Kaisar Dewa Sang Pemukul Surga

Menunjukkan Kekuatan Sekali lagi



Menunjukkan Kekuatan Sekali lagi

0Ketika tiga pemuda dari sekte Seribu Matahari melihat ada tiga orang yang tiba-tiba menghalangi jalan mereka, ekspresi mereka berubah aneh seolah-olah mereka melihat sesuatu yang paling mustahil.     

Hanya dengan aura mereka, orang-orang akan langsung menghindari mereka dengan kepala menunduk.     

Tapi sekarang,,,     

Tiga kentang goreng kecil tiba-tiba datang dan menghalangi jalan mereka.     

Kejutan yang mereka rasakan bahkan lebih besar daripada orang-orang yang menonton.     

Jika bukan karena mereka yang mengalaminya secara pribadi, mereka pasti tidak percaya hal absurd seperti itu bisa terjadi.     

"Brat, apa maksudnya ini? Apakah kamu tahu siapa kita?"     

Salah satu pemuda yang berada di sebelah kanan berbicara dengan mata menyipit sementara auranya sedikit berhembus pada tiga orang penjaga gerbang.     

Meskipun tiga penjaga gerbang itu mencoba untuk tenang, mereka masih tidak bisa menyembunyikan kaki mereka yang gemetaran.     

Terutama saat aura pria itu, yang terasa sangat panas, bertiup di sekitar mereka, tubuh mereka secara langsung dipenuhi dengan keringat seolah-olah mereka baru saja disiram dengan seember air.     

Mereka tidak bisa tidak mengutuk Qin Tian secara diam-diam karena memberi mereka tugas yang begitu buruk.     

Namun mereka tahu; dibandingkan dengan menyinggung tiga pemuda ini, menyinggung Qin Tian ribuan kali lebih buruk. Yah, setidaknya ketika mereka masih berada di dunia ini.     

Dengan paksa menekan ketakutannya, salah satu dari penjaga gerbang kemudian membuka mulutnya.     

"Kalian tidak bisa memasuki kota ini tanpa membayar dengan binatang buas yang masih hidup. Tolong pergi dan kembali lagi ketika kalian memiliki binatang buas." Dia berbicara dengan suara gagap sementara wajahnya menjadi ungu seolah-olah dia baru saja menelan seekor lalat.     

Dia tahu, setelah mengatakan kata-kata itu, kematian adalah nasib terbaik yang bisa dia dapatkan.     

Dia hanya bisa berharap Qin Tian akan membantunya sebelum mereka memukulinya.     

"Ha ha ha ha ha ha ha ha..."     

Kata-kata penjaga gerbang itu tidak membuat ketiganya marah, sebaliknya mereka tertawa-tawa terbahak-bahak.     

Tawa mereka menggema dengan begitu nyaring seolah-olah ada ribuan Guntur yang menghujani bumi.     

Bahkan kota itu sendiri dibuat bergetar hebat sehingga beberapa orang yang lemah tidak bisa berdiri dengan stabil.     

Jika menghalangi mereka adalah hal yang paling absurd yang pernah mereka temui, kata-kata penjaga gerbang itu pasti yang paling lucu yang pernah mereka dengar.     

Mereka bahkan mulai meragukan telinga mereka sendiri karena menurut mereka, tidak mungkin kata-kata seperti itu bisa diucapkan kepada mereka.     

Mata orang-orang yang menonton dari samping terbelalak dan mulut mereka juga terbuka lebar saat mendengar kata-kata penjaga gerbang.     

Mereka juga merasa kalau itu adalah kata-kata paling lucu yang pernah mereka dengar.     

Mereka ingin ikut tertawa tapi karena takut mengganggu tawa ketiga pemuda itu, mereka hanya bisa menggigit lidah mereka agar mulut mereka tidak membuat tawa secara tidak sengaja.     

Namun, itu hanya dilakukan oleh orang-orang yang baru datang ke kota yang belum pernah mendengar tentang Qin Tian.     

Hanya mereka yang melihat apa yang terjadi tiga hari yang lalu yang tahu kalau penjaga gerbang itu tidak mengatakan omong kosong belaka.     

...     

Pemuda yang tampaknya pemimpin mereka kemudian mengulurkan tangannya ke arah penjaga gerbang yang berbicara.     

Meskipun ada jarak beberapa meter antara mereka, tubuh penjaga gerbang itu langsung ditarik, dan dalam sekejap, lehernya sudah berada di cengkraman pemuda itu.     

