Dominasi Kaisar

Nine Saint Demon Gate (2)



Nine Saint Demon Gate (2)

0

Di arena pertempuran itu terdapat batu-batu meteor besar. Setiap batu banyak bertuliskan kata-kata yang diukir oleh Virtuous Paragon; energi misterius memancar kuat dari batu-batu itu secara terus menerus. Itu adalah sebuah energi yang melindungi arena pertempuran, energi yang membuat tempat itu seolah mampu menahan segala kerusakan yang mungkin ditimbulkan oleh para petarung.

"Sebuah arena pertempuran level Virtuous Paragon!"

Meskipun itu bukan pertama kalinya melihat arena pertempuran itu, namun Nan Huairen masih dibuat kagum oleh pesona yang dipancarkan oleh tempat itu.

Murid Zhang sangat bangga dan mulai menyombongkan diri: "Arena pertempuran ini dibangun oleh Tetua Agung kami; tempat ini bahkan mampu menahan kekuatan penghancur dari beberapa Virtuous Paragon."

Nan Huairen tidak bisa berbicara apa-apa selain hanya bergumam pelan: "Di masa lalu, Cleansing Incense Ancient Sect juga mempunyai sebuah arena pertempuran..."

Sebenarnya Cleansing Incense Ancient Sect juga memiliki arena pertempuran, tetapi arena itu tidak memiliki level Virtuous Paragon. Beberapa orang berkata bahwa arena pertempuran yang berada di sana hampir setara dengan level Immortal Emperor, maka arena itu mampu menahan sebuah pertempuran antara Heavenly King melawan Immortal Emperor. Arena itu ditemukan oleh Immortal Emperor Min Ren di kedalaman sebuah ruang yang tidak diketahui.

Sialnya, tidak ada seorangpun yang tahu mengapa arena pertempuran itu disegel. Sejak saat itu, tidak ada seorangpun yang bisa memasuki arena tersebut.

"Great Four Stone Golems!" Li Qiye berada di sana, namun ia melewatkan isi percakapan yang terjadi di sana. Mata Li Qiye terpaku pada empat patung raksasa yang berlokasi di empat sudut arena.

Setiap patung itu menjulang tinggi hingga lebih dari ratusan meter. Patung-patung itu memiliki ekspresi yang berbeda-beda, namun ekspresi mereka tampak realistis. Patung-patung itu sepertinya telah diukir oleh tangan dari seorang ahli pahat – dimana teknik pisaunya terkesan natural dan sempurna.

Patung itulah yang ingin dilihat oleh Li Qiye. Setelah kematian Nine Saint Virtuous Paragon, ia tidak pernah lagi mengunjungi sekte ini. Sangat mengejutkan ketika melihat empat patung-patung itu setelah ribuan tahun terlewati.

Ketika Nan Huairen dan Murid Zhang sedang bercakap-cakap, tidak ada seorangpun yang memperhatikan Li Qiye. Beberapa waktu kemudian, Murid Zhang akhirnya melihat apa yang ingin Li Qiye lakukan. Ia mengangkat kedua alisnya, lalu bertanya: "Apa yang dilakukan oleh si idiot itu?"

Nan Huairen menyadari bahwa Li Qiye sedang berusaha memanjat puncak dari patung yang berada di sisi timur. Namun, karena tingkat kultivasinya yang masih terbilang lemah, maka ia tidak berhasil mencapai puncaknya.

Saat ini, beberapa murid-murid sedang berkumpul di arena pertempuran itu. Mereka semua sedang melihat perjuangan Li Qiye yang tampak seperti seekor bocah dari desa yang baru saja mengunjungi ibukota untuk pertama kalinya. Maka, suara tawa mulai pecah dan cibiran mulai memenuhi arena.

Nan Huairen menjadi sangat malu sehingga dirinya ingin menggali sebuah lubang dan bersembunyi di dalamnya. Ia tidak bisa melihat hal spesial apa dari keempat patung tersebut sehingga Li Qiye akhirnya memilih untuk bersikap seperti itu.

