Dominasi Kaisar

Perasaan Masa Lalu



Perasaan Masa Lalu

0Satu makam dan satu orang di dunia yang hening. Angin bertiup perlahan seperti belaian tangan yang lembut ke seluruh tubuh. Sensasi yang hangat serta kesejukannya memberikan perasaan terbuai.     

Li Qiye berbaring di sana dan berbisik dengan nada yang sangat akrab. Tidak ada yang tahu apakah dia itu sedang mengungkapkan perasaannya atau sedang melepaskan beban.     

"Alasan aku tidak mau kembali bukan karena aku tidak bisa melupakan masa lalu. Itu masa lalu." Li Qiye berkata dengan sedikit perasaan tidak berdaya: "Setiap kamu aku datang ke Kota Rainbow, aku hanya bisa mengenang perkataanmu yang tak terlupakan."     

Kesunyian yang panjang berlangsung karena Li Qiye merasa sangat emosional. Dia pun mengangkat kepalanya untuk melihat batu nisan tersebut: "Aku datang kembali untuk mengucapkan selamat tinggal. Perjalananku kali ini akan dipenuhi oleh hal yang tidak diketahui."     

"Di sembilan langit dan sepuluh dunia ini, aku tidak takut kepada Godfiend, Immortal Emperor, atau para dewa, bahkan para tua bangka dari Klan Qian sekalipun tidak akan membuatku takut. Cepat atau lambat, aku akan mengalahkan mereka semua. Aku akan membantai siapapun yang berusaha menghentikanku dan bahkan membantai klan mereka sampai habis!" Li Qiye menyatakan demikian sambil menatap cakrawala.     

Namun, hatinya kembali berduka: "Hal yang tidak pasti hanyalah peperangan besar di ujung dunia. Tidak ada yang tahu tentang nasib dunia ini di masa depan, mungkin zamanku akan abadi...atau akan hancur lebur. Tapi seseorang perlu mengambil langkah akhir tersebut. Aku tidak akan berhenti apapun yang akan terjadi nanti. Tidak, aku tidak bisa dihentikan dan tidak akan terhalangi!"     

"Kau berkata kepadaku bahwa langit itu benar-benar tidak terjangkau dan menjadi semut yang terjebak di dunia ini bukanlah hal buruk." Dia meratapi: "Tapi aku tidak akan menjadi semut! Aku tidak tahan menjadi semut! Baik di Immortal Demon Grotto maupun di ujung dunia, aku akan terus maju meskipun jalan itu tidak ada ujungnya!"     

"Sama seperti ketika kau memintaku untuk menetap. Jawabanku pasti 'tidak akan pernah'!" Dia memancarkan pandangan yang penuh keyakinan: "Di masa lalu, beberapa orang telah mematahkan tulangku, beberapa orang telah menyiksaku dengan berbagai cara, ada juga yang benar-benar menyegel duniaku, dan sebagian lainnya mengejekku dan mencercaku…"     

"Namun banyak juga orang mencintaiku, yang aku cinta, dan mereka yang setia kepadaku...lalu mereka menghilang ditelan waktu...namun musuhku, kawanku, dan bahkan kekasihku, tidak ada yang bisa menghentikanku dari pencapaian akhir perjalanan! Aku akan menjadi sosok abadi atau menjadi abu! Hanya salah satu dari kedua nasib itulah yang akan terjadi kepadaku."     

"Ketika kau bertanya kepadaku mengapa aku tidak menyenangkan diriku sendiri sebagai seorang manusia biasa yang bahagia dan puas, inilah jawabanku. Aku tidak akan membiarkan pendirianku tergoyahkan!" Dia terdiam setelah berkata demikian.     

"Ini mungkin akan menjadi perpisahan terakhir kita. Lain lagi bagi Hong Tian, perpisahan kami akan bergantung pada dirinya. Aku tidak akan menyalahkannya, tapi jika dia menyalahkanku, maka aku juga tidak bisa berbuat apa-apa. Selamat tinggal, Wenxin, gadis yang paling mengerti diriku dan ambisiku." Akhirnya dia menatap batu nisan itu dalam-dalam lalu pergi tanpa pernah menoleh lagi.     

