Putri Dari Akkadia: Cinta Setinggi Langit Dan Bintang

Aeron Yang Kaget



Aeron Yang Kaget

0Saat ayahnya kembali dari tugas, ibunya akan mengadakan pesta kecil. Saat ulang tahun pernikahan mereka, lalu saat pergantian musim, dan begitu banyak momen kecil lainnya yang dirayakan oleh ayah dan ibunya untuk membuat suasana di rumah mereka menjadi lebih hangat.     

Barulah sekarang Therius dapat menghargai itu semua. Dalam hati ia sekarang mengerti betapa dalam cinta yang dimiliki orang tuanya terhadap satu sama lain. Ibu dan ayahnya sudah berteman sejak mereka kecil, dan mereka adalah cinta pertama masing-masing.     

Seandainya Jenderal Licht Wolfland tidak mati muda, mungkin sampai sekarang mereka masih akan tetap mesra dan hidup berbahagia.     

Ahh... ia ingat betapa ia menyalahkan ibunya selama bertahun-tahun yang tidak dapat menanggung kepedihan akibat kematian ayahnya, dan akhirnya memilih bunuh diri. Therius merasa sakit hati karena menganggap ibunya egois dan tidak memikirkannya saat ia masih kecil.     

Namun kini, ia dapat mengira bahwa kesedihan ibunya terlalu dalam dan mengakibatkan depresi yang tidak berhasil disembuhkan, hingga akhirnya ia mengambil nyawanya sendiri. Sekarang, Therius sudah dapat mengerti dan memaafkan ibunya.     

Namun, ia tetap bertekad tidak akan membiarkan hal yang sama terjadi kepadanya. Kalau sampai ia dan Emma memiliki anak, apa pun yang terjadi, ia tidak akan meninggalkan mereka. Ia akan berusaha sekuat tenaga untuk membesarkan mereka dan membuat mereka bahagia.     

Dalam hati, ia juga berharap Emma akan berbuat hal yang sama.     

"Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Emma saat melihat pandangan Therius yang jauh. Sang raja tergugah dari lamunannya dan segera menggeleng.     

"Bukan hal yang penting," katanya.     

Ya, ia kembali memikirkan masa depan bersama Emma. Mungkin lima tahun dari sekarang akan menjadi saat yang tepat untuk memiliki anak. Hingga saat itu tiba, ia harus bersabar.     

"Selamat malam hadirin sekalian! Terima kasih atas kehadiran Anda ke istana malam ini untuk merayakan ulang tahun raja kita yang ke-29. Baru-baru ini beliau naik takhta dan menikah, dan kini merayakan ulang tahunnya bersama kita semua dan istri tercintanya," seorang MC yang berpenampilan menarik segera naik ke atas panggung kecil dan menyapa para tamu. Ia mengangkat tangannya dan menunjuk ke arah Therius dan Emma dengan senyum lebar. "Mari berikan tepuk tangan yang sangat meriah untuk Raja Licht Wolfland dan Permaisuri Emma Stardust!"     

Orang-orang segera bangkit berdiri dan menghadap ke arah Emma dan Therius lalu bertepuk tangan dengan sangat meriah. Therius mengangguk ke arah mereka semua dan mengangguk.     

"Terima kasih," katanya singkat.     

"Yang mulia, kami mendoakan agar ketujuh dewa selalu menganugerahkan kesehatan dan kekuatan bagi Anda agar dapat terus memimpin Akkadia dengan bijak," kata sang MC dengan sungguh-sungguh. "Nahh.. malam ini telah hadir seorang penyanyi yang sangat istimewa, hendak mempersembahkan beberapa lagu bagi raja dan ratu kita... Hadirin sekalian, mari kita sambut... AERON!!!"     

Ruangan aula yang besar itu seketika menjadi heboh. Semua orang berteriak dengan histeris, terutama tamu-tamu wanita. Dari langit-langit kembali turun hujan kelopak bunga yang sangat indah.     

Ahh... ini pasti ciri khas Aeron setiap ia tampil, pikir Emma. Ia masih saja kagum melihat kemampuan Aeron yang mampu menciptakan ribuan kelopak bunga seperti itu untuk waktu yang cukup lama. Benar-benar membuat suasana berubah menjadi seperti di alam fantasi.     

Tanpa sadar, ia mengangkat tangannya dan menciptakan angin kecil yang berputar-putar membuat ratusan kelopak bunga seperti menari bersama.     

"Ahhhhh..." serentak orang-orang mendesah bersamaan. Sungguh pemandangan yang sangat indah!     

