Dominasi Kaisar

Immortal Xu Chong



Immortal Xu Chong

0Tenggelam dalam emosinya, Li Qiye memiliki pilihan selain mengaku: "Waktu mungkin memang kejam, tapi ada hal dan beberapa orang yang tidak akan pernah bisa dilupakan. Kau dapat menjadi dirimu yang sekarang…. Sedikit banyak, merupakan hal yang sangat menakjubkan, aku sangat bangga padamu."     

"Aku ingin bertemu Guru." Suara Magu yang sangat halus dan penuh dengan keinginan kembali terdengar dari dalam paviliun kuno itu.     

Li Qiye tetap terdiam karena dia merasa bahwa lebih baik untuk tidak bertemu. Dia tidak bisa melakukan apa-apa kecuali menyunggingkan senyum terpaksa saat dia berkata: "Mungkin kedatanganku ke perguruan adalah sebuah kesalahan. Ini menjadi hal yang merugikan untukmu."     

"Tidak, ini adalah sesuatu yang baik untukku." Suara yang sangat halus itu dengan semangat berkata: "Setidaknya, hal ini memberiku keinginan untuk terus melanjutkan! Guru bertahan melalui berbagai jaman, tapi setelah aku berhasil sedikit, kamu tidak pernah lagi datang untuk mengunjungiku. Namun, aku selalu tahu bahwa kamu masih hidup di suatu tempat di dunia ini! Kemudian, Black Dragon King tiba-tiba merebut Heaven's Will sehingga aku sangat khawatir kamu tidak dapat kembali. Aku tidak menyalahkanmu untuk tidak ingin bertemu denganku, tapi aku harus bertemu denganmu."     

"Tidak." Li Qiye tidak bisa menahan dirinya untuk menghela napas panjang dan berkata: "Akan lebih baik jika kau tidak muncul ke dunia saat ini, biar aku saja yang menemuimu. Kau masih jauh dari puncak Eternal Physique. Grand dao-mu sudah mengunci dunia untuk waktu yang sangat lama, jadi jika kau melepas segelmu sekarang, akan butuh usaha yang sangat berat sebelum kau dapat menguncinya kembali. Jangan meninggalkan paviliun juga segel ini. Langit dan bumi mungkin berada di luar, tapi hati dao-mu telah menyegel jalurnya; aku yang akan datang untuk menemuimu!"     

"Aku tahu Guru bersedia untuk menemuiku!" Suara Magu yang gembira dan juga terkejut muncul keluar. Kemudian diikuti dengan suara berdenting saat grand dao yang mengunci paviliun terbuka. Dan, pintu itu pun perlahan terbuka.     

"Gadis kecil." Li Qiye menggeleng dan tersenyum: "Semua orang dulu memanggilmu si bodoh, tetapi saat ini kau sudah menjadi semakin licik." Li Qiye melangkah ke dalam dan grand dao kembali menyegel pintu itu.     

Setelah melangkah masuk, sebuah pemandangan yang berbeda jauh dengan penampilan luar dari paviliun ini pun terlihat. Hawa dewa yang kabur ini berada di semua tempat seakan langit dan bumi telah membentuk dunianya sendiri di tempat ini.     

Sekali seseorang memasuki domain ini, mereka akan terbenam dalam energi immortal yang meresap ke dalam tubuh mereka, yang membuat mereka merasakan sensasi melayang yang nyaman. Pada saat ini, energi immortal ini telah membasuh seluruh jejak dari dunia fana.     

Pada tanah dewata ini, ada sebuah ranjang giok yang berada di tengah ruangan. Ranjang ini ditopang oleh energi immortal yang tak terbatas dan diselimuti oleh cahaya keberuntungan yang tak terhingga.     

Seorang gadis berumur sekitar dua puluh tahun terbaring di atas kasur giok dengan mata terpejam dalam ketenangan. Dia mengenakan gaun sutra putih dan memiliki wajah yang biasa. Namun, orang lain dapat menatap wajah sosok ini selama-lamanya tanpa merasa lelah; wajah yang biasa-biasa ini adalah maha karya terindah dari sang pencipta. Tidak ada cacat yang bisa ditemukan pada sosok ini dari sisi manapun mereka melihat, ataupun akan merasa puas untuk menatap wajahnya yang tanpa cela ini.     

Ini adalah jenis kecantikan yang paling normal. Bukan jenis kecantikan yang dapat mencuri napas orang lain, tetapi jenis yang dapat membuat bertambahnya rasa sayang dan cinta seiring berjalannya sang waktu.     

Hawa dewa yang mengelilingi gadis ini benar-benar melampaui semua makhluk dan tanpa cacat sedikitpun. Tampaknya tanah dewata ini seakan terus memperkuat dirinya, tapi yang terjadi adalah sebaliknya karena dia lah satu-satunya alasan mengapa pemandangan alam dewa ini ada.     

