Putri Dari Akkadia: Cinta Setinggi Langit Dan Bintang

Malam Pertama **



Malam Pertama **

0Catatan Author:     

Bab ini PANAS dan DETAIL. Mohon kalau masih di bawah umur, jangan membacanya. Silakan skip dan tunggu bab berikutnya yang lebih aman.     

.     

.     

Haoran memang merasa dirinya sangat beruntung. Ia berjalan perlahan menghampiri Emma yang berdiri polos di depannya dengan wajah malu-malu. Ia menaruh tangan Emma di tali jubahnya dan membiarkan gadis itu melepaskan ikatannya dan menurunkan jubahnya lepas dari tubuh Haoran.     

Setelah jubah penutup tubuh Haoran juga teronggok di lantai, pemuda itu menarik tubuh Emma ke ranjang dan segera menindihnya.     

Ia mencium bibir Emma dengan mesra dan tangannya menelusuri kulit tubuh gadis itu dengan penuh gairah, mulai dari bahu, turun ke dadanya, dan bermain-main di kedua payudaranya.     

Dari pengalaman tadi, ia mengerti bahwa Emma sangat menyukai ketika ia menstimulasi tubuhnya di bagian-bagian tertentu, terutama payudaranya.     

Haoran lalu memutuskan untuk memanjakan kedua benda kenyal itu dengan lidahnya. Ciuman-ciuman lembut yang diiringi isapan bibirnya dan remasan tangannya bergantian memanjakan payudara kiri dan kanan Emma.     

Emma tak kuasa menahan desahan saat stimulasi dari Haoran menjadi semakin tidak tertahankan dan tak lama kemudian ia pun mengejangkan tubuhnya karena dilanda orgasme yang pertama. Haoran menatap Emma yang sedang mengerang nikmat dengan pandangan takjub.     

Ternyata begini rasanya, pikir pemuda itu gembira. Perasaan saat melihat orang yang dicintainya mengalami orgasme.     

Sebelum Emma kembali ke bumi, Haoran telah menurunkan bibirnya ke perut Emma, meninggalkan ciuman dan gigitan lembut, lalu terus turun hingga ke antara pahanya.     

Perlahan ia membuka kedua kaki Emma dan melancarkan serangan ke inti tubuh Emma yang sudah basah oleh cairan cintanya.     

Emma menjerit tertahan ketika belum selesai orgasme yang dialaminya akibat stimulasi pada payudaranya, Haoran telah memanjakan liang kewanitannya dengan bibir dan lidahnya.     

"Aaahhhh...." Tanpa sadar Emma meremas rambut Haoran dan kembali mengejangkan tubuhnya. Ia benar-benar belum pernah merasakan rasa nikmat yang demikian memabukkan seperti ini.     

Haoran meneruskan stimulasinya pada liang kewanitaan Emma dengan sukacita. Ia dapat merasakan bahwa sensasi yang dirasakan Emma di sana bahkan lebih dahsyat dari sebelumnya.     

Ia kemudian menggabungkan keduanya, mempermainkan liang kewanitaan istrinya dengan bibir dan lidahnya, sambil kedua tangannya meremas payudara Emma dengan lembut.     

Setelah beberapa menit, Emma mengalami orgasme ketiganya, diiringi erangan panjang. Haoran yang sudah tidak sabar ingin merasakan kenikmatan yang sama segera memposisikan kejantanannya di depan liang kewanitaan Emma dan mendorong masuk.     

Ia melakukannya dengan cepat dan mantap, lalu mendorong hingga ke ujung. Karena Emma sudah sangat basah dan otaknya dipenuhi dopamin yang membuatnya melayang tinggi di surga, rasa sakit yang melanda tubuh bagian bawahnya berlangsung dengan begitu cepat.     

Haoran segera menindih tubuh Emma dan mencium bibirnya untuk menahan jeritan gadis itu. Kejantanannya terasa berdenyut-denyut dan dipenuhi rasa nikmat yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.     

Ketika ia mendorong keluar masuk dengan teratur, Haoran merasakan seluruh tubuhnya dijalari kenikmatan yang benar-benar membuatnya mencandu.     

Sementara itu, wajah Emma yang sempat mengernyit menahan sakit tidak lama kemudian sudah dipenuhi ekspresi bahagia. Inti tubuhnya telah merasakan kejantanan Haoran yang memompa hingga ke mulut rahimnya, membuatnya merasa begitu sesak dan penuh.     

"Aaahh...." Haoran mendesah sambil memejamkan matanya. Ia terus memompa dengan sukacita. Ia dulu sering membayangkan bagaimana rasanya mandi bersama Emma dan ternyata kenyataannya jauh lebih menyenangkan daripada bayangannya.     

Kini.. berhubungan seksual dengan Emma.. ternyata terasa jauh lebih nikmat dari dugaannya. Ia sangat bahagia. Kebahagiaannya tak dapat dilukiskan dengan kata-kata.     

