Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Terima Kasih Atas Kemurahanmu (8)



Terima Kasih Atas Kemurahanmu (8)

0

Kata-kata yang hendak diucapkan oleh Lin Ya tiba-tiba menghilang.

Ini... ini jelas suaraku, tapi barusan aku tidak bilang begitu...

Bo He dan Tang Huahua juga tidak kalah terkejutnya.

Lorong hotel itu begitu lengang hingga mereka bisa mendengar suara Ji Yi dengan sangat jelas: "Ada apa?"

"Tamuku datang..."

Ketika suara Lin Ya kembali terdengar, mereka akhirnya tersadar dan secara otomatis mengalihkan pandangan ke arah jam tangan milik Ji Yi.

Rupanya selama ini, jam tangan itu bukanlah jam tangan biasa; ternyata bisa dipakai untuk merekam.

"...Barusan aku merasa ada yang aneh, jadi aku pergi beli air. Sebelum kembali, aku mampir ke kamar mandi, dan ternyata memang aku haid. Entah apa yang salah di bulan ini... haidku datang beberapa hari lebih cepat, jadi aku tidak punya persiapan. Mungkin karena aku berendam di air panas..."

Lin Ya dan Ji Yi saling berbisik ketika itu, sehingga rekamannya agak sulit didengar. Bahkan setelah Ji Yi menyetel hingga volume yang paling keras, masih ada beberapa kata yang kurang jelas. Akan tetapi dengan apa yang mereka bisa dengar, mereka tahu bahwa itu adalah suara Lin Ya, dan dapat menangkap apa yang dia katakan.

Wajah Lin Ya perlahan memucat, dan pandangannya beralih pada He Jichen yang berdiri di belakang Ji Yi. Gadis itu terlihat goyah.

"...Supermarketnya cukup jauh dari kamar kita dan karena kita hanya menginap satu malam di sini, aku hanya membawa satu celana ganti. Aku kuatir kalau bergerak terlalu banyak, bajuku akan kotor. Jadi Xiao Yi, bisakah kau membeli pembalut untukku??"

Suasana di lorong tiba-tiba menjadi tegang setelah rekaman suara Lin Ya itu terdengar.

Bo He dan Tang Huahua menoleh ke arah Lin Ya.

Wajah pucat Lin Ya lantas memerah, gadis itu mengatupkan bibirnya rapat-rapat dan meremas lengan bajunya. Ia terlihat persis seperti seorang pencuri yang tertangkap basah.

Rekaman itu terus berlanjut.

Lorong hotel di mana mereka berada menjadi sunyi mencekam.

"...Aku akan kembali ke kamar untuk istirahat, jadi kau bisa mengantarkannya ke kamarku..."

Setelah itu, Ji Yi menjawab, "Mm, baiklah." Saat itulah Lin Ya teringat apa yang akan dikatakannya setelah itu, dan seolah tersengat listrik, tubuhnya bergetar hebat. Kemudian ia menghempaskan tubuhnya ke arah Ji Yi seakan hendak menerkam dengan cakarnya. "Cukup! Hentikan!"

Sambil berteriak, ia melempar tasnya ke kepala Ji Yi.

Tidak menyangka akan hal itu, Ji Yi tidak sempat mengelak dari serangan Lin Ya.

Ketika Ji Yi hanya bisa pasrah melihat tas Lin Ya hampir menghantam wajahnya, sebuah tangan yang kuat mencengkram lengannya. Dengan cepat, tubuh Ji Yi ditarik ke belakang.

Tas itu melewati kepala Ji Yi dan menghantam pintu dengan suara yang sangat keras "Brakk"!

Ji Yi baru pulih dari keterkejutannya beberapa detik kemudian.

He Jichen telah menariknya di saat yang paling genting.

Ji Yi tidak memikirkan mengapa He Jichen melakukan hal itu dan segera melepaskan diri dari genggaman tangan pemuda itu. Lalu ia mengambil dua langkah ke depan, dan berdiri tepat di depan Lin Ya.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.