Dewi Mei Suyao pun memiliki kecantikan yang melampaui segalanya, tetapi pada akhirnya, dia kekurangan sesuatu hal... Mungkin itu adalah ketenangan. Namun, gadis yang terbaring di depannya ini benar-benar tak tersentuh oleh kefanaan. Hati dao-nya setenang pemandangan dewa ini, sehening air di dasar sumur, seakan tidak akan pernah berubah.     

Li Qiye perlahan duduk di kasur dan menatap sosoknya yang begitu biasa tapi juga begitu indah sambil menghela napasnya. Mengenai hal ini, dia tidak dapat di bandingkan dengan Magu, yang tidak peduli tentang persaingan di dunia ini. Hati dao Magu benar-benar abadi.     

Li Qiye duduk tanpa mengeluarkan suara dan terus memperhatikan magu tanpa bicara sedikit pun untuk waktu yang cukup lama. Akhirnya, Magu membuka matanya perlahan. Itu seakan awal dari munculnya langit dan bumi serta terbentuknya tanah dewata.     

Orang-orang dulu menggunakan kalimat ini untuk menggambarkan sosok Immortal Emperor; saat matanya terbuka, muncul sebuah dunia baru; saat mereka menutup matanya, bahkan keabadian menjadi lenyap! Kata-kata ini tidaklah berlebihan untuk menggambarkan Magu saat ini.     

"Guru--" Saat melihat Li Qiye, Magu tetap tidak dapat menahan emosinya dan berkata: "Guru, akhirnya aku dapat melihat wujud aslimu!" Setelah mengatakan hal itu, dia mengulurkan tangannya bersamaan dengan energi immortal mengelilingi tangannya yang indah.     

Dengan lembut dirinya membelai wajah Li Qiye dan berbisik: "Ini kenyataan... Ini bukanlah mimpi. Guru, kamu benar-benar lolos dari Immortal Demon Grotto!" Secara tidak sadar, air mata mulai menetes dari ujung kedua matanya. Air mata ini berkilau bagaikan nektar para dewa.     

"Gadis konyol, ini saat yang menggembirakan." Li Qiye dengan lembut menghapus air matanya dan berkata: "Kau sudah menyegel nafsu duniawimu jadi seharusnya kau tidak bisa merasa senang ataupun sedih."     

"Karena Guru masih hidup, semua ini sepadan." Magu berhenti menangis dan menunjukkan senyum yang paling indah dan tulus di dunia ini.     

"Jangan seperti ini, kau harus kembali ke dalam ketenangan. Memiliki kehidupan yang abadi itu berarti membiarkan segalanya bergerak secara alami, tidak perlu bersikap begitu emosional."     

"Aku akan mendengarkanmu, Guru." Magu perlahan menutup matanya dengan alisnya yang bergerak bagaikan sayap seorang peri.     

Magu perlahan menenangkan diri. Tampaknya, pada saat ini, dia sekali lagi menyegel dunia dan kembali ke dalam kondisi keabadian yang tidak pernah berubah. Namun, tangannya masih dengan erat menggenggam tangan Li Qiye dengan senyum manis dan damai terpasang di wajahnya.     

"Guru, ada banyak hal yang ingin kukatakan padamu." Kata Magu dengan perlahan saat dia kembali ke dalam keadaannya yang seakan sedang bermimpi. Saat ini, dao miliknya menjadi abadi dan dipenuhi dengan energi kehidupan bagaikan cahaya matahari yang bersinar. Tidak lagi tandus malah menjadi dipenuhi semangat dengan berbagai warna cerah yang menarik.     

"Gadis konyol, aku akan mencapai langit tertinggi dan menjadi penguasa abadi pada generasi ini, jadi kita masih memiliki banyak waktu nanti." Kata Li Qiye sembari dengan lembut mengusap rambut Magu dengan senyum tersungging di wajahnya.     

"Guru apa kau akan pergi?" Magu yang tenang ini menggenggam tangan Li Qiye dengan erat seakan dia takut Li Qiye akan menghilang jika dia melepaskannya.     

"Benar." Lalu dengan lembut Li Qiye berkata: "Aku akan pergi ke Dunia Sacred Nether segera. Ada beberapa hal yang harus kuselesaikan di tempat itu. Tapi sebelumnya, aku punya waktu untuk mendengarkan ceritamu."     

"Aku ingin Guru mengajariku seperti sebelumnya." Magu menyunggingkan senyuman yang begitu biasa tapi sangat manis dan indah, senyuman ini merupakan senyuman yang muncul tepat dari lubuk hatinya.     

