Putri Dari Akkadia: Cinta Setinggi Langit Dan Bintang

Aku Ingin Bertemu Time Master



Aku Ingin Bertemu Time Master

0Setelah selesai belajar bersama Atila, Emma mendapat waktu istirahat selama setengah jam sebelum kemudian ia bertemu Anddara untuk pelajaran kedua. Emma memutuskan untuk berjalan-jalan ke sekeliling kapal dan melemaskan kakinya sebelum melanjutkan pelajarannya.     

Setengah jam kemudian, saat ia kembali ke ruang belajar, Emma melihat sudah ada seorang laki-laki muda berusia sekitar 30-an seperti Atila yang menunggunya di dalam. Pria itu berpenampilan sangat formal dengan seragam biru tua dan rambut berwarna cokelat yang diatur rapi.     

"Hallo, Nona. Namaku Anddara. Aku akan menjadi guru Anda selama enam bulan ke depan," katanya sambil bangkit berdiri menyambut Emma.     

"Hallo, Tuan Anddara," sapa Emma. Ia menilai Anddara terlihat sangat cerdas dan antusias.     

"Tidak usah pakai Tuan. Silakan panggil aku Anddara saja." kata lelaki itu dengan penuh hormat. "Aku di sini hanya seorang staf biasa."     

Emma menatapnya agak lama dan kemudian mengangguk. Ia tidak dapat menduga apakah Anddara mengetahui identitasnya yang sebenarnya sebagai seorang putri bangsawan, atau tidak. Yang jelas ia tidak mau bertanya, karena ia justru akan membongkar identitasnya sendiri jika Anddara memang tidak tahu.     

"Baiklah, Anddara." Emma lalu duduk di kursinya dan siap untuk memulai pelajaran. "Kita bisa mulai sekarang."     

"Baiklah. Sama seperti di kelas Atila, di sini kita akan banyak belajar dengan menggunakan multimedia," kata Anddara sambil membuka sesinya. "Di sini aku akan membahas sedikit tentang sejarah Akkadia."     

Emma memperhatikan saat Anddara memutar sebuah film dokumenter dan membahas isinya. Gadis itu cukup tertarik melihat pembahasan di film tersebut yang menggambarkan tentang Akkadia dan situasi di planet itu sejak seribu tahun lalu hingga sekarang.     

Rupanya teknologi mengalami kemajuan pesat sekitar 100 tahun lalu ketika mereka mulai dapat mengendalikan antimatter yang memberi energi yang cukup bagi perjalanan antar galaksi.     

Sejak itu Akkadia sudah mulai mengadakan berbagai eksplorasi untuk menjelajah alam semesta dan memfokuskan penelitian mereka pada penjelajahan-penjelajahan tersebut.     

Kapal yang mereka tumpangi sekarang adalah salah satu kapal riset yang fungsinya untuk melakukan penjelajahan semacam itu. Kapal seperti Coralia ini sekarang bertebaran di seluruh penjuru semesta dan menjelajah dunia untuk mengetahui lebih banyak tentang alam semesta.     

Akkadia juga memiliki berbagai pangkalan luar angkasa di berbagai planet yang dapat ditinggali manusia dan di sana mereka membuat pusat penelitian dan markas militer. Di antara galaksi Bimasakti dan Galaksi Adera, tempat Akkadia berada, ada satu buah pangkalan yang nanti akan dilewati oleh pesawat luar angkasa Coralia.     

Emma sangat tertarik dengan isi videonya dan ia mengajukan banyak pertanyaan kepada Anddara. Dengan senang hati, Anddara menjawab semua pertanyaan gadis itu. Ia terlihat kagum saat mengetahui ternyata Emma sangat cerdas dan begitu tertarik pada ilmu pengetahuan.     

"Aku adalah chief engineer di kapal ini. Tuan Therius sengaja memintaku mengajari Anda tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan teknologi dan sejarah. Tapi beliau tidak mengatakan kepadaku bahwa Anda sangat pintar," kata Anddara dengan senang.     

Ah... Therius juga belum tahu bahwa Emma seorang genius. Tentu saja ia tidak dapat mengatakan apa-apa kepada Anddara, pikir Emma.     

"Terima kasih, Anddara. Aku kebetulan memiliki minat terhadap hal-hal semacam ini," kata Emma.     

Anddara tampak menjadi semakin bersemangat. "Besok aku akan menunjukkan berbagai teknologi yang kita pakai di kapal ini untuk melakukan tugasnya. Anda pasti akan suka."     

