Putri Dari Akkadia: Cinta Setinggi Langit Dan Bintang

Pesta Ulang Tahun Raja



Pesta Ulang Tahun Raja

0Therius tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Aku akan mengadakannya untukmu, karena kau kalau bahagia, aku juga akan bahagia."     

Emma memutar matanya mendengar kata-kata pria itu. Therius yang tidak ekspresif dan dingin di permukaan selalu sangat terbuka dengan cintanya setelah mereka menikah dan tidur bersama.     

Begitu mereka bersatu secara dalam pernikahan dan berhubungan seksual, seolah-olah bendungan hati Therius yang dipenuhi oleh cintanya kepada Emma terbuka, dan ia tidak lagi menyembunyikan perasaan dan kasih sayangnya.     

Kalau dipikir-pikir, Emma sekarang sudah menikah dengan Therius lebih lama dari Haoran. Dulu, ia dan Haoran hanya menikah selama dua minggu sebelum kemudian Haoran mengalami koma dan akhirnya meninggal dunia.     

Kini, Emma dan Therius telah menikah selama tiga bulan dan menghabiskan banyak waktu bersama. Sesuai kesepakatan mereka, Emma pindah ke kamar Therius yang jauh lebih besar dan mulai menjadikannya ruang pribadinya.     

Mereka tidur bersama, berhubungan seksual dan bermesraan di setiap kesempatan yang mereka dapatkan, dan menghabiskan waktu bersama di saat Therius tidak sibuk dengan pekerjaannya.     

Di pagi hari, mereka akan sarapan bersama sebelum Therius pergi ke istana raja untuk melakukan pekerjaannya. Ia dan Emma memilih untuk tinggal di istana putra mahkota dan menggunakan istana kerajaan lama sebagai tempat kerjanya.     

Emma tidak ingin tinggal di istana yang pernah ditempati oleh Raja Cassius dan Ratu Ygrit yang bertanggung jawab atas kematian orang tuanya.     

Therius akan pulang untuk makan siang bersama Emma dan mereka akan membahas kegiatan mereka hari itu. Sementara Therius bekerja, Emma akan belajar bersama Atila dan Anddara yang datang ke istana dan mengajarinya.     

Rutinitas seperti itu setiap hari selama tiga bulan membuat Emma dan Therius menjadi semakin dekat, tetapi pada saat yang sama Therius kuatir akan membuat istrinya bosan. Karena itulah ia berniat mengadakan pesta untuk membuat Emma terhibur.     

Ulang tahunnya yang ke-29 dijadikan alasan untuk menggelar perayaan. Semuanya untuk membuat Emma senang. Ia masih ingat betapa Emma tampak sangat menikmati penampilan Aeron saat Festival Tiga Bulan Api dulu. Ia ingin mengundang pria itu untuk datang menyanyi dan menghibur Emma.     

Karena ia dan Emma sudah menikah, dan ia telah memiliki Emma seutuhnya, Therius merasa tidak kuatir jika ia mengundang sang casanova untuk tampil di acara ulang tahunnya.     

"Aku punya kejutan untukmu," kata Therius sambil memeluk pinggang Emma. "Kau pasti suka."     

"Ahh.. kejutan apa?" tanya Emma keheranan.     

"Kalau aku bilang, namanya bukan kejutan lagi," jawab Therius. "Aku akan memberimu petunjuk kalau kau menciumku."     

Emma memutar matanya dan menggeleng. "Aku bisa mencari tahu sendiri. Aku dapat memanggil Avato kemari dan membaca pikirannya."     

Therius mendesah. Ahh.. memang tidak enak memiliki istri seorang telemancer seperti Emma. Ia tidak dapat menyembunyikan rahasia darinya. Untung saja ia sendiri seorang telemancer dan jauh lebih kuat dari istrinya, sehingga Emma tidak dapat membaca pikirannya.     

"Hmmm... baiklah, kau menang." Therius akhirnya mengalah. "Aku meminta Avato mengundang penyanyi yang kau sukai untuk tampil di pesta ulang tahunku."     

Emma mengerutkan keningnya. Ia tidak pernah menjadi penggemar penyanyi mana pun saat ia masih hidup di bumi, apalagi di Akkadia. Ia belum begitu banyak mengikuti perkembangan budaya dan hiburan di planet ini, sehingga ia tidak tahu siapa yang dimaksud Therius.     

"Aku tidak punya penyanyi idola," kata Emma keheranan.     

