Kaisar Dewa Sang Pemukul Surga

Tantangan Qin Tian



Tantangan Qin Tian

0Huh...     

Butuh beberapa waktu bagi Qin Tian untuk menenangkan dirinya setelah mendengar bisikan Lan Yueli.     

Tubuhnya yang ramping dan elegan, ditambah dengan wajahnya yang secantik peri, dapat membuat semua pria gila     

Untungnya, Lan Yueli tidak lagi menggodanya setelah itu sehingga dia bisa menenangkan dirinya.     

Dia mungkin khawatir Yu Siqi tidak bisa menahan dirinya sendiri jika dia terus menggoda Qin Tian tepat di depan matanya.     

Dia tahu, entah itu dari segi kekuatan atau hubungan dengan Qin Tian, Yu Siqi beberapa poin lebih unggul darinya.     

Untuk saat ini, dia masih tidak bisa menjadi musuh dengannya.     

"Lalu apa yang akan kita lakukan selanjutnya, Pangeran Qin?" Dia kemudian bertanya setelah Qin Tian tenang kembali.     

Mendengar pertanyaan Lan Yueli, Qin Tian menyipitkan matanya.     

Pada awalnya, dia ingin melihat-lihat keadaannya terlebih dahulu. Namun, entah mengapa saat ini dia merasa semangatnya tiba-tiba berkobar.     

"Tentu saja kita akan mendatangi mereka secara langsung. Hanya Semi-Transenden tahap tengah belaka, aku bisa meremukkannya menjadi bubur dengan satu pukulan." Qin Tian menjawab dengan acuh tak acuh.     

Yu Siqi dan Lan Yueli, yang sudah tahu kekuatan Qin Tian tidak khawatir dengan keputusannya.     

Wuqi Hao tidak bisa tidak terkejut dengan kata-kata Qin Tian karena dia tahu yang terakhir juga hanya Semi-Transenden tahap tengah.     

Namun, karena dia hanya pengikut, dia memilih tetap diam.     

Melihat tidak ada kekhawatiran di wajah mereka, sangat mungkin bahwa Qin Tian benar-benar dapat meremukkan tuan muda Mao dengan satu pukulan.     

Setelah memutuskan apa yang mereka lakukan, Qin Tian dan yang lainnya kembali menuju kota tanpa membawa satu pun binatang buas.     

Kembalinya kelompok Qin Tian tentu saja menarik perhatian tiga pemuda yang menjaga gerbang kota sebelumnya.     

Ketika mereka melihat Qin Tian dan yang lainnya kembali dengan tangan kosong, mereka tidak bisa menahan perasaan marah.     

"Orang-orang ini benar-benar tidak tahu luasnya langit dan bumi. Apakah mereka pikir mereka bisa melawan tuan muda hanya karena mereka sudah mencapai tahap akhir ranah Spiritual." Salah satu pemuda mencibir saat melihat mereka.     

"Mereka mungkin Pangeran dan Putri dari Kekaisaran Besar, mereka sudah terbiasa merajalela di wilayah mereka." Pemuda lain menambahkan.     

"Ayo kita hampiri mereka. Aku ingin tahu apa yang berani mereka lakukan. Jika mereka benar-benar berani, nasib mereka pasti lebih buruk daripada bocah kecil sebelumnya." Kata pemuda terakhir.     

Setelah kata-katanya, ketiganya segera berjalan menghampiri kelompok Qin Tian dengan wajah dingin.     

Ye Mo yang masih tidak jauh dari gerbang kota juga melihat tindakan Qin Tian dan yang lainnya.     

Melihat mereka, mulutnya terlihat mencibir.     

Mengingat apa yang dia lakukan sebelumnya dan bagaimana orang-orang tuan muda Hao memberinya pelajaran, dia sudah membayangkan nasib yang akan dialami kelompok Qin Tian.     

"Orang-orang ini benar-benar tidak tahu apa yang baik untuk mereka." Dia berkata dalam hati.     

Dia ingin melihat; tindakan seperti apa yang berani dilakukan kelompok Qin Tian.     

Namun, saat dia melihat tiga pemuda yang menjaga gerbang kota tiba di depan kelompok Qin Tian, matanya langsung terbelalak.     

Bam...     

Tiga pemuda itu bahkan belum sempat berbicara sebelum Yu Siqi maju dan menendang wajah mereka.     

Whooss...     

Boom...     

Mereka langsung dikirim terbang, dan dalam sekejap, mereka sudah menabrak salah satu bangunan besar di dekat gerbang kota, menyebabkan bangun itu runtuh seketika, dan mengubur mereka bertiga. Tidak diketahui bagaimana nasib mereka.     

Ada cukup banyak orang yang berkumpul di sekitar gerbang kota.     

Gerakan besar yang dilakukan kelompok Qin Tian tentu saja langsung menarik perhatian semua orang.     

Sambil menunjuk ke arah Qin Tian dan yang lainnya, hiruk-pikuk segera memenuhi tempat itu.     

"Orang lain yang datang untuk membuat masalah." Seorang pria berbicara.     

"Barisan mereka cukup kuat, tidak heran mereka sangat berani."     

"Jadi bagaimana jika mereka sangat kuat. Bisakah mereka menandingi tuan muda Mao dan yang lainnya?" Yang lain menjawab dengan cibiran.     

Qin Tian tidak peduli dengan pikiran orang-orang yang melihat mereka.     

Saat ini dia menatap dingin ke arah pusat kota sebelum berteriak. "Yang dipanggil Mao, cepat keluar, dan tunjukkan pantat kecilmu di sini."     

