Putri Dari Akkadia: Cinta Setinggi Langit Dan Bintang

Apakah... Kau Sudah Siap?



Apakah... Kau Sudah Siap?

0"Terima kasih... kau telah membuatku menjadi laki-laki paling bahagia di seluruh alam semesta," bisik Therius saat melihat wajah Emma menoleh untuk melihat ke arahnya. Ia mengangkat tangannya dan mengusap rambut gadis itu, lalu menarik wajah Emma mendekat.     

Mereka lalu berciuman mesra. Karena selama ini, ia sudah biasa berciuman dengan Therius, perasaan Emma kepadanya pelan-pelan berubah.     

Dulu, saat mereka pertama kali berciuman di Daneria, Emma masih merasa canggung. Ia juga juga merasa bersalah kepada Haoran yang saat itu masih terbaring koma. Kini ia sudah dapat menerima ciuman Therius dengan sepenuh hati dan membalasnya.     

Therius mengusap rambut Emma yang masih disanggul dalam riasan khas Taeshi dan kemudian pelan-pelan membuka gelungan rambutnya hingga tergerai indah ke punggungnya.     

Tangannya kanannya meraba rambut indah itu dengan penuh kasih sayang sementara tangan kirinya menahan punggung Emma. Karena pengaruh wine, Therius menjadi lebih relaks dari biasanya. Ia sangat menikmati bibir Emma, yang kini telah sah menjadi istrinya.     

Ia menarik tubuh Emma hingga menempel ke dadanya dan mencium gadis itu dengan lebih mesra. Lidahnya menerobos masuk melalui celah bibir gadis itu dan menjelajah rongga mulutnya dengan sukacita, lalu dengan lincah membelit dan mengisap lidahnya.     

Mereka saling melumat dan menikmati satu sama lain. Pelan-pelan, Therius merasakan tubuh bagian bawahnya menegang dan menjadi panas.     

Ugh.. ia tahu seharusnya ia tidak mengambil risiko. Mencium Emma dengan semesra ini akan membangkitkan gairahnya. Bagaimanapun ia adalah seorang laki-laki orang yang mempunyai kebutuhan seksual. Apalagi, ia sedang mencium wanita yang ia cintai, yang kini sudah menjadi istrinya.     

Tetapi ia tidak dapat menahan diri. Ia sungguh mencintai Emma dan ingin terus berada di dekatnya, menciumnya... dan... ah, ia harus mundur. Ia telah berjanji tidak akan meniduri Emma hingga ia selesai berkabung.     

Dengan berat hati, Therius melonggarkan pelukannya dan tubuh Emma dan pelan-pelan menarik bibirnya.     

Sepasang mata topaznya tampak dipenuhi penderitaan saat ia menatap Emma dan tersenyum rikuh.     

"Uhm... sebaiknya kau tidur sekarang. Aku tidak akan mengganggumu lagi," katanya dengan suara dalam. Jelas terlihat sang raja sedang terangsang nafsu, tetapi ia berusaha keras menahan diri.     

Emma yang tadi terbawa suasana, merasa kehilangan ketika Therius menghentikan ciumannya. Ia menatap lelaki itu dengan sepasang mata membulat.     

Saat ia melihat kedua mata Therius tampak dipenuhi penderitaan, Emma akhirnya menyadari apa yang terjadi. Ahh... tentu Therius sengaja menyudahi kemesraan mereka karena ia takut tidak dapat menahan diri, dan kemudian melanggar janjinya kepada Emma.     

Sementara itu, Emma sendiri yang sudah setahun lebih tidak merasakan sentuhan seksual seorang laki-laki, sejak Haoran jatuh sakit dan akhirnya meninggal, juga merasakan gairahnya mulai terbakar. Ia adalah seorang wanita muda yang juga memiliki kebutuhan seksual yang sama seperti suaminya.     

Selama ini, yang membuatnya menahan diri adalah statusnya yang baru kehilangan suami dan ia merasa seharusnya ia berkabung lebih lama.     

Tetapi, melihat sepasang mata Therius yang sedih, Emma menjadi tidak tega. Bagaimanapun Therius kini adalah suaminya, dan mereka akan menghabiskan seumur hidup mereka bersama dan membangun keluarga.     

Gadis itu tersenyum dan matanya berkaca-kaca. Ia merasa sangat bersyukur karena dicintai seorang laki-laki dengan begitu besar. Seorang raja yang bisa mendapatkan apa pun di dunia ini, tetapi memilih menunggu dan bersabar, untuk mendapatkan diri Emma seutuhnya, walaupun mereka sudah menikah.     

