Putri Dari Akkadia: Cinta Setinggi Langit Dan Bintang

Emma Mempunyai Dua Kekasih???



Emma Mempunyai Dua Kekasih???

0"Ugh... teman-teman sekelasku norak sekali tahun ini," keluh Bianca sambil meneguk minumannya saat ia memperhatikan tingkah teman-teman sekelasnya yang merubung Haoran dan Emma.     

Ia sudah tidak suka kepada Emma sejak gadis itu masuk ke kelas A dan merebut posisinya ratu sekolah. Sekarang Emma juga akan merebut posisi Ratu Pesta Dansa? Huh.. enak saja!     

"Kenapa menurutmu mereka norak?" tanya Allan sambil tersenyum. "Kupikir anak-anak Kelas A tahun ini cukup keren."     

"Kau tidak tahu.. sejak ada murid dari Kelas F bisa pindah masuk ke Kelas A, suasana kelas menjadi lebih ribut, dan mereka juga dengan tidak tahu malu berpacaran secara terbuka. Itu memberi contoh buruk bagi adik-adik kelas kami yang seharusnya fokus belajar," omel Bianca.     

"Anak Kelas F bisa pindah ke Kelas A? Bagaimana bisa?" tanya Allan keheranan. "Apakah dia pandai? Siapa dia?"     

"Oh, kau pasti kenal dia, kalian pernah seangkatan. Dia Haoran, yang dua tahun berturut-turut tidak naik kelas," kata Bianca. Ia lalu mengunjukkan dagunya ke arah pintu masuk. "Itu dia, baru datang dengan pacarnya."     

"Haoran? Haoran yang berandal itu dan tidak pernah mengisi lembar jawaban ujian?" tanya Allan. "Mungkinkah dia berubah?"     

"Aku tidak tahu. Yang jelas dia bisa masuk ke Kelas A," Bianca memutar matanya dengan ekspresi muak. "Mungkin dia menyuap sekolah?"     

Tepat saat itu Haoran dan Emma berjalan ke arah meja berisi hidangan untuk mengambil minuman karena mereka haus. Sepasang mata Allan yang tadinya acuh tak acuh, tiba-tiba membulat besar saat ia melihat Emma.     

"Itu.. Itu Emma Stardust, kan?" tanyanya tanpa menoleh. Wajahnya berubah menjadi dipenuhi ekspresi memuja yang kentara.     

Bianca mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan itu. "Kau kenal Emma?"     

"Kau kenal dengan Emma Stardust?" tanya Bianca dengan wajah keheranan. Ia menatap kekasihnya dengan tatapan curiga.     

Allan seolah tidak mendengarkan kata-kata Bianca masih saja menatap ke arah Emma yang berjalan mendekat. Matanya menyipit saat melihat pemuda tampan yang berjalan di samping Emma sambil memegang tangan gadis itu.     

"Apakah itu kekasihnya? Haoran?" tanya Allan sambil mengerutkan kening. "Sudah berapa lama mereka pacaran?"     

Baru seminggu yang lalu ia melihat Emma masuk ke dalam mobil mewah bersama anak pemilik Lee Industries. Kalau ternyata Emma sudah putus dengan pria ini dan sekarang pacaran dengan Haoran... Ah, Allan merasa sial sekali.     

Kenapa ia tidak tahu Emma putus? Ia bisa mendekatinya. Tahun lalu Emma menolak cintanya karena gadis itu mengatakan ia sudah memiliki kekasih.     

"Sudah lama. Sejak Haoran masuk kelas A.. Jadi kurang lebih sudah hampir setahun," kata Bianca. Nada suaranya berubah menjadi curiga. "Kok kau bisa kenal Emma?"     

"Oh.. kami pernah satu kursus di NTU. Kau tahu kan, sebelum aku kuliah, aku mengambil dua kursus Computer Science," kata Allan. "Saat itu aku melihat Emma pergi bersama kekasihnya dan laki-laki itu bukan Haoran."     

Seketika sepasang mata Bianca berkilauan. Ia sangat senang mendengar informasi ini dari Allan. Akhirnya, gadis sempurna menyebalkan itu memiliki kekurangan juga, pikirnya dalam hati.     

"Tetapi itu kan sudah lama? Mungkin dulu Emma pacaran dengan cowok lain dan kemudian putus, baru kemudian dia pacaran dengan Haoran," kata Bianca lagi, berusaha menegaskan.     

Allan menggeleng. "Kurasa itu tidak mungkin. Aku baru melihat mereka di bandara seminggu yang lalu."     

