Putri Dari Akkadia: Cinta Setinggi Langit Dan Bintang

Bertemu Putri Arreya (2)



Bertemu Putri Arreya (2)

0Xion mencengkram lengan sahabatnya dan mengangguk. "Aku ikut denganmu. Kurasa akan lebih aman kalau aku menemanimu. Kau ini calon raja. Lagipula, mungkin Putri Arreya tidak percaya kepadamu dan membutuhkan saksi dari orang ketiga yang tidak memihak."     

Therius mengerutkan keningnya. Ia tidak mengira Xion mau ikut campur urusan politik seperti ini. Apakah Xion berubah karena Emma?     

Atau... Xion memang benar-benar menguatirkan keselamatan Therius?     

"Aku akan ikut denganmu ke sini untuk memastikan bahwa semuanya dapat ditangani dengan baik. Aku ingin membantu sebisaku sebelum aku mengundurkan diri dari dunia," kata Xion lagi. Ia menatap Therius lekat-lekat. Akhirnya sang pangeran mengangguk.     

"Baiklah, kita berdua yang pergi."     

Jenderal Moria yang tidak tahu betapa tangguhnya kedua pemuda itu masih merasa kuatir. Ia tahu Putri Arreya adalah seorang mage yang memiliki lima jenis kekuatan sekaligus dan ia telah melatihnya dengan giat hingga ia sekarang ada di level tertinggi untuk semua elemen yang dikuasainya.     

Dalam pemikiran Jenderal Moria, hanya lima orang mage dari setiap elemen berbeda yang akan sanggup menghadapi sang putri. Ia tahu Therius adalah seorang pyromancer dan aeromancer, dan Xion adalah seorang cryomancer dan aeromancer, tetapi ia tidak tahu level mereka dan berbagai kekuatan lain yang mereka miliki.     

Lagipula, keduanya masih sangat muda. Dibandingkan dengan Putri Arreya yang berusia hampir setengah abad, tentu kematangan mereka masih sangat jauh dibandingkan dengan sang putri.     

"Kami akan menyiapkan senjata dari angkasa. Jika ia menyerang Yang Mulia, kami akan menyerang Putri Arreya dan kapal perang mereka," kata Jenderal Moria akhirnya setelah melihat betapa sang pangeran bersikap keras kepala. "Kumohon, Yang Mulia. Bagaimana saya dapat menghadap baginda raja kalau terjadi apa-apa kepada Anda selama berada dalam pengawasan saya?"     

"JANGAN menyerang mereka, Jenderal Moria kalau kalian baru melihat aku diserang. Ini akan memancing perang terbuka. Kalaupun aku mati, masih ada Yared sepupuku yang bisa menjadi raja. Sebaiknya tunggu sampai mereka memang menyerang duluan. Biarkan Putri Arreya menjadi urusanku," kata Therius tegas.     

Jenderal Moria terdiam. Ia tidak dapat membantah kata-kata Therius. Akhirnya ia tidak berkata apa-apa lagi.     

The Dragonite segera melaju ke tempat yang diminta oleh Putri Arreya. Padang Liar Aguilar adalah padang liar maha luas yang terletak di perbatasan antara Akkadia dan Taeshi.     

Tempat itu masih banyak dipenuhi oleh hewan buas dan liar seperti naga dan monster-monster yang sengaja dibiarkan oleh pemerintah kedua negara untuk menghalangi para warga kedua kerajaan untuk melintas tanpa izin.     

Ini juga merupakan tempat yang populer bagi para mage yang ingin melatih kekuatannya tanpa mengganggu orang lain. Para pengendali elemen dapat menggunakan elemen yang mereka kontrol sesukanya, seperti menurunkan hujan, meluncurkan bola api, menangkap naga, bertarung melawan monster, dan lain-lain.     

Tidak sedikit juga mage yang meninggal dalam upayanya berlatih di padang liar ini. Entah mereka gagal berlatih, atau dimakan hewan buas maupun monster yang banyak menghuni tempat ini.     

Dengan meminta bertemu di padang liar Aguilar, Putri Arreya sudah siap menghadapi semua kemungkinan gangguan dari hewan-hewan dan monster itu. Sungguh wanita yang sangat tangguh, pikir Therius. Kekagumannya kepada ibu Emma itu semakin bertambah-tambah.     

Sangat jarang ada perempuan yang mau ke Padang Liar Aguilar seorang diri seperti Arreya.     

'Oh, Emma.. sebentar lagi aku akan bertemu ibumu. Aku sangat berharap kau ada di sini agar kau dapat bertemu beliau, memeluknya dan meluapkan kerinduanmu...' pikir Therius dengan perasaan sedih. 'Maafkan aku, kau harus menunggu lagi.'     