Hal ini membuat Emma terharu.     

"Kau... menangis?" tanya Therius kaget. Ia takut telah menyinggung perasaan Emma dan membuatnya sedih. Gadis itu buru-buru menggeleng dan menyentuh pipi Therius. Ia lalu menarik wajah Therius dengan tangannya yang satu lagi dan mencium bibirnya.     

Therius sangat kaget saat Emma mengambil inisiatif menciumnya. Ia memejamkan mata dan menikmati bibir gadis itu. Tetapi.. ah, tubuh bagian bawahnya sudah menegang dan ia mulai merasa sesak.     

Therius hendak melepaskan diri dari Emma, tetapi gadis itu menahan bahunya. Lalu pelan-pelan tangan Emma bergerak dan membuka kancing pakaian atas Therius.     

Sang raja hampir tak dapat bernapas ketika ia menyadari apa yang sedang dilakukan Emma. Dadanya seolah membeku dan ia tak dapat bergerak, seolah ia takut jika ia bergerak, Emma akan tergugah dari lamunan yang membuatnya melakukan hal ini.     

Ia hanya diam dan memperhatikan kedua tangan gadis itu pelan-pelan membuka kancing pakaiannya satu persatu. Sementara itu, bibir mereka masih berciuman dengan panas. Telinga Therius yang tajam juga mulai mendengar suara desahan seksi dari bibir Emma dan napasnya mulai terasa memburu.     

"Ahhh... Sayang," Therius memejamkan matanya saat tangannya mulai menjelajahi tubuh bagian atas Emma. Rasanya indah sekali.     

Karena ia tidak merasakan ada penolakan dari Emma sama sekali, Therius sadar bahwa istrinya memang sudah membuka pintu baginya untuk masuk. Perasaan pemuda itu tak dapat diungkapkan dengan kata-kata.     

Ia merasa sangat bahagia, sekaligus lega. Tangannya perlahan mulai menelusuri dada Emma, dan kemudian masuk ke balik gaunnya dari atas. Ahhh... ia kini dapat merasakan sepasang payudara gadis itu begitu lembut di tangannya.     

Ia tak sabar ingin melihat sendiri bukit kembar yang seksi itu! Selama ini ia hanya dapat membayangkan seperti apa tubuh Emma kalau tidak mengenakan pakaian, karena mereka memang tidak pernah tidur bersama.     

Ia ingin tahu apakah fantasinya sesuai kenyataan atau tidak. Ahhh... akhirnya ia mendapat kesempatan itu. Jauh lebih cepat dari yang diduganya.     

"Sayang..." Suara Therius sudah terdengar sangat berat ketika ia melepaskan ciumannya dari bibir Emma. Matanya tampak dipenuhi nafsu dan napasnya memburu, dan tangannya yang meremas payudara Emma dari balik pakaiannya menjadi bergetar karena ia berusaha keras menahan diri. "Apakah... kau sudah siap?"     

Ia bertanya dengan suara yang dipenuhi gairah. Ia sangat berharap Emma akan menjawab iya.     

Emma tersenyum sedikit dan mengangguk.     

"Oh.. aku sangat mencintaimu!" Therius tak dapat menahan diri lagi. Ia segera mengangkat tubuh Emma dengan kedua tangannya dan menggendong gadis itu kembali ke kamar. Dengan penuh semangat ia meletakkan tubuh Emma di atas tempat tidur.     

Mereka kembali berciuman dan Therius dengan cepat membuka pakaian Emma. Kedua tangannya bergerak lincah melepaskan berbagai hiasan dan tali ikatan gaunnya. Tidak lama kemudian, tubuh indah istrinya telah terpampang jelas di atas tempat tidur, tanpa ditutupi sehelai benang pun.     

Therius menelan ludah.     

Sungguh... ini jauh, sangat jauh lebih indah daripada fantasinya. Ia menatap kagum tubuh seksi yang terbaring di bawahnya, sambil tangannya menyentuh kulit Emma dari leher, kemudian turun ke bahunya.     

Tangannya terus menelusuri kulit Emma hingga ke dadanya yang indah. Dengan hati-hati, ia meremas kedua payudara berukuran penuh itu.     

Ahhh... kejantannya segera bereaksi saat ia merasakan dua gundukan lembuat itu di tangannya. Therius segera bangkit dan melepaskan pakaiannya. Setelah ia juga sama-sama tidak lagi mengenakan sehelai benang pun, pemuda itu menghampiri Emma dan menindih tubuhnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.