Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Aku Tidak Ingin Seseorang Yang Lebih Baik, Aku Hanya Menginginkanmu (20)



Aku Tidak Ingin Seseorang Yang Lebih Baik, Aku Hanya Menginginkanmu (20)

3Sebelum dia sempat menggerakkan kaki, Ji Yi yang sedang duduk di sofa, buru-buru mengulurkan tangan dan memegang tangan pemuda itu.     

Sentuhan jemari gadis itu terasa bagaikan sengatan listrik yang menyelimuti sekujur tubuh He Jichen. Sentuhan itu membuat punggungnya menegang.     

Sebelum dia sempat merespon sentuhan Ji Yi yang tiba-tiba, dia merasakan gadis itu melingkarkan tangannya yang lain ke pinggangnya. Dia pun menundukkan kepala dan melihat bahwa gadis itu telah mengendurkan genggaman tangannya, lalu melingkarkan tangan itu ke pinggangnya. Kemudian gadis itu mengaitkan kedua tangannya erat-erat.     

Tubuh He Jichen gemetar dan punggungnya semakin menegang. Dengan kepala tertunduk, dia menatap kedua tangan ramping gadis itu yang melingkari pinggangnya selama beberapa saat. Dia ingin melepaskan diri dari dekapan itu, namun kemudian gadis itu semakin mendekat, dan menyandarkan wajah pada punggungnya.     

Dari balik pakaiannya yang cukup tipis, dia bisa merasakan kelembutan wajah gadis itu. Seakan sedang mencari tempat yang nyaman pada punggungnya, wajah mungil gadis itu sempat bergeser sebentar, sebelum akhirnya berhenti di satu titik.     

Gerakan kecilnya itu membuat tangan He Jichen mendadak berhenti bergerak.     

Ruangan itu menjadi sangat hening. Dia berdiri membelakangi gadis itu, yang kini tidak bergerak sedikitpun. Dia tidak tahu berapa lama gadis itu memeluknya dari belakang seperti itu. Begitu lama, sehingga dia mengira gadis itu telah tertidur sementara bersandar padanya. Dia ingin membalikkan badan untuk melihatnya ketika dengan suara pelan gadis itu bertanya, "He Jichen, apakah kau masih seperti sebelumnya? Apa kau masih ingin pergi?"     

Mendengar pertanyaannya, He Jichen seketika itu menghapus pemikiran yang melintasi benaknya sebelum itu.     

Pemuda itu tidak menjawab. Karena Ji Yi terus berdiam dalam posisi itu untuk waktu yang lama, tubuhnya mulai terasa kaku. Gadis itu memalingkan wajah sejenak dan menyandarkan sisi lain wajahnya ke punggung He Jichen. Kemudian dengan nada suara yang sama, dia menambahkan, "Tahukah kau bahwa setelah kau pergi, aku mulai menunggumu untuk kembali? Selama lebih dari setahun terakhir ini, ada banyak, banyak sekali hal yang terjadi. Ada begitu banyak hal yang ingin kukatakan kepadamu. Selama ini aku menyimpan semuanya itu sendirian, menunggu kau kembali agar aku bisa mengatakannya padamu. Tetapi setiap kali melihatmu, kau tidak memberiku kesempatan untuk bicara..."     

Semakin berbicara, suara Ji Yi terdengar semakin pelan, bagai kabut tipis di udara. Jika saja ruangan tidak sehening itu sehingga tak ada suara lain yang bisa didengar, He Jichen akan mengira bahwa gadis itu tidak mengucapkan sepatah katapun.     

"Aku ingin bertanya – selama sekitar setahun ini, bagaimana kabarmu?"     

"Aku ingin memberitahumu bahwa Bo He dan Li Da telah menikah dan memiliki seorang putra. Bulan kemarin, kami baru merayakan ulang tahun pertamanya."     

"Aku ingin memberitahumu bahwa rating 'Jiuchong Palace' tanpa disangka-sangka sangat bagus. Hanya dengan drama itu saja, kita sudah mendapatkan keuntungan sepuluh kali lipat."     

"Aku ingin memberitahumu bahwa bunga sakura di kampus B-Film pada musim semi ini bermekaran dengan sangat indah. Bahkan ada dua pohon bunga Begonia putih yang baru dicangkokkan. Saat angin berhembus, bunga-bunga pepohonan itu terlihat seperti mencurahkan hujan salju.     

"Aku ingin memberitahumu bahwa restoran Thailand yang dulu itu semakin hari semakin ramai dengan pengunjung."     

"Aku ingin memberitahumu bahwa Huahua kini menjadi asistenku. Ketika aku sedang syuting, Chen Bai sering mampir ke lokasi. Aku bisa melihat bahwa setiap kali dia datang, bukanlah untuk menemuiku. Dia datang untuk berbincang-bincang dengan Huahua."     

"Aku ingin memberitahumu bahwa aku sungguh-sungguh mengikuti saran yang kau berikan padaku. Aku makan tiga kali sehari, makan tepat waktu, makan buah setiap hari pada jam 3 sore, tidak begadang lagi, dan sudah berhenti makan yang dingin-dingin. Walau sesibuk apapun, aku selalu pergi ke gym setiap minggu."     

He Jichen merasa punggungnya, tempat wajah Ji Yi bersandar, kini menjadi basah.     

"Aku juga ingin memberitahumu bahwa setelah kau pergi, aku belum pernah makan sup pedas lagi."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.