Putri Dari Akkadia: Cinta Setinggi Langit Dan Bintang

Ulang Tahun Haoran (1)



Ulang Tahun Haoran (1)

0Emma sangat senang melihat kemajuan murid-muridnya. Tes tengah semester musim panas yang mereka ikuti menunjukkan peningkatan nilai yang signifikan. Ia hampir yakin bahwa mereka akan bisa masuk kelas B. Walaupun tidak berhasil pindah ke kelas A, tentu upgrade dari kelas F ke Kelas B akan menjadi hal yang cukup membanggakan.     

Minimal orang tua mereka dan para guru dapat melihat bahwa mereka berusaha keras dan kini menikmati hasilnya. Terlebih lagi, kisah mereka akan menginspirasi murid-murid lain, bahwa walaupun mereka sudah dicap sebagai anak nakal dan bodoh, mereka tetap bisa bangkit dan memperbaiki diri.     

Tanpa terasa waktu berjalan begitu cepat dan bulan Juli pun berakhir. Emma sangat sibuk baik dengan kursusnya sendiri, pelajaran les murid-muridnya dan hadiah yang tepat untuk ulang tahun Haoran.     

Ia tahu Haoran memiliki segalanya, kecuali ibunya. Namun, sayangnya ibu Haoran berada jauh di China. Jaraknya terlalu jauh bagi Emma untuk terbang ke sana dan mempertemukan Haoran dengan ibunya. Selama beberapa hari terakhir, ia sempat penasaran jangan-jangan ia mempunyai kekuatan teleportasi.     

Iseng-iseng ia mencoba mengerahkan segenap pikirannya dan membayangkan dirinya berada di tempat lain. Setelah berkali-kali mencoba dan gagal, akhirnya gadis itu hanya bisa menertawakan sendiri kebodohannya.     

Ia terlalu berambisi mempertemukan Haoran dengan ibunya sehingga berpikir yang bukan-bukan. Seharusnya ia tahu, ia sudah memiliki enam kekuatan yang diwarisinya dari kedua orang tuanya. Seperti Arreya, ia dapat mengendalikan petir, air, api, angin dan pikiran. Sementara dari ayahnya, Kaoshin, ia mewarisi kekuatan mengendalikan tanaman.     

Ia sungguh merasa rakus karena menginginkan kekuatan lain. Apa yang dimiliknya sekarang bahkan jauh di atas standar normal di Akkadia sendiri. Dari pembicaraan ayah dan ibunya di masa lalu, Emma mengetahui bahwa Arreya dianggap sebagai putri yang dijanjikan dalam legenda bangsa Akkadia karena ia memiliki begitu banyak kekuatan.     

Hanya sedikit manusia di Akkadia yang lahir dengan anugerah kekuatan ajaib dan mereka rata-hata hanya memiliki satu kekuatan saja, sama seperti Kaoshin. Arreya adalah seorang putri bangsawan yang istimewa karena ia memiliki beberapa kekuatan dominan sekaligus.     

Kadang, kalau Emma membayangkan ibunya yang cantik dan anggun, ia tidak akan mengira bahwa Arreya memiliki begitu banyak kekuatan offensive. Emma kini menyadari betapa kuat sang ibu, setelah ia sendiri belajar mengendalikan keenam kekuatannya seiring dengan berlalunya waktu.     

Lebih dari sebulan setelah kekuatan Emma kembali, gadis itu telah mulai dapat mengendalikannya dengan baik. Semua terasa begitu alami bagi Emma. Ia merasa sangat bersyukur atas kekuatannya, tetapi kadang-kadang, Emma berharap ia dapat berteleportasi. Emma tertawa sendiri memikirkan kekonyolannya.     

Hmm... baiklah. Ia harus bersikap kreatif dan mencari ide hadiah ulang tahun terbaik untuk pemuda berusia 19 tahun yang memiliki segalanya.     

***     

[Selamat ulang tahun Haoran]     

Haoran tersenyum ketika ia bangun tidur mendapati SMS dari Emma.     

Sungguh kekasih yang sangat perhatian, pikir pemuda itu. Ia merasa sangat beruntung!     

