Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Pengalaman Kedua Mereka (6)



Pengalaman Kedua Mereka (6)

0

Ji Yi tidak pernah membayangkan bahwa He jichen ternyata ingat semua perkataannya dengan begitu jelas, tanpa melupakan sepatah katapun...

Responnya masih lambat akibat pengaruh alkohol ketika dia mendengar suara He Jichen dari arah belakangnya. "Di depanmu, ada seratus set lipstik."

Suara He Jichen terdengar mendekat. Ketika Ji Yi mulai bereaksi, He Jichen sudah berdiri tepat di sampingnya.

Gadis itu spontan menoleh, dan profil wajah He Jichen yang sempurna tampak di hadapannya.

Seakan tahu bahwa gadis itu sedang memperhatikannya ketika ia memandangi deretan lipstik yang menakjubkan di lantai, pemuda itu berkata pelan, "Kalau aku meminta maaf padamu saat ini, dan mengakui bahwa aku tidak seharusnya membuatmu kesal, apakah itu akan membuatmu merasa lebih baik?"

Meskipun saat itu Ji Yi sedang mabuk dan merasa pusing, dia masih mengerti apa yang dikatakan oleh He Jichen.

Tahu bahwa gadis itu sedang kesal, maka ia menggunakan cara yang pernah disebut oleh Ji Yi untuk membuatnya senang...

Gadis itu merasa sangat terpuruk semenjak mabuk tadi, tapi kini ia merasa jauh lebih baik seketika itu juga. Tadi, ketika ia mandi di kamar mandi He Jichen, dia teringat bahwa Xia Yuan juga mandi di sana. Saat itulah dia merasa terluka, dan selanjutnya tak dapat mengendalikan apa yang dilakukannya. Saat ini, gadis itu bahkan merasa ingin tersenyum, dan hatinya terasa hangat karena usaha pemuda itu untuk membuatnya bahagia.

Ruangan itu menjadi hening untuk waktu yang cukup lama. Tanpa menunggu gadis itu menjawabnyaꟷperlahan He Jichen menoleh dan menatap lekat mata Ji Yi sehingga mereka berhadap-hadapan. Setelah beberapa saat, bibirnya mulai bergerak, dengan tulus dan serius dia berkata, "Maaf."

Satu kata yang singkat itu membuat Ji Yi gemetaran hingga ke lubuk hatinya yang paling dalam.

"Aku tidak seharusnya membuatmu kesal," kata He Jichen lagi.

Jantung gadis itu mulai berpacu. Tak memahami apa yang salah dengan dirinya, dia tak berani membalas tatapan He Jichen.

Ji Yi mengalihkan pandangannya, merasa gugup. Dia sungguh terperangah dan sekaligus takjub mendapati berbagai jenis lipstik berjejer di ruang tengahnya.

Jantung Ji Yi yang gelisah bukan hanya tidak bisa tenang, tetapi justru menjadi lebih berdebar tak karuan.

Tarikan napasnya mulai cepat dan tersengal. Jari-jemarinya mencengkeram pakaiannya.

Beberapa saat kemudian, suara He Jichen kembali terdengar di telinganya. "Jadi..."

Bagaikan refleks yang sudah terprogram, Ji Yi mengikuti asal suara itu dan menoleh memandang wajah pemuda itu. Pandangan mereka kembali beradu.

Bulu mata Ji Yi bergetar dan debaran jantungnya semakin menggila. Ia ingin segera mengalihkan pandangannya, tetapi bibir indah pemuda itu kembali bergerak. Ji Yi terpana memperhatikan bibir He Jichen yang membuka dan menutup. Gadis itu tak dapat mengalihkan pandangannya.

"...Bisakah kau memaafkanku? "

Suaranya menghilang, tetapi Ji Yi tetap tak bereaksi. Gadis itu terus mengerjapkan mata dan memandangi bibir He Jichen.

Rona bibirnya sangat indah; bibirnya terlihat lebih segar dan cerah daripada bibir para wanita setelah diolesi lipstik. Hal itu membuat Ji Yi ingin merasakan bibirnya... dan menggigitnya.

Gadis itu menelan ludah. Dia tidak mengerti mengapa hasratnya menjadi begitu kuat. Khawatir bahwa ia akan benar-benar menggigit bibir pemuda itu, maka ia pun menahan diri dengan mengepalkan tinjunya.

Setelah menunggu beberapa saat, ia masih tidak mendapat jawaban dari Ji Yi. Ia mengira Ji Yi tidak dapat memahaminya karena masih mabuk, maka ia pun kembali berbicara, kali ini lebih pelan. "Bisakah kau..."

Akan lebih baik jika He Jichen tidak bicara, karena begitu dia membuka mulut, gerakan kecil di bibirnya itu membuat hasrat Ji Yi kian menjadi-jadi.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.