Putri Dari Akkadia: Cinta Setinggi Langit Dan Bintang

Pesta Dansa Sekolah



Pesta Dansa Sekolah

0Kedua pemuda itu sangat menarik perhatian, karena penampilan mereka yang tidak biasa. Gadis-gadis tak henti-hentinya melirik ke arah Therius dan Xion yang berjalan santai melintasi berbagai toko di pusat perbelanjaan itu.     

Xion tampak antusias memperhatikan sekelilingnya. Terlihat ia menyukai hal-hal baru yang dianggapnya menarik. Sebaliknya dengan Therius yang tampak datar dan acuh tak acuh. Keduanya hampir seperti air dan es. Yang satu penuh semangat dan sukacita, yang satu dingin dan tidak terjangkau.     

Padahal unsur yang mereka kendalikan justru bertolak belakang. Therius yang dingin adalah pengendali api, sementara Xion yang hangat dan gembira adalah pengendali angin dan es.     

Mereka memilih beberapa pakaian yang tampak paling 'normal' dan kemudian kembali ke penthouse. Setelah mengganti pakaian dengan pakaian bumi, keduanya beristirahat dan mengamati situasi di planet ini.     

Xion memilih untuk duduk bersantai di teras penthouse sambil mengamati langit dan mendengarkan suara alam, sementara Therius bermeditasi dan melatih pikirannya.     

***     

"Astaga... kau cantik sekali," puji Haoran saat melihat Emma berbalik dari meja rias dan memamerkan riasan tipis pada wajahnya dan gaun baru yang ia beli dengan bantuan Nadya. "Aku sangat beruntung."     

"Terima kasih," kata Emma sambil tersenyum. "Kau juga tampan dan aku sangat beruntung..."     

Haoran mencium bibir Emma dan menggandengnya turun dari kamarnya menuju ke halaman. Eric telah menunggu di halaman depan rumahnya dengan mobilnya. Ia datang ke pesta dansa bersama adik perempuannya.     

Teman-teman mereka yang lain akan pergi sendiri dan mereka semua akan bertemu langsung di tempat acara.     

"Kakak cantik sekali," komentar Kristina, adik Eric yang duduk di bangku depan, di samping kakaknya yang sedang mengemudi. Ia menujukan kata-katanya kepada Emma.     

"Terima kasih, Kristina. Kau juga cantik sekali..." balas Emma sambil tersenyum.     

Kristina masih duduk di kelas 1 SMA dan seharusnya tidak boleh ikut ke pesta dansa, tetapi banyak temannya yang akan datang karena diajak kakak kelas, karena itulah Eric memutuskan untuk mengajaknya.     

Ia tidak ingin membiarkan adiknya ketinggalan dari teman-temannya yang besok akan menggosipkan suasana pesta dansa di sekolah, sementara Kristina tidak ikut.     

Kekasih Eric sendiri sekarang sedang kuliah di luar negeri. Ia memang menyukai gadis yang lebih tua. Karena itulah, daripada datang sendirian ke pesta dansa, ia memutuskan untuk membawa adiknya.     

"Aku dengar Kak Emma dan Kak Haoran dinominasikan sebagai raja dan ratu pesta dansa," kata Kristina lagi dengan wajah berseri-seri. "Aku yakin kalian akan menang!"     

"Wahh.. terima kasih," kata Emma gembira. Ia tidak terlalu peduli dengan predikat raja dan ratu prom, ia belum pernah datang ke pesta dansa sebelumnya dan sangat tertarik ingin merasakan seperti apa rasanya datang ke pesta dansa.     

Ketika mereka tiba, suasana pesta sudah mulai meriah. Pesta dansa ini diadakan di aula sekolah yang telah dihias dengan sangat mewah. Ada meja penerima tamu yang memberikan souvenir pesta kepada semua tamu.     

Mereka kemudian masuk ke dalam aula dan melihat pertunjukan band yang sedang digandrungi anak muda di Singapura serta seorang DJ yang siap memainkan musiknya untuk menghibur para siswa di SMA kelas atas tersebut.     

Para siswa yang memadati aula tadinya tampak mengagumi pasangan Bianca dan Allan yang tampil dengan pakaian serasi dan tampak sangat rupawan. Namun, ketika Emma dan Haoran masuk, seketika perhatian mereka teralihkan pada pasangan yang baru datang ini.     