Emma menjadi orang pertama yang memberikan ucapan selamat kepadanya. Rasa sebal di dada Haoran karena memikirkan hari ini ia akan makan siang bersama ayahnya dan berpura-pura bersikap baik kepadanya seketika menghilang ketika membaca pesan dari Emma.     

Wajahnya tersenyum dan suasana hatinya menjadi sangat baik. Ia segera mengingatkan dirinya kembali bahwa ia harus bertahan demi rencananya dan Emma. Kini, niatnya untuk menguasai harta dan bisnis ayahnya, bukan lagi sekadar untuk menyingkirkan ayahnya dan membalas dendam, tetapi juga demi Emma.     

Kalau ia sudah memiliki kekuasaan dan kekayaan keluarga Lee di tangannya, ia akan dapat melakukan apa pun demi membantu Emma mencari orang tuanya. Ia bahkan akan bisa mengontrol SpaceLab dan mengusahakan cara apa pun demi membawa Emma ke bulan dan mencari jejak orang tuanya.     

[Terima kasih. Nanti aku jemput setelah acara makan siangku dengan ayah, ya.]     

Ia menulis balasan kepada Emma. Ia sudah berjanji mengajak gadis itu kencan di luar dan rasanya momen hari ulang tahunnya ini adalah saat yang paling tepat.     

[Kau akan menjemputku ke rumah atau ke NTU? Aku ada kursus sampai jam 3 sore.] balas Emma.     

[Aku jemput ke NTU. Kita jalan-jalan.]     

[Ah, oke.]     

[Sampai nanti!]     

Haoran menyimpan ponselnya dengan wajah berseri-seri dan segera bersiap mandi untuk berangkat ke sekolah. Kelas semester musim panasnya akan dimulai pukul 8.     

***     

Suasana hati Emma ikut menjadi cerah seharian, sama seperti Haoran. Akhirnya ia menemukan hadiah ulang tahun terbaik untuk Haoran. Ia tak sabar menyelesaikan kelasnya dan menunggu Haoran menjemputnya.     

Tepat pukul 3, begitu kelas Programming selesai, masuk SMS dari Haoran yang membuat wajah Emma segera dihiasi senyum.     

[Aku sudah di gerbang.]     

Gadis itu buru-buru memasukkan semua buku dan laptopnya ke dalam tas dan berlari keluar pintu. Seandainya tidak ada orang di sekitarnya, gadis itu sudah melesat terbang agar tiba di gerbang lebih cepat.     

Begitu ia tiba di depan gerbang, Emma telah melihat mobil Porsche putih Haoran menunggunya. Emma menenangkan napasnya agar tidak terkesan buru-buru, lalu tanpa sadar membereskan rambutnya.     

Walaupun biasanya ia menggulung rambutnya ke atas menjadi sanggul yang praktis, namun kini ia sengaja menggerai rambut panjangnya yang indah hingga jatuh ke pinggangnya.     

Saat Emma melangkah ringan, rambutnya yang berwarna platinum mengembang ringan dengan sangat anggun dan menarik perhatian semua orang yang ada di area gerbang kampus. Selama ini, ia selalu berusaha tidak menarik perhatian dan tampil sederhana, datang dan pergi dengan sangat cepat.     

Namun, tindakannya yang menggerai rambutnya barusan langsung membuatnya terlihat begitu mencolok. Beberapa lelaki malah sampai berdiri mematung di tempat mereka dengan mata tak berkedip saat Emma lewat.     

Haoran segera keluar dari mobilnya dan membukakan pintu penumpang di sebelah supir untuk Emma. Wajahnya tersenyum saat ia berbisik kepada gadis itu, "Kau cantik sekali hari ini."     

Emma duduk di kursinya dengan wajah tersipu-sipu. Tanpa sadar ia menundukkan wajahnya dan tersenyum sendiri. Sikapnya justru membuat ia tampak semakin menggemaskan.     

Haoran ingin sekali menciumnya di tempat, tetapi ia sadar bahwa mereka masih berada di tempat umum. Dengan susah payah ia menahan diri dan masuk ke kursi pengemudi.     

Akhirnya ia hanya bisa batuk-batuk dan mengalihkan perhatiannya pada kemudi di depannya. Tidak lama kemudian mobil Porsche itu telah melaju ke arah pelabuhan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.