Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Fitnah Adalah Suatu Bentuk Sanjungan (5)



Fitnah Adalah Suatu Bentuk Sanjungan (5)

0He Jichen mengira bahwa Ji Yi mungkin sedang pergi ke kamar mandi, maka ia pun tidak terlalu memikirkannya. Dengan tenang ia mengalihkan pandangan pada seorang pelayan yang lalu membawakannya segelas anggur, dan bersulang dengan semua orang yang ada di dalam ruangan.     

Setelah menyapa semua orang, He Jichen lantas menarik kursi dan segera duduk.     

Semua yang ada di ruangan itu terus berusaha mencari topik agar dapat berbicara dengannya.     

He Jichen tidak pernah menyukai keramaian seperti ini, tetapi itu adalah suatu tanggung jawab yang tidak dapat ia hindari. Terpaksa menghadapi semua orang di sana, He Jichen merespon dengan anggukan atau beberapa patah kata.     

Ia terlihat lebih tertutup daripada mereka yang terlihat ramah di sekelilingnya, tapi itu tak masalah. Semakin meriah suasana di ruangan itu, maka ia tidak akan terlihat canggung.     

Setelah beberapa saat lamanya, percakapan orang-orang di sana mulai beralih dari kehadirannya.     

He Jichen menggunakan kesempatan itu untuk menarik sebatang rokok, menyalakannya, dan seperti kebiasaannya selama bertahun-tahun, He Jichen tidak menghisap rokoknya. Ia hanya mengapit benda itu di sela jarinya dan sesekali, mengetuk abunya ke dalam asbak.     

Yang duduk di sebelah He Jichen adalah pemeran utama "Three Thousand Lunatics," Lu Nan. Setelah Lu Nan dan sang direktur casting selesai bercakap-cakap, sesekali ia menoleh kepada He Jichen dan mengobrol dengannya.     

He Jichen hanya mendengarkan dan tidak menjawab.     

Untuk ketiga kalinya ia mengulurkan tangan untuk mengetuk abu rokoknya, lalu mendongak. Pandangannya menyapu para tamu di meja makan seakan baru teringat akan sesuatu. Lalu ia menyadari bahwa sejak ia tiba dua puluh menit yang lalu, Ji Yi masih belum kembali.     

He Jichen mengernyit, bergeser ke dekat Lu Nan, dan menyela ocehannya tentang sudah berapa kali ia membaca naskah "Three Thousand Lunatics": "Mengapa aku belum melihat aktris pemeran utama dan pemeran pendukung ya?"     

"Qian Ge sudah lama pergi karena ia mendadak ada perlu. Aktris pemeran pendukung…. " Lu Nan mungkin lupa nama Ji Yi, maka ia memanggilnya dengan sebutan peran. Sambil menjawab He Jichen, ia melihat ke sekeliling ruangan seperti sedang mencari-cari Ji Yi. "...Aku tidak terlalu memperhatikannya. Jika ia tidak sedang berada dalam ruangan ini, mungkin ia pergi ke kamar mandi?"     

Setelah mengatakan hal ini, pandangan Lu Nan melayang ke kursi kosong di samping He Jichen dan berkata dengan heran, "Hah? Tuan Lin belum kembali juga?"     

Apa yang dikatakan oleh Qian Ge di tempat parkir bawah tanah tadi tiba-tiba memenuhi benak He Jichen. Jari-jarinya mencengkeram rokok di tangannya, dan sesaat bergetar karena perasaan was-was merayap ke dalam hatinya.     

Ia sudah berada di ruangan itu selama hampir dua puluh menit lamanya, tetapi mereka belum juga kembali. Mungkinkah apa yang dikatakan Qian Ge pada Lin Zhengyi ternyata berhasil dan lelaki itu berpikir macam-macam?     

Di sela kepulan asap rokok, tiga patah kata meluncur dari mulut He Jichen tanpa sedikit pun keraguan, seakan meminta konfirmasi, "Lin Zheng Yi?"     

"Ya, Tuan Lin pergi ke kamar mandi setengah jam yang lalu, tapi dia belum kembali..."     

Sebelum Lu Nan selesai bicara, He Jichen mematikan rokoknya dan segera berdiri.     

Gerakannya begitu mendadak sehingga menarik perhatian semua orang. Seseorang memanggilnya, "Tuan He?"     

He Jichen tidak menggubris mereka. Ia mendorong kursinya ke belakang dan bergegas meninggalkan ruang makan pribadi itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.