Sehari-harinya di sekolah, Emma adalah gadis yang tertutup dan pendiam, tetapi kecantikannya sudah melegenda di antara para siswa. Haoran pun cukup lama menjadi kecengan para siswi di SMA St. Catherine.     

Teman-teman sekelas Emma yang mempromosikan keduanya untuk menjadi Prom King and Queen segera menghampiri Emma dan Haoran dan menyapa mereka.     

"Heiii...! Kalian terlihat serasi sekali," seru Nadya dengan penuh semangat. "Sebentar, aku foto dulu, ya..."     

Ia mendorong tubuh Emma dan Haoran agar merapat lalu ia mengambil beberapa foto mereka. Dengan cepat ia telah memosting foto mereka di media sosial dengan caption #prom #king&queen #St.CatherineHigh #PromKing&Queen.     

"Wahhh.. saingan kalian ada tiga pasangan, dari kelas B ada Susan dan William, dari kelas C ada Alex, lalu Bianca dari kelas kita, dan pasangan dari kelas E ada Imelda dan Hasan," Nadya menjelaskan dengan cepat.     

"Bianca?" tanya Emma. "Alex juga?"     

Alex adalah sahabatnya dan Haoran. Pemuda itu memang tampan sekali, tidak heran kalau ia menjadi idola banyak perempuan untuk menjadi raja Prom.     

"Pasangan mereka bukan dari St. Catherine, jadi mereka hanya dinominasikan sendirian tanpa pasangannya," kata Nadya. "Kak Allan sepertinya sudah resmi pacaran dengan Bianca. Kudengar, Bianca juga akan masuk universitas yang sama dengannya."     

Emma tahu Alex mengajak gadis teman SMP-nya dulu ke prom ini, tetapi gadis itu bukan kekasihnya. Alex belum boleh berkencan serius dengan siapa pun sampai ia lulus SMA.     

Ia melayangkan pandangannya ke arah meja berisi makanan dan minuman dan melihat Bianca sedang berdiri anggun menggandeng lengan Allan.     

Ahh.. rupanya Bianca dan Allan sekarang sudah resmi berpacaran, pikir Emma. Ia ingat dulu Allan berusaha mendekatinya saat mereka bertemu di kursus Programming.     

Sementara itu Bianca tampak memperhatikan kedatangan mereka dengan wajah masam.     

"Ugh... teman-teman sekelasku norak sekali tahun ini," keluh Bianca sambil meneguk minumannya saat ia memperhatikan tingkah teman-teman sekelasnya yang merubung Haoran dan Emma. Ia sudah tidak suka kepada Emma sejak gadis itu masuk ke kelas A dan merebut posisinya ratu sekolah.     

Dulu, sebelum Emma datang, Bianca adalah gadis idaman semua orang karena selain sangat cantik, ia juga pandai dan selalu menjadi ranking 2 di kelas setelah Cedric. Tetapi, begitu Emma datang, semua orang selalu membanding-bandingkan mereka dan menganggap Emma jauh lebih cantik dan lebih pandai dari Bianca.     

Kini, Bianca bukan lagi seorang gadis istimewa. Ia hanya satu dari beberapa gadis cantik dan pandai yang ada di kelas A. Itu saja. Ia senang karena di pesta dansa kali ini, ia bisa kembali menarik perhatian karena ia datang ke prom bersama Allan.     

Allan adalah mantan ketua siswa dan sangat populer di SMA mereka dulu. Ia akhirnya meresmikan hubungannya dengan Bianca beberapa bulan lalu dan kini mereka sudah menjadi pasangan kekasih. Ia tahu betapa pentingnya acara prom ini bagi Bianca, karena itulah ia bersedia datang.     

Uhm... selain itu, ia juga berharap dapat bertemu Emma. Ia penasaran ingin melihat seperti apa kekasih Emma, anak pemilik Lee Industries itu. Setidaknya, kalau ia sudah melihat orangnya secara langsung, ia akan dapat merasa lebih baik.     

Emma memang tidak pantas dicintai karena ia lebih memilih harta daripada kepribadian dan kecerdasan, begitulah pikiran yang ada di benak Allan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.