Melihat penjaga gerbang yang sudah gemetaran, pemuda itu yang bernama Sun Wang tersenyum sinis dan menyeramkan.     

"Brat, bisakah kamu mengatakannya sekali lagi. Tuan muda ini tidak percaya kalau telinganya yang bermasalah." Dia berbicara dengan suara serak.     

Dikombinasikan dengan wajahnya yang terlihat jahat dengan senyum menyeramkannya, orang-orang yang melihatnya tidak bisa untuk tidak menggigil.     

Bahkan ketika bertemu dengan ayah dan leluhur mereka, mereka tidak pernah setakut ini.     

Meskipun mulutnya hampir tidak bisa bergerak, penjaga gerbang itu masih dengan susah payah menjawabnya.     

"Ini adalah aturan Pangeran Qin, jika kalian melanggarnya, kalian akan menyinggung Pangeran Qin."     

Dia hanya bisa menyebut nama Qin Tian.     

Dia berharap Qin Tian akan segera muncul setelah dia menyebut namanya.     

Jika Qin Tian masih tidak muncul bahkan setelah namanya disebut, orang-orang mungkin berpikir kalau dia juga gemetar ketakutan di sudut siapa yang tahu.     

"Pangeran Qin? Siapa itu? Bukankah kota ini dikuasai oleh Mao Hu?"     

Sun Wang tidak bisa tidak terkejut setelah mendengar nama Pangeran Qin.     

Pada awalnya, dia berpikir kalau Mao Hu yang mungkin sengaja membuat masalah untuk mereka karena apa yang dia ketahui, Mao Hu adalah penguasa kota ini.     

Tapi kata-kata yang keluar dari mulut penjaga gerbang itu membuatnya menyadari kalau itu tidak seperti yang dia duga.     

Penguasa kota ini bukanlah Mao Hu, tapi seseorang yang dipanggil Pangeran Qin.     

Tapi bagaimana itu bisa terjadi.     

Dan juga, siapa itu Pangeran Qin? Mengapa dia belum pernah mendengar namanya.     

Satu-satunya kata Pangeran yang pernah dia dengar baru-baru ini hanyalah dari Sun Yun.     

Pada saat itu, Sun Yun belum mengetahui nama Qin Tian sehingga dia hanya memberitahu mereka kalau orang yang memukulinya menyebut dirinya Pangeran.     

'Apakah itu dia?' Sun Wang menebak.     

'Tapi kalau itu dia, lalu apa yang dilakukan Mao Hu?' Dia bertanya-tanya dengan bingung.     

Orang-orang dari sekte Seribu Matahari terkenal karena kesombongan mereka.     

Sebagai salah satu jenius dari sekte Seribu Matahari, dia tentu saja tidak percaya kalau Mao Hu, yang memiliki kekuatan setara dengannya, sudah dipukuli oleh Qin Tian sehingga dia hanya bisa menyerahkan kotanya.     

"Hahaha, Mao Hu dan orang-orang dari klan Mao sudah dipukuli oleh Pangeran Qin. Segera, kalian juga akan dipukuli sampai babak-belur..."     

Sama seperti Sun Wang sedang bingung, penjaga gerbang yang berada dalam cengkramannya tiba-tiba tertawa terbahak-bahak saat dia berbicara.     

Mungkin karena dia terlalu takut karena lehernya dicengkeram oleh Sun Wang sehingga dia kehilangan akalnya dan mengatakan kata-kata kasar seperti itu.     

"Apa?"     

Bukan hanya orang-orang dari sekte Seribu Matahari yang terkejut, mereka yang tidak tahu apa-apa juga terkejut saat mendengar kata-katanya.     

Meskipun mereka sudah mendengar kalau kota ini dikuasai oleh seorang yang dipanggil Pangeran Qin, mereka masih belum tahu seberapa kuat dia.     

Bagaimanapun, tidak semua orang memiliki keberanian untuk membuat masalah dan mendapatkan pelajaran tak terlupakan dari sekelompok Semi-Transenden.     

Satu-satunya yang mereka tahu hanyalah kenyataan kalau dia seorang Semi-Transenden.     

Mereka tidak menyangka kalau yang terakhir sebenarnya memukuli Mao Hu dan orang-orang klan Mao.     

Meskipun mereka tidak tahu siapa Mao Hu, mereka masih tahu apa itu klan Mao.     

Setelah Sun Wang menjadi tenang, matanya menjadi dingin saat dia menatap penjaga gerbang di tangannya.     