Li Qiye memberi kode kepada Nan Huairen agar berjalan mendekat. Nan Huairen tidak bisa menolak permintaan murid utama, apalagi orang tersebut dikucilkan oleh seluruh sekte. Maka, ia berjalan dengan kesal ke arah Li Qiye di bawah cibiran dan tatapan mata murid-murid di sekelilingnya.

Li Qiye dengan tenang memberi perintah: "Patung ini benar-benar tinggi, bawa aku ke atas sana."

"Hah!?" Nan Huairen tercengang. Pelan-pelan ia bertanya pada dirinya sendiri apakah Li Qiye memang sudah gila. Memanjat sebuah patung di depan murid-murid dari Nine Saint Demon Gate – itu adalah tamparan yang keras bagi wajah mereka (sangat memalukan).

"Kau mau membawaku ke atas sana atau kau terus melihat pertunjukan monyetku?" Li Qiye dengan santai mengomentarinya sebagaimana lelaki itu tidak ada hubungannya dengan harga diri Nan Huairen.

Karena tidak memiliki pilihan lain, Nan Huairen akhirnya menggenggam tangan Li Qiye lalu melompat. Dan dalam satu lompatan, mereka tiba di atas puncak dari patung itu.

Li Qiye duduk di pundak patung itu dan mencoba mengamati kejauhan, ia mencoba untuk menikmati pemandangan di depan matanya.

Wajah Nan Huairen tidak setebal Li Qiye. Maka, ia segera melompat turun dan menunggu di bawah patung tersebut. Ia berdiri di bawah, serta menunggu untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu. Ia tidak bisa serta-merta meninggalkan rekan dari sektenya itu.

Di sisi lain, Murid Zhang, ia tidak ingin berada di tempat itu lebih lama lagi. Maka, ia segera pergi tanpa berpamitan terlebih dahulu.

"Apakah dia mengira bahwa dirinya mendapatkan sesuatu yang besar, dengan duduk di atas patung tersebut?"

"Anak desa itu benar-benar tidak sopan!"

Tanpa memperdulikan komentar-komentar dari para murid-murid Nine Saint Demon Gate, Li Qiye masih duduk dengan tenang di pundak patung tersebut. Ia membisikkan sesuatu pada patung itu seolah dirinya sedang berkomunikasi dengannya.

Kegilaan serta sikapnya yang tidak masuk akal membuat para penontonnya mempertanyakan kewarasan mereka. Dia adalah benar-benar seorang idiot tanpa rasa takut. Namun, tidak ada seorangpun yang berusaha menghentikan tindakan Li Qiye. Mereka merasa bahwa itu akan menurunkan harga diri mereka jikalau berdebat dengan seseorang yang gila.

Tidak lama setelah itu, sepertinya Li Qiye mulai bosan karena hanya duduk-duduk di atas patung. Sekali lagi, ia melambaikan tangannya sebagai kode untuk memanggil Nan Huairen. Itu seperti beban berat yang satu persatu terangkat dari pundak Nan Huairen ketika melihat kode yang diberikan oleh Li Qiye. Oleh karena itu, ia segera melompat guna menghentikan segala kegilaan ini dengan membawa Li Qiye kembali turun ke tanah.

"Saudara Pertama, matahari telah terbenam. Haruskah kita kembali dan beristirahat?" Nan Huairen benar-benar berharap di dalam hati agar saudaranya itu tidak lagi membuat ulah sehingga mereka berdua tidak menjadi lebih malu lagi daripada sebelumnya. Siapa yang bisa memastikan bahwa Li Qiye tidak akan melakukan apa-apa lain jika mereka berkeliling lagi?

Saat menyadari bahwa Nan Huairen terlihat seperti seekor anak anjing yang mati, Li Qiye terkekeh dan menganggukkan kepala sebagai pertanda setuju.

"Bangs*t!" seorang murid tidak sanggup lagi menahan kondisi sehingga ia mengumpat setelah melihat tawa jahat Li Qiye. "Cleansing Incense Ancient Sect adalah sebuah sekte kelas-tiga. Kau adalah seekor katak yang ingin memangsa daging angsa! Pah! Seekor kura-kura hitam yang mencintai senior kami."