"Astaga... ini berita besar! Padahal banyak murid-murid yang memilih mereka untuk predikat raja dan ratu prom!" cetus Bianca. "Aku tidak menyangka ternyata Emma selingkuh. Astaga... Haoran benar-benar dipermainkan oleh Emma selama ini."     

Bianca buru-buru melambai dan memanggil sahabatnya, Sandra agar datang mendekat.     

"Ada apa, Bianca?" tanya Sandra yang malam itu tampak cantik dengan gaun berwarna biru. "Wahh.. selamat ya, semoga kau menang sebagai ratu prom. Sayang sekali kita tak bisa memilih Kak Allan juga."     

"Aku punya cara untuk menang," kata Bianca sambil tersenyum lebar. Ia memegang tangan Allan dan meremasnya. "Aku akan mendatangi Emma dan menyapanya. Kak Allan bisa menyinggung tentang kekasihnya itu... biar Haoran tahu bahwa Emma sebenarnya selama ini menyelingkuhinya."     

Sepasang mata Sandra tampak membulat besar. "Astaga... Apakah aku tidak salah dengar? Emma selingkuh dari Haoran??? Ini berita besar!"     

"Benar. Kak Allan melihat sendiri baru minggu lalu Emma bersama kekasihnya di bandara," kata Bianca sambil mengerling ke arah Emma yang sekarang sedang mengobrol bersama teman-teman sekelasnya yang tadi menghentikan pasangan itu dan mengajak foto bersama. "Aku akan membongkar kedoknya. Kau siap-siap mempostingnya ke media sosial ya..."     

Sandra mengangguk sambil tersenyum lebar. "Baiklah."     

"Itu, mereka sedang berjalan ke sini. Aku akan mengajak mereka bicara." Bianca menarik tangan Allan berjalan ke meja berisi minuman yang sedang dituju Haoran dan Emma. Dengan suara diramah-ramahkan, ia pun menyapa pasangan itu. "Hai Emma, gaunmu bagus sekali."     

Emma menoleh keheranan saat mendengar suara Bianca. Gadis itu sangat jarang bersikap manis kepadanya. Emma juga tahu bahwa Bianca membencinya, maka mendengar gadis itu tiba-tiba menyapanya dengan ramah, mau tak mau Emma menjadi keheranan.     

Namun demikian, sebagai gadis sopan ia hanya dapat mengangguk. "Selamat malam, Bianca. Terima kasih."     

Ia tidak membalas pujian Bianca dengan mengatakan bahwa gaun Bianca juga indah. Hal ini membuat Bianca sedikit kesal, tetapi ia menahan diri. Sandra membuka ponselnya dan merekam pertemuan mereka.     

"Aku akan membuat liputan tentang prom dan para kandidat raja dan ratu pesta dansa," kata Sandra sambil tersenyum.     

"Oh..." Emma mengerutkan keningnya keheranan. Ia tahu bahwa bukan itu sama sekali yang sedang dilakukan Sandra.     

'Malam ini kedokmu sebagai gadis tukang selingkuh akan terbuka. Peserta prom tidak akan memilik gadis jahat sepertimu untuk menjadi ratu prom.' pikir Sandra.     

'Ah... untunglah Kak Allan mengenali Emma dan kekasihnya di bandara minggu kemarin, sehingga kami bisa mengetahui bahwa sebenarnya selama ini Emma menduakan Haoran. Kasihan sekali Haoran itu.'     

Emma menarik napas panjang. Ia menatap Allan yang memandangnya lekat-lekat.     

'Emma semakin cantik. Ah... kalau ternyata ia menduakan kekasihnya, dan pacaran dengan berandalan seperti Haoran, kenapa ia tidak mau memberiku kesempatan? Keterlaluan sekali...'     

Semua pemikiran Sandra, Allan, dan Bianca membuat Emma sangat kesal. Ia tahu apa yang mereka rencanakan dan ia tidak menyukai keributan.     

"Emma... kau dan Haoran terlihat sangat serasi," kata Bianca kemudian. "Aku ingin tahu, siapa yang akan kau pilih dari kedua kekasihmu. Sepertinya kau populer sekali ya..."     

"Hah? Emma memiliki dua kekasih? Dia menduakan Haoran?" tanya Sandra berpura-pura terkejut. "Ini kan bukan masalah populer atau tidak. Bianca juga sangat populer dan dari dulu banyak murid lelaki yang mau menjadi pacarnya, tetapi Bianca selalu setia hanya kepada Kak Allan."     

Suara Sandra cukup keras dan hal itu mengundang perhatian murid-murid yang lain. Pelan-pelan mereka mulai berkerumun di sekeliling kelima remaja populer itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.