Aula kemudian diisi suara musik dan nyanyian sendu suara merdu seorang pria. Suara jeritan histeris kembali terdengar dan tidak lama kemudian, yang empunya suara pun muncul.     

Ia turun dari atas langit-langit yang tadinya gelap dengan menggunakan ayunan yang cantik sekali dan dililiti begitu banyak bunga mawar. Ia terlihat seperti pangeran romantis yang dikelilingi bunga.     

Lagu pertama yang dinyanyikannya adalah lagu tentang Putri Arreya dan Jenderal Stardust dan liriknya segera menyentuh hati Emma. Rupanya, sejak nama orang tua Emma dipulihkan, Aeron telah mengubah liriknya dan kini terang-terangan menyebutkan bahwa lagu gubahannya itu memang menceritakan kisah cinta Arreya dan Kaoshin.     

Lirik yang semula tentang putri dan petani, kini berubah menjadi putri dan seorang jenderal. Tanpa terasa, air mata haru menetes ke pipi Emma. Ia kembali diingatkan akan peristiwa lima bulan lalu ketika ia bertemu ayah dan ibunya di masa lalu. Cinta mereka yang demikian besar terhadap satu sama lain benar-benar membuatnya tersentuh dan bahagia.     

Ahh.. seandainya orang-orang ini tahu alasan mengapa Kaoshin dan Arreya melarikan diri waktu itu, mungkin mereka akan dapat lebih mengerti apa yang terjadi. Arreya dan Kaoshin melakukannya bukan karena mereka egois dan mementingkan cinta mereka, melainkan karena mereka sangat menyayangi Emma, anak mereka.     

Sayangnya, ia tak mungkin memberi tahu orang lain tentang hal itu. Ini adalah rahasia yang hanya dapat ia simpan sendiri.     

Therius mengangkat tangannya dan mengusap tetesan air mata di pipi istrinya. Hatinya selalu sedih kalau melihat air mata Emma. Di masa lalu, gadis itu sudah sangat banyak menangis hingga bekas tetesan air mata sempat menghiasi wajahnya selama berminggu-minggu dan matanya menjadi cekung.     

Ia berusaha melakukan apa pun agar Emma tidak mengalami kesedihan apa pun lagi. Ahh... ia tak mengira, mengundang Aeron malah akan membuat Emma menangis lagi. Mereka sudah hidup damai dan bahagia bersama selama berbulan-bulan. Baru kali ini Emma kembali meneteskan air mata.     

"Aku tidak apa-apa," bisik Emma sambil menoleh ke arah Therius. "Aku hanya terharu. Terima kasih kau telah mengundang Aeron. Ini adalah lagu kesukaanku."     

Therius menatap Emma dalam-dalam dan kemudian mengangguk. "Syukurlah kau hanya merasa terharu. Aku takut kau sedih lagi. Hatiku sakit melihatmu bersedih."     

Emma memutar matanya mendengar kata-kata Therius. Walaupun ia tahu suaminya itu sungguh-sungguh dengan ucapannya, tetap saja rasanya aneh mendengar Therius mengucapkan kata-kata yang bernada seperti rayuan itu.     

"Aku tidak apa-apa," Emma mengulangi ucapannya. Pada saat itu, Aeron baru menyelesaikan nyanyiannya dan mengangkat tangannya untuk menyapa para penggemarnya. Kelopak bunga kembali berjatuhan dari langit-langit.     

"Selamat malam, hadirin sekalian. Aku sangat senang dan bahagia karena memperoleh kesempatan untuk datang menghibur kalian semua malam ini. Tentu saja aku ingin mengucapkan terima kasih kepada baginda raja kita, Raja Licht Wolfland." Ia menoleh ke arah meja tempat Therius dan Emma sedang duduk berdua.     

Karena posisinya cukup dekat, Aeron dapat melihat wajah sang raja dengan lebih jelas. Selama beberapa detik ia tampak mengerutkan keningnya dan kemudian terlihat ekspresi kaget menghiasi wajahnya.     

Astaga.. itu kan? Apa aku tidak salah lihat? pikirnya keheranan. Ia melihat ke arah wanita cantik yang duduk di samping raja dan segera ingat bahwa ia pernah melihat gadis itu beberapa bulan yang lalu di plaza saat ia tampil di festival Tiga Bulan Api.     

Sebentar.. ini kan gadis yang waktu itu...?     

Bukankah kata Xion dia itu calon istrinya Therius?     

Lalu, sedang apa dia di sini?     

Eh.. tapi, kalau tidak salah laki-laki yang berada di sampingnya itu memang Therius. Lalu mengapa mereka duduk di meja kehormatan?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.