Qin Tian yang selalu tenang dan bersahaja tentu saja tidak pernah mengucapkan kata-kata vulgar seperti itu.     

Tapi kali ini dia benar-benar ingin menunjukkan dominasinya.     

Teriakan Qin Tian bergema di seluruh kota, membuat orang-orang yang tak terhitung jumlahnya gemetar.     

Mereka tentu saja tidak gemetar karena suaranya, tapi karena kata-kata yang dia ucapkan.     

Mereka tahu, badai besar akan segera menimpa kota kecil yang tenang.     

Beberapa yang lebih pengecut bahkan sudah lari meninggalkan kota karena khawatir terseret ke dalam badai.     

...     

Terletak tepat di tengah-tengah kota, ada sebuah bangunan yang tidak terlalu besar tapi memiliki tampilan yang sangat indah.     

Belum lagi bangunannya, bahkan taman di sekitar bangunan itu masih tampak cantik terlepas sudah berapa lama waktu berlalu.     

Berada di dalam bangunan itu, ada aula yang sangat mewah untuk menikmati hidup.     

Di dalam aula ada sebuah meja persegi dengan banyak makanan mewah di atasnya.     

Di dunia luar, makanan seperti itu mungkin bukan hal yang langka, tapi di dunia ini di mana seseorang harus bertahan untuk hidup, hanya beberapa orang yang bisa menikmati kemewahan seperti itu.     

Ada empat Semi-Transenden yang diketahui di dalam kota, tapi di meja makan itu, sebenarnya ada lima orang.     

Hanya saja, dibandingkan empat orang lainnya yang dipenuhi dengan momentum yang luar biasa, orang yang terakhir tampak sangat menyedihkan.     

Meskipun tidak ada luka serius di tubuhnya, wajahnya sebenarnya sangat terpelintir sehingga hidungnya tampak berada di samping.     

Bahkan ketika kepala orang itu selaras dengan tubuhnya, orang-orang yang melihatnya akan merasa kalau dia sedang memiringkan kepalanya.     

Orang itu tentu Sun Yun yang berhasil melarikan diri dari Qin Tian dengan bantuan harta melarikan diri yang dibuat kakeknya.     

Berada tepat di seberang Sun Yun yang merupakan kursi utama, adalah seorang pria muda dengan kepala botak dan wajah bulat.     

Jika bukan karena fakta bahwa pemuda botak itu dipenuhi dengan momentum yang bisa membuat bahkan seorang ranah Spiritual bersujud, tidak ada yang akan memperhatikannya karena penampilannya yang sangat umum.     

"Tuan muda Mao, kamu harus membantu Yun ini membalas dendam." Sun Yun berbicara pada pemuda itu dengan nada meringis.     

Dia tampak seperti anak kecil yang baru saja digertak oleh sekelompok bajingan.     

"Jangan khawatir tuan muda Sun. Meskipun kita berasal dari dunia yang berbeda, sekte anda dan klan saya selalu berhubungan baik. Menyinggung tuan muda Sun tidak berbeda dengan menyinggung klan Mao saya." Tuan muda Mao yang namanya Mao Hu, menjawab dengan percaya diri.     

Kata-kata Mao Hu langsung membuat gembira Sun Yun yang dipenuhi dendam.     

"Kamu bajingan kecil dari kampung, tunggu saja pembalasan tuan muda ini." Sun Yun diam-diam mengutuk.     

Saat ini, Sun Yun sudah bisa membayangkan bagaimana nasib Qin Tian.     

Jika itu hanya Mao Hu, mungkin masih belum cukup untuk menekan Qin Tian.     

Tapi dia juga sudah menghubungi saudara-saudaranya dari sekte Seribu Matahari untuk meminta bantuan.     

Dalam waktu paling lambat tiga hari, tiga saudaranya dari sekte Seribu Matahari akan mencapai kota ini.     

Dengan delapan Semi-Transenden yang bekerjasama, bahkan jika Qin Tian diberikan sayap dan taring tambahan, dia masih tidak akan bisa bertahan saat melawan mereka.     

"Ngomong-ngomong, bisakah kamu ceritakan tentang bajingan kecil yang membuatmu menjadi seperti ini?" Mao Hu kemudian bertanya.     

Agar seseorang dari benua biasa bisa mencapai levelnya, orang itu tentu saja sangat berbakat.     

Mao Hu tidak sebodoh Sun Yun, dia tahu kalau musuh kali ini bukan seseorang yang bisa diremehkan.     

Pertanyaan Mao Hu membuat suasana hati Sun Yun yang sudah baik menjadi buruk kembali saat dia mengingat bagaimana tinju Qin Tian memukulnya.     

Tinju yang terasa seperti gunung itu membuat Sun Yun gemetar hanya dengan mengingatnya.     

Sun Yun berpikir; jika dia benar-benar menerima tinju itu sekali lagi, dia kemungkinan akan benar-benar kehilangan keberaniannya untuk berkelahi.     

Tapi karena Mao Hu bertanya, dia hanya bisa menjelaskannya.     

"Yang dipanggil Mao, cepat keluar, dan tunjukkan pantat kecilmu di sini."     

Namun, sebelum Sun Yun bisa berbicara, sebuah teriakan tiba-tiba bergema, membuat aula yang awalnya harmonis menjadi dingin.     

Sun Yun yang juga mendengar suara itu langsung bergetar sehingga dia jatuh dari kursinya.     

"Itu dia!"     

Sun Yun berhasil berbicara sebelum tubuhnya jatuh ke lantai.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.