, mereka masih berasal dari wilayah yang sama pada akhirnya. Si Putri itu yakin kalau Pangeran Qin pasti akan membalaskan dendamnya.     

Sementara para murid baru penuh dengan harapan ketika nama Qin Tian disebutkan, pria yang mengganggu Putri itu tampak bingung untuk sesaat saat dia memikirkan siapa Pangeran Qin.     

"Oh, bukankah dia jenius baru itu?" Dia berbicara setelah mengingat siapa Qin Tian.     

"Tapi di mana dia? Sudah satu minggu dan aku belum pernah melihatnya." Dia kemudian mengejek sambil memandang ke kiri dan kanan seolah-olah sedang mencari Qin Tian.     

"Bahkan jika dia ada di sini, apa yang bisa dia lakukan pada ayah ini?"     

Pria itu juga memiliki kultivasi lapisan kedua Transenden. Karena itu, dia tidak merasa takut saat nama Qin Tian disebutkan.     

Bagaimana Qin Tian mengalahkan Yi Mu dengan satu pukulan hanya diketahui oleh orang-orang klan Yi. Murid tingkat rendah seperti pria itu tentu saja tidak mengetahuinya.     

"Lihat, dia tidak ada kan?" Dia mengejek sekali lagi.     

Namun, tepat ketika ejekannya baru saja berakhir, suara lain tiba-tiba datang menjawabnya.     

"Aku di sini." Jawab suara itu dengan nada sederhana.     

"Siapa?" Pria itu terkejut.     

Dia memandang ke kiri dan kanan serta ke belakang untuk mencari siapa yang berbicara.     

Sayangnya, tidak ada orang lain yang muncul.     

Whooss...     

Namun ketika dia kembali mengalihkan wajahnya ke depan, apa yang dia lihat adalah sebuah tinju ramping yang menuju ke wajahnya.     

Meskipun tinju itu tampak kecil, di mata pria itu, dia merasa seperti dia melihat gunung Alasta yang jatuh menuju wajahnya.     

Bam...     

Sebelum dia bahkan bisa terkejut, tinju itu sudah mencapai wajahnya. Itu mengenai hidungnya yang langsung remuk ketika menerima pukulan.     

Whooss...     

Pria itu kemudian terlempar ke belakang dan membentur keras formasi pelindung desa sehingga menyebabkan seluruh desa yang dapat menampung sepuluh ribu orang terguncang.     

Tentu saja, jika bukan karena dia menabrak formasi pelindung desa, dia mungkin sudah terlempar hingga seratus kilometer jauhnya.     

Setelah pria itu terlempar, tidak ada satu orang pun di sana yang memperhatikannya karena tatapan mereka saat ini diarahkan pada pemuda tampan yang tiba-tiba muncul tepat di depan si Putri.     

Bahkan para Transenden lainnya juga mengabaikan teman mereka. Mereka tampak tidak peduli apakah dia masih hidup atau sudah mati.     

"Siapa kamu?" Transenden yang tampak menjadi pemimpin mereka langsung berdiri saat dia melihat kemunculan tiba-tiba Qin Tian.     

Bahkan teman yang memiliki kultivasi yang sama dengannya langsung dikalahkan hanya dengan satu pukulan.     

Meskipun dia sedikit lebih kuat daripada temannya itu, dia tahu kalau nasibnya akan sama dengan nasib temannya jika tinju itu juga mengenai wajahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.