"Aku akan senang melihatnya," Emma mengangguk.     

Setelah sesi belajar dengan Anddara selesai. Emma memutuskan beristirahat sebentar di kamarnya. Ia kemudian berjalan menuju lounge tempat ia kemarin bertemu Therius dan Xion.     

Atila mengatakan kepadanya bahwa Therius menunggunya di lounge untuk pergi ke perpustakaan bersama. Karena itulah ia menuju ke sana.     

"Hei, kau sudah makan siang?" sapa sebuah suara riang ketika melihat Emma memasuki lounge.     

Emma segera memutar matanya saat melihat Xion duduk di sofa menikmati segelas minuman dan tersenyum ke arahnya.     

"Belum," kata Emma. Ia tadi tidak merasa lapar, tetapi sekarang karena Xion menyinggung tentang makan siang, tiba-tiba Emma mulai merasa lapar.     

"Kalau begitu, ayo makan bersamaku," kata Xion. Ia memberi tanda kepada seorang staf yang dengan cekatan segera menyajikan makanan bagi mereka berdua. "Therius sedang menyiapkan bahan pelajaran untukmu. Ia akan segera kemari."     

Emma tidak menanggapi ucapan Xion. Ia sibuk memperhatikan makanan yang disediakan staf untuk mereka.     

"Apakah kapal ini membawa makanan cukup untuk 200 orang selama satu tahun?" tanya Emma. "Pasti perlu ruang sangat besar untuk menaruh semua bahan makanan dan keperluan begitu banyak orang, bukan? Aku sudah mengelilingi kapal ini dan tidak menemukan tempat penyimpanan yang begitu besar.     

"Oh... itu karena kau belum mendatangi kapal kargo yang bergerak bersama kapal ini. Di sana khusus untuk menyimpan semua keperluan jangka panjang. Setahuku, kita juga akan mampir di beberapa pangkalan Akkadia untuk mengisi perbekalan sebelum kita tiba di rumah." Xion menjelaskan.     

"Oh... aku tidak tahu itu." Emma mengangguk-angguk paham.     

"Tentu saja kau tidak tahu. Ada begitu banyak hal yang perlu kau pelajari di sini." Xion melahap makanannya dan melanjutkan bicara dengan mulut penuh. "Sebenarnya kalau kita tidak terburu-buru, kita bisa saja berangkat dengan membawa seorang Space Master. Ia akan menyediakan ruang yang kita butuhkan sebesar apa pun itu. Tidak usah membawa kapal kargo."     

"Space Master? Apa itu?" tanya Emma keheranan.     

"Oh.. Space Master adalah orang yang dapat mengendalikan ruang. Agak sulit menjelaskannya... Di Akkadia agak jarang ada Space Master, tetapi kalau kita berusaha pasti kita akan dapat menemukannya."     

"Space Master.. maksudmu Pengendali Ruang..? Aneh sekali. Sesudah space master, nanti kau akan bilang bahwa ada Time Master, orang yang dapat mengendalikan waktu.." kata Emma sambil tertawa. "Ada-ada saja kau ini."     

Xion tertegun saat mendengar Emma menertawakan dirinya secara tidak langsung.     

"Kau tidak percaya bahwa ada Space Master dan ada Time Master, padahal kau sendiri punya lima jenis kekuatan pengendalian??" tanya Xion dengan nada tidak senang.     

Emma yang sedang menyesap minumannya menjadi terpaku. Ia balas menatap Xion. "Astaga... kau barusan tidak bercanda?"     

"Tentu saja aku tidak bercanda," kata Xion sewot. Ia adalah seorang Time Master (Pengendali Waktu), tetapi barusan Emma seolah menertawakan dirinya secara tidak langsung.     

"Hmm... maaf, aku tadi sungguh-sungguh mengira kau hanya bercanda. Maksudku... kau tahu dari mana tentang semua itu? Apakah kau pernah bertemu mereka?" tanya Emma akhirnya.     

Xion mengangkat bahu. "Aku pernah bertemu mereka."     

"Astaga...." Emma seketika menurunkan gelasnya dan menatap Xion dengan pandangan serius.     

"Kenapa kau memandangku seperti itu?" tanya Xion keheranan.     

"Uhm... aku ingin tahu di mana aku bisa menemukan Time Master," kata Emma dengan sungguh-sungguh. "Aku ingin bertemu dengannya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.