Ia berharap dapat membujuk Putri Arreya untuk menyerah dengan memberitahunya tentang kondisi Emma. Jika Putri Arreya bersedia dibawa ke kotaraja, dan pura-pura hendak menebus kesalahannya dulu dengan mengorbankan diri demi menyelamatkan Emma dan seluruh penduduk ibukota Taeshi, maka Therius akan melindungi Arreya dengan sekuat tenaga.     

Ia memperhitungkan bahwa Raja Cassius pasti sudah mangkat saat ia pulang dan ia akan segera menjadi raja. Saat hal itu terjadi, maka Therius akan segera membatalkan hukuman untuk Arreya. Ia akan dapat menikahi Emma dengan restu ibunya.. dan semua akan menjadi baik-baik saja.     

***     

Malam itu, Therius dan Xion tidur dengan gelisah. Keduanya memikirkan nasib Emma di kotaraja dan pertemuan mereka dengan ibu gadis itu besok di Padang Liar Aguilar.     

Mereka berharap semua akan terjadi sesuai rencana yang mereka inginkan, tetapi berdasarkan pengalaman akhir-akhir ini, selalu saja ada kejutan yang membuat rencana mereka kacau dan mereka harus berimprovisasi.     

Misalnya acara pernikahan kemarin. Seharusnya semua berlangsung lancar dengan Therius menikahi Emma, lalu membunuh Raja Cassius, dan pergi ke Taeshi menemui Putri Arreya. Ternyata di tengah-tengah, semuanya menjadi berantakan karena Ratu Ygrit memaksa Therius menikahi Putri Yldwyn secara bersamaan.     

Hal itu kemudian berlanjut menjadi kekacauan besar karena Therius menolak dan kini Emma berada dalam tahanan Raja Cassius. Therius tahu bahwa kemarin Emma sudah berjaga semalaman, tidak tidur agar ia dapat melindungi dirinya dari pemeriksaan dokter istana.     

Ia dapat membayangkan, malam ini Emma juga pasti tidak akan tidur demi mempertahankan diri. Oh... Emma, mengapa jadi begini? pikir Therius sedih. Ia menjadi bertanya-tanya apakah seharusnya ia menerima saja pernikahan dengan Yldwyn kemarin...     

Kalau ia bersikap lebih bijak, ia seharusnya menerima permintaan kakek dan neneknya untuk menghilangkan kecurigaan. Nanti setelah ia naik takhta, ia akan dapat menceraikan Yldwyn. Emma lebih baik daripadanya dalam hal mengendalikan diri, pikir Therius. Ia tidak membiarkan dirinya dipengaruhi perasaan.     

Ah... tetapi, bukan itu alasannya. Emma menyuruh Therius menikahi Yldwyn karena ia memang tidak peduli kepadaku, pikir Therius sedih.     

Ia memijat kepalanya. Sebenarnya ada satu alasan lagi kenapa ia menolak pernikahan ganda kemarin dan nanti menceraikan Yldwyn. Jika ia sampai terpaksa melakukan itu, Yldwyn pasti akan merasa dipermalukan.     

Dampak politiknya juga akan besar. Selain itu, ia juga tidak tega melakukan hal sejahat itu kepada gadis baik seperti Yldwyn. Kesalahan gadis itu hanya satu: ia bukanlah Emma Stardust yang dicintai Therius.     

Pemuda itu mengingat betapa besar kebencian dan dendam neneknya kepada Emma dan keluarganya akibat pernikahan yang batal antara Arreya dan Darius. Perempuan memang mengerikan kalau mereka sudah menyimpan dendam, pikir Therius. Ia tidak berniat menambah musuh lagi.     

***     

Keesokan harinya, setelah makan pagi, Jenderal Moria memberi tahu Therius bahwa mereka sudah tiba di Padang Liar Aguilar dan akan segera turun untuk bertemu Putri Arreya.     

Entah kenapa Therius dan Xion merasa berdebar-debar. Bukan saja karena mereka dibebani tanggung jawab untuk membujuk Putri Arreya untuk menyerahkan diri, tetapi juga karena mereka akan bertemu ibu kandung dari wanita yang mereka cintai.     

.     

.     

Dari author:     

Teman-temannnnn... saya lagi ikutan kompetisi menulis di Webnovel nih dengan novel baru. Judulnya "The Cursed Prince". Mohon bantuan dukungannya power stone-nya biar menang yaa... Kalau ceritanya sudah dikontrak Webnovel, nanti akan saya tulis versi Indonesianya. Sementara ini, 3 bab pertama versi Indonesia bisa dilihat di novel "Pangerang Yang Dikutuk"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.