"Tidak." Li Qiye menggeleng, kemudian dia menjawab: "Aku benar-benar tidak memiliki apapun yang bisa kuajarkan padamu karena kau telah berjalan di jalur ini bahkan lebih jauh daripada aku sendiri. Kau memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai Eternal Physique dibandingkan aku; kau merupakan sosok yang tidak tertandingi dalam hal ini. Kau benar-benar kebanggaanku! Bahkan para jenius dan putra putri kebanggan langit tidak bisa mencapai puncak, dibandingkan dengan dirimu tidak ada satupun dari mereka yang mampu untuk bertahan begitu lama."     

"Tapi masih banyak hal yang masih harus kupelajari dari Guru." Magu terus menggenggam tangan Li Qiye seperti seorang anak kecil yang tersenyum dengan riang.     

Li Qiye tidak bisa menahan tawanya sebelum akhirnya dia berbicara: "Bagiku, apa yang telah kau capai sudah cukup. Tidak ada orang lain yang bisa lebih luar biasa dibandingkan dengan dirimu."     

Magu tersenyum bahagia, dan tanah dewata ini tiba-tiba menjadi gembira seakan jutaan dunia akhirnya mendapatkan ketenangannya. Suasana yang yang ceria ini menyebar ke seluruan ruang!     

Untuk beberapa waktu ke depan, Magu terus menceritakan berbagai hal kepada Li Qiye. Xu Chong sang Immortal merupakan keberadaan paling misterius dan paling kuat di dunia saat ini. Dia merupakan satu dari dua leluhur yang menjaga Heavenly Dao Academy, tapi dia masih merupakan gadis kecil yang dulu jika berhadapan dengan Li Qiye!     

Suasana bahagia ini bertahan untuk waktu yang lama di dalam paviliun kuno ini di saat bumi juga menjadi senang. Tidak terhitung banyaknya makhluk yang menjadi kembali dipenuhi energi.     

Setelah cukup lama waktu berlalu, Li Qiye tahu bahwa sudah saatnya dia untuk pergi jadi dia mengecup lembut kening Magu dan berkata: "Kau hanya tinggal sedikit lagi dari keberhasilan dengan grand dao mengunci dunia milikmu. Tetap berusaha dan aku akan menunggu hari dimana kau muncul ke dunia. Aku yakin kau pasti akan berhasil."     

Magu akhirnya memasuki tidur panjangnya sekali lagi dengan senyum manis terkembang di bibirnya. Saat ini, energi immortal naik dengan cahaya dewata yang begitu menyilaukan yang menerangi tempat ini. Tepat di saat ini, Magu menjadi abadi.     

Jauh di lubuk hatinya, Li Qiye senang melihat Magu dapat dengan cepat memasuki kondisi Eternal Physique, dan dia pun perlahan-lahan pergi. Setelah keluar, grand dao mengunci paviliun ini lagi. Magu sekarang telah memasuki kondisi tidur lelapnya sekali lagi. Mungkin kali berikutnya dia terbangun, Immortal Physique miliknya telah mencapai penyelesaian akhir, yang menganugerahkan keabadian bagi dirinya!     

Li Qiye meninggalkan Elegant Peak dan kembali ke perguruan. Sebenarnya, bertemu dengan Magu merupakan penyelesaian yang bagus untuk salah satu kekhawatiran utamanya, jadi perjalanan ke Heavenly Dao Academy ini bisa dibilang telah selesai.     

Li Qiye selalu khawatir untuk bertemu dengan Magu, hal ini akan memberikan efek yang buruk padanya, tapi dia menjadi lega setelah melihat kondisinya. Magu telah mencapai tujuan yang begitu jauh, dan tidak ada seorangpun yang bisa dibandingkan dengan dirinya bahkan sepanjang masa dunia ini ada.     

Dengan berkurangnya beban di kepala Li Qiye, dia pun berencana untuk segera berangkat. Dia tidak akan kembali ke Cleansing Incense Ancient Sect, tapi pergi ke Dunia Sacred Nether untuk menyelesaikan beberapa hal.     

Saat dia tengah bersiap untuk berangkat, Chi Xiaodie tiba-tiba menerobos ke kamarnya dengan panik. Begitu dia melihat Li Qiye, Chi Xiaodie segera berteriak: "Bangsawan Muda, tolong selamatkan kakek dan adikku!"     

"Apa yang terjadi?" Kata Li Qiye sambil mengerutkan keningnya.     

"Xiaodao ditangkap dan kakek sekarang juga tengah terperangkap. Hanya kaulah yang mampu menyelamatkan mereka!"     

"Tidak usah khawatir, ceritakan semuanya padaku dengan tenang." Kata Li Qiye menghibur dirinya: "Selama ada aku disini, walau dewa dan iblis datang tetaplah bukan masalah yang besar."     

Chi Xiaodie yang sedang bingung akhirnya berhasil menenangkan dirinya dan berkata: "Ini karena Putri Bao Yun. Adikku pergi untuk melamarnya, tapi dia tidak menyangka akan bertemu dengan Tiger's Howl School di sana…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.