Jian Wenxin adalah nama yang tak terlupakan, nama yang akan selalu berada di hatinya.     

Pada zaman gemilang yang sudah lama terlewati itu, Empress Hong Tian belum naik tahta. Saat itu terdapat banyak jenius pada puncak kekuatan mereka dan sosok-sosok yang hebat. Ada tiga orang gadis yang berkuasa selama zaman tersebut; banyak pria yang telah mereka kalahkan.     

Terdapat kalimat yang tersebar luas untuk menggambarkan ketiga gadis itu: Hong Tian -- Ill-starred Conqueror, Jian Wenxin -- Ocean's Wisdom, Mu Yueli -- Immortal's Legacy.     

Bakat Empress Hong Tian tidak begitu hebat, namun ambisinya tidak mengenal batas. Karena itulah orang-orang mengejeknya dengan berkata "ambisi yang lebih tinggi dari langit dan takdir yang lebih tipis dari kertas." ketika dia memulai dao-nya.     

Ketika dia masih berupa Gagak Kegelapan, pada hari di mana dia bertemu dengan Hong Tian dan melihat keteguhan dalam mata gadis itu, hal pertama yang dia ajarkan padanya bukanlah Merit Law yang mendalam, melainkan sebuah kalimat yang terkenang seumur hidup -- akankah burung walet dan burung gereja memahami kehendak angsa yang agung?!     

Kalimat itu terkenang selamanya di hati gadis itu. Sejak saat itu, gadis itu mengubah namanya menjadi Hong Tian, nama yang akan bersinar selama ratusan juta tahun serta menakuti dewa dan iblis!     

Kehendaknya lebih tinggi daripada langit, tapi takdirnya lebih tipis daripada kertas. Kehidupannya tidak berjalan mulus pada masa yang gemilang itu karena bakatnya yang tidak begitu hebat itu tidak mampu mencapai puncak kekuatan jika dibandingkan dengan jenius lain.     

Meski demikian, bahkan di hadapan musuh yang demikian kuat, dia bertekad untuk berkuasa di atas sembilan langit! Mimpi yang tidak masuk akal itu membuatnya direndahkan oleh jutaan orang dan membawanya ke dalam banyak kesengsaraan.     

Selama tahun-tahun yang panjang itu, dia gagal dan menangis. Darah dan air mata pun dia teteskan, tapi tekadnya yang kuat membuat dia mampu melaju sangat jauh dengan Sang Gagak Kegelapan yang menemaninya.     

Jutaan kegagalan telah dia lalui. Dia telah kalah berkali-kali di tangan Jian Wenxin.     

Dia adalah wanita yang sangat bijaksana dan memiliki hubungan erat dengan Sang Gagak Kegelapan ketika dia masih muda, setelah dia memulai dao, dia mengarahkan pandangannya kepada Heaven's Will dan menjadi salah satu pesaing terkuat bagi Immortal Emperor Hong Tian.     

Kebijaksanaannya yang mendalam membuat dirinya mampu membuat rencana dan strategi untuk membuat Hong Tian kalah.     

Tetapi, meski dia memiliki bakat yang hebat semenjak dia lahir, dia memilih menjadi orang biasa pada akhir perjalanannya. Pengalamannya membuat dirinya menyerah dalam persaingan mendapatkan Heaven's Will dan memilih untuk menetap bersama Sang Gagak Kegelapan dan membuat rencana untuknya dari balik tirai.     

Bisa dikatakan bahwa penaklukan Empress Hong Tian berjalan mulus berkat rencana dari Jian Wenxin sebagai pendukungnya.     

Terlahir untuk menjadi sosok yang luar biasa, memilih untuk menjadi sosok yang biasa. Dia ingin menetap di dunia ini dan menjalani sisa hidupnya sebagai manusia biasa. Meski demikian, dia masih merupakan orang yang luar biasa berkat kebijaksanaannya yang mendalam. Setelah menjadi seorang Empress, Hong Tian berkonsultasi dengan Jian Wenxin perihal beberapa perkara.     