"Emma.. sayang..." ia berbisik sambil membelai pipi Emma. "Aku sangat mencintaimu."     

Emma membuka matanya dan menatap Haoran yang berada tepat di atasnya, bergerak naik turun dengan teratur. Wajah dan tubuh keduanya sudah mulai basah oleh keringat dan cairan cinta.     

"Aku.. juga mencintaimu.." bisik Emma.     

Mereka berciuman mesra.     

Setelah Emma orgasme kesekian kalinya, Haoran lalu menurunkan ritmenya karena ia takut akan langsung keluar dan mengakhiri hubungan intim mereka yang luar biasa menyenangkan ini. Ia mengganti posisi mereka dan memompa dengan gerakan lambat.     

Tubuhnya pindah ke belakang tubuh Emma saat mereka berbaring menyamping. Ia memompa dari belakang sambil kedua tangannya yang bebas meremas kedua payudara Emma dengan penuh cinta. Saat Emma sudah mengerang putus asa, barulah ia mempercepat temponya dan kembali memberi gadis itu orgasme.     

Lalu ia akan membalikkan tubuh Emma dan mengangkat pinggulnya sedikit dan memasuki Emma dari belakang. Inti tubuh Emma yang menerima penis Haoran dalam posisi seperti itu terasa jauh lebih sesak dan penuh dari sebelumnya, dan dengan cepat ia segera kembali mencapai puncak.     

Haoran sungguh bahagia mengetahui Emma telah berkali-kali mendapatkan orgasme karena kerja kerasnya. Hal itu membuat kepercayaan dirinya benar-benar menjadi semakin tinggi. Ia kini dapat mengonfirmasi bahwa ia bukan hanya dapat memuaskan wanitanya secara materi, tetapi ia juga memuaskan di tempat tidur.     

Setelah hampir satu jam, ia pun akhirnya memutuskan untuk mengakhiri permainan cinta mereka. Emma telah berkali-kali mengalami puncak kenikmatan, dan kini ia ingin merasakan gilirannya untuk orgasme.     

Haoran membalikkan tubuh Emma kembali agar berbaring di punggung dan memasuki Emma dari depan. Ia meremas kedua payudara gadis itu sambil memompa teratur dan perlahan-lahan menjadi semakin cepat.     

"Sayang... kau mau aku mengeluarkannya di mana...?" bisik Haoran.     

Ia tahu bahwa sebentar lagi penisnya sudah siap meluncurkan benihnya dan ia pun mendapatkan orgasme. Ia ingin tahu apakah Emma menginginkannya mengeluarkan benihnya di dalam tubuh gadis itu atau di luar.     

Emma membuka matanya dan tersenyum, "Terserahmu, Haoran... Di mana pun yang kau mau."     

Haoran buru-buru menghitung di kepalanya. Ia hafal jadwal datang bulan istrinya karena ia memang seorang lelaki yang penuh perhatian.     

Apakah hari ini Emma sedang subur?     

Ia berusaha menghitung..     

Tetapi dasar otaknya tak bisa diajak berpikir di saat seperti ini, ia tidak bisa memastikan apakah Emma sedang subur atau tidak.     

Brengsek..     

Memang benar kata orang bahwa Tuhan memberikan lelaki otak dan penis tetapi hanya tenaga untuk menggunakan salah satu, tidak bisa keduanya sekaligus.     

Akhirnya, karena ia sudah tidak sanggup berpikir, Haoran memutuskan untuk mengeluarkan di dalam dan berharap hal itu tidak membuat Emma langsung hamil.     

Ini adalah hubungan seksual pertama mereka dan ia sangat ingin merasakan prosesnya yang lengkap, sejak awal hingga akhir, mulai dari foreplay hingga pembuahan.     

Ia lalu mempercepat gerakannya sambil kedua tangannya meremas payudara gadis itu. Sesaat kemudian tubuhnya pun bergetar saat ia mengeluarkan benihnya di dalam mulut rahim Emma.     

Emma mencengkramkan kakinya ke pinggang Haoran dan ikut mengejangkan tubuhnya. Keduanya mendesah berbarengan saat mencapai puncak bersama. Tubuh Haoran segera menjadi lemas dan ia pun menjatuhkan tubuhnya ke atas Emma sambil bertopang pada sikunya.     

Ia lalu berguling ke samping dan memeluk tubuh Emma dengan erat.     

Selama sepuluh menit, keduanya tidak bergerak dan tidak ada yang berkata apa-apa, menikmati afterglow yang begitu manis dan menyenangkan.     

Malam pertama berlangsung sukses, pikir Haoran. Ia merasa sangat bahagia dan bangga pada kemampuannya. Ahh... kini mereka sudah sah dan sempurna menjadi satu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.