Saat melihat seseorang menantang Li Qiye secara terang-terangan, perlahan-lahan ia mulai membalikkan badannya dan berkata: "Mencintai seniormu? Jangan bermimpi terlalu tinggi. Bahkan jika seorang bidadari surga atau peri bulan datang dan ingin menikahiku, mereka harus benar-benar berdoa supaya aku mau menerima cintanya. Dan untuk seniormu? Sebelum itu ada baris antrian yang panjang, hanya sekarang memang sedang giliran dia."

"Bangs*t, apa kau sudah lelah untuk hidup?" semua murid-murid lelaki menjadi terpancing sesaat setelah mendengar pernyataan Li Qiye yang tidak tahu diri itu.

"Tenang, tenanglah, semua orang harus tetap menjadi kedamaian dan kebijaksanaan!" situasi itu berhasil membuat bulu kuduk Nan Huairen berdiri. Ia segera mengajak Li Qiye pergi. Ia tidak bisa membiarkan orang gila itu berada di luar terlalu lama lagi.

Setelah mereka selamat dan tiba di penginapan untuk tamu, Nan Huairen mulai menangis: "Saudara Pertama, tolonglah! Ini bukanlah tempat dimana kita bisa melakukan apa saja yang kita mau. Tolong ambil satu langkah mundur guna menghormati langit yang tinggi sekaligus laut yang dalam. Tolong kendalikan dirimu sendiri."

"Melangkah mundur?" Li Qiye seolah tidak peduli dan berseru: "Seorang jenderal harus menghentikan tentara yang datang, sebuah bendungan harus mampu menahan arus yang masuk!" 

Nan Huairen membeku. Menjadi orang yang menjaga orang seperti Li Qiye tidak berbeda dengan mencari masalah untuk dirinya sendiri. Maka, ia benar-benar menyesal telah menjadi bagian dari misi ini untuk pergi ke Nine Saint Demon Gate.

***

Setelah peristiwa yang terjadi di arena pertempuran, sebagian besar murid-murid dari Nine Saint Demon Gate menjadi marah. Du Yuanguang adalah salah satu dari mereka yang ingin membunuh Li Qiye. Ia adalah seorang murid asing, tetapi talenta miliknya adalah di atas rata-rata, sehingga terdapat begitu banyak murid yang memanggilnya sebagai "Jenius Kecil". Ia baru saja bergabung dengan sekte itu lima tahun lalu, tetapi ia telah mencapai tingkatan puncak dari Provisional Palace. Maka, selama ia mampu dan berhasil untuk lolos di ujian tahun ini, ia akan diangkat menjadi seorang murid inti.

Du Yuanguang sangat tergila-gila dengan Li Shuangyan. Saat pertama kali mengikuti ujian masuk, wanita itu adalah satu-satunya inspirasi utamanya. Itu adalah cinta pada pandangan pertama. Ia juga meyakini bahwa wanita itu telah mengerti perihal kemampuan serta talenta yang dimiliki oleh Du Yuanguang sejak pertama kali wanita itu memutuskan untuk menerimanya sebagai murid.

Ia memiliki kepercayaan diri yang tinggi terhadap kemampuannya hingga berharap agar bisa menjadi rekan dao dari wanita itu. Karena itu, di mata Du Yuanguang, secara natural Li Qiye adalah menjadi sebuah duri yang harus segera disingkirkan.

Tatapan mata Du Yuanguang menyiratkan niat untuk membunuh, sebagaimana ia bergumam pada dirinya sendiri: "Seorang Mortal itu tidak mengerti tentang batasannya sendiri. Jika aku tidak memberinya sedikit pelajaran, maka dia akan terus mengira bahwa dirinya setinggi langit dan bumi."

  1. [1. Ini adalah pepatah China yang lain. Pepatah ini memiliki maksud agar orang-orang tidak terlalu khawatir sebab apa yang terjadi maka terjadilah. Pepatah China ini terdengar begitu indah karena hanya terdiri dari 8 kata; 4 untuk setiap prosa yang memiliki struktur intonasi yang sama.]

Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.