"Aku melihat ekspresimu saat Aeron tampil di Festival Tiga Bulan Api. Apakah kau tidak menyukainya?" tanya Therius memastikan. Dalam hati ia merasa senang karena ternyata Emma tidak benar-benar menyukai Aeron, ia bahkan tidak ingat kepada pria flamboyan itu.     

"Oh... yang itu?" Emma baru ingat siapa yang dimaksud Therius. Ia mengangguk. "Penampilannya bagus. Saat itu aku hanya terharu karena ia membuat lagu tentang orang tuaku. Kalau kau ingin mengundangnya, aku akan senang sekali."     

"Ahh... baiklah. Aku akan meminta Avato mengundang Aeron ke istana untuk tampil," kata Therius.     

***     

Pesta ulang tahun yang diadakan untuk merayakan ulang tahun raja baru Akkadia berjalan sangat meriah. Emma terkesan saat tiba malam perayaan tersebut. Tamu-tamu undangan adalah para bangsawan yang merupakan pendukung Therius dan juga pejabat pemerintahannya.     

Aula utama di istana raja lama disiapkan sebagai tempat untuk menyelenggarakan pesta tersebut. Ketika Emma dan Therius tiba, keduanya tampak kagum karena dekorasinya dibuat sangat menarik dan megah, benar-benar pantas bagi seorang raja.     

"Selamat malam yang mulia," beberapa orang bangsawan segera menyambut kehadiran mereka dengan sikap penuh hormat. Emma tidak mengenal sebagian besar orang-orang yang datang karena ia masih baru di Akkadia, tetapi untungnya ia adalah seorang telemancer, sehingg sangat mudah baginya untuk membaca pikiran mereka dan mengetahui siapa mereka.     

Dengan ramah ia dapat menyapa nama mereka dengan tepat dan menanyakan tentang anggota keluarga atau anak-anak mereka.     

"Selamat malam, Lady Sundry. Bagaimana kabar anak perempuanmu? Kudengar ia baru lulus sekolah, ya?" tanya Emma kepada seorang wanita bangsawan berpakaian serba gemerlap.     

Lady Sundry tampak sangat senang mendengar ratu muda ini sangat mengenal keluarganya. Ia tersenyum lebar dan menceritakan tentang anak perempuannya dengan nada sangat bangga. Therius harus mengendalikan pikiran wanita itu agar menghentikan ocehannya sehingga Emma dapat beranjak dan menemui tamu-tamu lainnya.     

"Aku senang kau mencabut perisai anti sihir di istana raja," komentar Emma. "Aku dapat menggunakan telemancy untuk membaca pikiran para tamu ini dan menemukan bahan pembicaraan."     

Therius mengangguk. "Aku setuju. Aku sudah merasakan betapa tidak enaknya dibatasi oleh perisai itu. Kita jadi tidak dapat melindungi diri."     

Ia melirik ke arah para pengawal raja yang juga tampak lebih santai karena mereka dapat mengerahkan semua kemampuan mereka untuk melindugi Raja Licht dan permaisurinya jika terjadi apa-apa.     

"Kau suka pestanya?" tanya Therius setelah mereka selesai berbasa-basi dengan banyak tamu dan kemudian beristirahat di meja mereka menikmati minuman.     

Emma bukanlah orang yang senang keramaian, tetapi acara-acara penting yang jarang ada seperti ini dapat diterimanya. Ia mengerti tujuan Therius mengadakan pesta adalah untuk menghibur dirinya agar tidak bosan di istana, karenanya ia mengangguk dengan ekspresi penuh terima kasih.     

"Aku suka. Mengadakan pesta setiap beberapa bulan akan baik untuk membuat suasana di istana menjadi lebih menyenangkan," katanya. Ia menyentuh pipi Therius dan tersenyum. "Selamat ulang tahun."     

Therius memejamkan matanya, menikmati sentuhan tangan Emma pada pipinya. Ia lalu menyentuh tangan itu dan menggenggamnya. "Terima kasih."     

Tadi pagi setelah mereka bangun tidur, Emma telah mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya. Therius tidak pernah merasa segembira hari ini menghadapi pertambahan usianya. Rasanya hidupnya baru terasa menyenangkan setelah ia menikah.     

Ahh.. pelan-pelan, bayangan kemesraan orang tuanya kembali dalam ingatannya. Ia ingat bagaimana perayaan-perayaan kecil selalu ada di rumahnya saat kedua orang tuanya masih hidup.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.