"Brat, seseorang dapat memakan apapun yang mereka ingin, tapi tidak dapat berbicara sesukanya! Apakah kamu pikir kata-kata mu bisa menakut-nakuti tuan muda ini?"     

Sun Wang yang menganggap dirinya yang terbaik tentu saja tidak percaya dengan kata-katanya. Sebaliknya, dia merasa kalau kentang goreng kecil ini hanya mencoba untuk menakut-nakutinya.     

Jika kata-kata penjaga gerbang sebelumnya adalah hal paling lucu yang pernah dia dengar, kata-katanya kali ini adalah sesuatu yang tidak akan pernah dia percayai.     

Meskipun dia tidak menganggap dirinya sebagai yang paling berbakat, baginya, tingkat kultivasinya saat ini, sudah tertinggi untuk usianya. Dia tidak percaya seseorang dari Kekaisaran atau Kerajaan belaka bisa melampauinya.     

"Benar, beraninya kamu menipu kami, apakah kamu ingin mati." Pemuda di samping Sun Wang menambahkan dengan suara dingin.     

Orang-orang yang menonton juga mulai mengangguk saat mereka menyadari kalau penjaga gerbang ini mungkin hanya membual untuk menakut-nakuti Sun Wang.     

Tapi dia tampaknya menakut-nakuti orang yang salah.     

Whooss...     

Bam...     

Sun Wang kemudian melemparkan penjaga gerbang di tangannya sebelum menendang dua yang tersisa.     

Setelah itu, dia menatap bagian dalam kota.     

"Yang bermarga Qin, cepat keluar dan temui leluhur ini. Jika kamu tidak keluar, leluhur ini akan merobohkan kotamu." Dia berteriak nyaring ke arah kota sementara auranya yang berwarna kuning keemasan melonjak dan menyelimuti tubuhnya.     

Ketika tubuhnya diselimuti cahaya kuning keemasan, Sun Wang tampak seperti matahari itu sendiri.     

Orang-orang yang melihat Sun Wang tidak bisa menyembunyikan kekaguman mereka.     

"Memang seperti yang kakek katakan; jenius dari sekte hebat bukan seseorang yang bisa dilawan oleh orang-orang seperti kita." Beberapa orang berbisik dengan suara rendah     

Sambil mengatakan itu, mereka memandang ke arah kota.     

Mereka ingin melihat tanggapan orang yang disebut Pangeran Qin. Mereka ingin tahu seberapa kuat dia sehingga dia berani menantang orang-orang dari sekte hebat.     

...     

"Hmph. Hanya denganmu."     

Sama seperti Sun Wang mulai memperlihatkan momentumnya, suara dengusan tiba-tiba menggema dari dalam kota, membuat jantung setiap orang yang mendengarnya berdebar.     

"Kamu masih tidak memenuhi syarat untuk melihat Pangeran ini." Suara itu terdengar sangat agung sehingga orang-orang merasa seperti mereka ingin bersujud ke arah suara itu berasal.     

"Tapi karena kamu menantang Pangeran ini, kamu bisa merasakan kekuatan Pangeran ini." Suara itu melanjutkan.     

Mengikuti suara itu, tekanan yang tak terlukiskan yang terasa seperti langit itu sendiri sedang runtuh, tiba-tiba muncul tepat dari tengah-tengah kota.     

Tepat setelah tekanan itu muncul, sebuah matahari yang ukurannya mencapai sepuluh meter juga muncul di atas langit kota.     

Ketika matahari itu memasuki mata orang-orang, tekanan yang sudah tak terlukiskan menjadi semakin tak terlukiskan seolah-olah ada seorang dewa yang mengirim serangannya ke tempat itu.     

Di bawah tekanan itu, belum lagi yang lain, bahkan energi spiritual yang menyelimuti tubuh Sun Wang langsung didorong kembali ke dalam tubuhnya.     

Meskipun Sun Wang tidak mau mempercayainya, dia tidak bisa membantah kenyataan kalau energi spiritualnya saat ini sedang gemetar hebat seolah-olah mereka telah bertemu leluhur mereka.     

"Bagaimana itu mungkin?"     

Sun Wang dan dua pengikutnya hampir pingsan saat mereka melihat matahari, yang mulai turun menuju ke arah mereka.     

Sementara yang lain terkejut dengan aura Transenden pada matahari, mereka justru terkejut dengan matahari itu sendiri.     

Orang-orang dari sekte Seribu Matahari mungkin ahli dalam teknik Matahari, tapi bagaimana mungkin mereka bisa dibandingkan dengan monster ilahi yang membawa nama Matahari Surgawi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.