Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Tidak Ada Keadilan. Yang Ada Hanyalah Dia Benar, Dan Kau Salah. (7)



Tidak Ada Keadilan. Yang Ada Hanyalah Dia Benar, Dan Kau Salah. (7)

0

Sampah, beruntung, konsekuensi...

Ketiga kata itu menyeruak ke dalam benak Ji Yi dan ia pun mengerutkan kening. Dalam hatinya, ia akhirnya memahami sesuatu.

Jika saja dia mengatakannya semenit sebelumnya, Ji Yi akan berpikir bahwa He Jichen sangat tak beralasan. Kata-katanya lebih mudah dikatakan daripada dilakukan. He Jichen bukanlah dirinya, jadi bagaimana mungkin dia tahu seberapa parah masalah yang dihadapinya? Jauh dalam lubuk hatinya, Ji Yi tak dapat menghitung lagi berapa banyak kesalahan yang telah dilakukan He Jichen terhadapnya.

Tetapi He Jichen kemudian menggambarkan Qian Ge sebagai "sampah" dan menguliahinya dengan suara gemetar, tentang betapa beruntungnya dia. Ketika He Jichen bertanya apakah gadis itu berpikir tentang konsekuensinya jika sesuatu yang fatal terjadi padanya, Ji Yi tiba-tiba menyadari bahwa He Jichen bukan hanya marah karena dia menyebabkan masalah di lokasi syuting…

Ji Yi sempat ragu sesaat sebelum mendongak memandang He Jichen dengan terkesima.

Saat itu, dari luarnya, pemuda itu terlihat sama menakutkannya dengan saat dia marah pada Ji Yi sebelumnya. Bahkan kata-kata yang diucapkannya pun sama tajam dan kasarnya…

Tetapi bibirnya masih sedikit bergetar seakan dia belum pulih dari keterguncangannya setelah kejadian itu...

Matanya terlihat sangat garang, tetapi ada sebersit kegalauan dan sakit hati di sana.

He Jichen jelas terlihat takut atas kejadian yang menimpaku… Aku yang terluka, tetapi dia yang merasa takut…

Jadi, tebakannya tadi ternyata benarꟷalasan utama He Jichen marah bukanlah karena dia memakai cara licik, tetapi karena dia melukai diri sendiri.

Memikirkan hal itu, hati Ji Yi bergetar hebat. Kedua matanya mendadak terbuka, dan seketika itu juga, dia tidak peduli dengan rasa sakit pada pergelangan tangannya karena cengkeraman He Jichen. Dia hanya menatap kosong pada He Jichen.

He Jichen sama sekali tidak tahu apa yang ada di benak Ji Yi. Dia kembali mengingat bagaimana dirinya hampir merusak hidupnya karena kecelakaan yang dialami Ji Yi tiga tahun yang lalu. Seperti yang dikatakan oleh Qian Geꟷdia sangat memperdulikan keselamatan Ji Yi. Kenyataannya, dia sangat peduli sampai-sampai dia berharap bisa menanggung semua luka dan rasa sakit yang diderita oleh Ji Yi. Tetapi bagaimana dengan gadis itu? Ji Yi rela melukai dirinya sendiri dengan begitu mudahnya?

He Jichen amat-sangat-marah sampai dadanya kembang-kempis.

Dia menatap wanita di depannya dan berharap dia memegang sebuah alat untuk membuka kepalanya dan melihat bagaimana otaknya bekerja!

Memikirkan hal itu, He Jichen mengeratkan giginya dan membentak Ji Yi: "Aku tidak pernah melihat seseorang sebodoh dirimu seumur hidupku! Kurasa kepalamu bukan hanya berlubang, tapi juga dipenuhi air! Entah bagaimana kau masih bisa bertahan hidup hingga sekarang!"

Nada bicaranya sangat galak dan pedas, tetapi Ji Yi tidak lagi dibutakan seperti sebelumnya. Dia tidak merasa takut ataupun panik, dan dia tidak berpikir untuk melarikan diri dari pria itu. Ji Yi masih tetap menatap He Jichen dengan pandangan kosong.

Selama bertahun-tahun mengenal He Jichen, mungkin baru pertama kali ini setelah mendengar kata-katanya yang kasar itu, Ji Yi bukan hanya tidak merasa kesal, tetapi bahkan merasakan ada kehangatan dalam dadanya.

"Pantas saja kau…" Dalam kemarahannya, He Jichen jadi sulit berbicara. Dia hanya bisa mengucapkan tiga kata itu sebelum akhirnya terdiam.

Dia hampir saja meledak dan mengatakan: "Pantas saja seseorang membuatmu koma tiga tahun yang lalu."

Bagi Ji Yi, hal itu pasti sangat memalukan. Suatu kemalangan yang diakibatkan oleh penghianatan, suatu kemalangan yang sangat memalukan…

Pada saat genting itu, He Jichen berhenti berbicara dan dia mulai bisa berpikir secara rasional lagi. Ketika itulah ia menyadari bahwa dirinya telah memaki-maki Ji Yi lagi.

Dia tidak ingin berbuat seperti ini, tetapi Ji Yi selalu dengan mudahnya membuat dia marah.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.