Pada saat itu, mereka memiliki kepercayaan yang sama. Jian Wenxin menciptakan rencana yang sempurna dan Empress Hong Tian yang melaksanakannya. Karena itulah, Sang Gagak Kegelapan dan Empress Hong Tian berselisih paham.     

Bagi Empress Hong Tian, tidak ada yang lebih penting daripada Sang Gagak Kegelapan. Di dunia ini, dia adalah satu-satunya sosok yang selalu bersamanya di kala susah dan senang. Dalam keadaan sepahit apa pun, bayangan Sang Gagak Kegelapan akan setia menemaninya!     

Sebelumnya, Empress Hong Tian tidak pernah bersikap keras kepala kepada Sang Gagak Kegelapan, namun tidak kali ini. Mereka berdua akhirnya berselisih paham dan semenjak saat itu, mereka pun menapaki jalan mereka masing-masing.     

Jian Wenxin telah membongkar misteri langit dan bumi serta melihat ke dalam rahasia semua itu untuk menciptakan rencana tersebut. Hal itu membuatnya mengeluarkan banyak energi hingga dia sakit. Bahkan setelah hal itu terjadi, dia ingin hidupnya diakhiri dengan ketenangan di samping Sang Gagak Kegelapan.     

Setelah kepergiannya dari dunia ini, Li Qiye memakamkannya di tempat yang sangat indah ini. Dia pun pergi ke tempat yang sangat jauh untuk tertidur dalam waktu yang sangat lama.     

Sejak saat itu, dia tidak pernah lagi menapakkan kaki di Klan Jian. Bukan karena dia menyalahkan Jian Wenxin atas kejadian itu, melainkan karena dia selalu teringat akan kalimat tersebut.     

Jian Wenxin benar-benar mengenal Li Qiye dan apa yang ada dalam pikirannya. Hal itulah yang membuat Li Qiye tidak bisa melupakan perkataan tersebut. Dia pun kembali di generasi ini dan berziarah ke makam Jian Wenxin karena ini bisa menjadi perpisahan terakhir mereka.     

Dia pun menghela nafas setelah pergi dari makam itu. Tetapi, dia juga merasa lega karena bisa kembali setelah sekian lama. Akhirnya, dia bisa mengucapkan selamat tinggal untuk terakhir kalinya.     

Jian Xiaotie yang sedang berjaga di luar halaman segera berdiri ketika melihat Li Qiye keluar. Jian Xiaotie tidak percaya akan apa yang dia lihat dan tidak bisa menggambarkan apa yang sedang dia rasakan.     

Dia merasa demikian karena dia telah mendengar sebuah legenda dalam klan mereka. Dia tidak tahu apakah legenda itu benar-benar ada atau tidak, tapi dia merasa seperti melihat hantu dan bukannya melihat Li Qiye.     

Li Qiye menatap Jian Xiaotie lalu bertanya: "Apakah ada sesuatu yang salah?"     

Jian Xiaotie tertegun dan langsung tersadar. Dia pun berkata: "Saudara Li, ada masalah. Nona Hong dan Daoist Zhang telah diculik oleh Shangguan Feiyan"     

"Bukankah aku sudah berkata kepadamu untuk menjaga mereka baik-baik?" Li Qiye tampak tidak senang.     

Jian Xiaotie tersenyum pahit lalu menjelaskan: "Saudara Li, Shangguan Feiyan bersikap seperti orang gila ketika mencarimu. Namun karena dia tidak dapat menemukanmu, dia menculik Nona Hong dan Daoist Zhang. Aku sudah menahan mereka sebaik mungkin dan berusaha mencegahnya agar tidak melukai mereka."     

"Dia berkata bahwa dia akan melepaskan mereka jika kau pergi menemuinya." Jian Xiaotie merasa sedikit malu. Dia melanjutkan: "Aku telah berkonsultasi dengan para leluhur tentang ini. Jika Shangguan Feiyan tidak melepaskan mereka, maka para leluhur akan memaksanya agar melepaskan mereka."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.