Putri Dari Akkadia: Cinta Setinggi Langit Dan Bintang

Rencana Therius



Rencana Therius

0Therius lega karena kebohongannya cukup menyakinkan kakek dan neneknya bahwa ia sudah bebas dari sihir Emma Stardust. Tetapi ia tidak mau pergi meninggalkan istana sebelum ia dapat memastikan Emma aman.     

"Kakek, aku dengar anak perempuan Putri Arreya adalah seorang telemancer tangguh dan ia berhasil menguasai pikiranku selama berbulan-bulan?" tanya Therius kepada Raja Therius dengan ekspresi kesal. "Di mana dia sekarang? Aku ingin memberinya hukuman karena telah berani melakukan tindakan demikian berani!"     

"Dia dikurung di Menara Merah," kata Raja Cassius. "Ia mengaku sedang mengandung anakmu, maka hukuman untuknya ditunda."     

Therius mengerutkan keningnya. "Apakah itu benar?'     

"Kita belum tahu. Sejak kemarin ia belum dapat diperiksa. Ia mengancam akan bunuh diri jika ada yang berani menyentuhnya. Ia berhasil mendapatkan pisau dari pelayan yang mengantarkan makanan untuknya. Saat ini dokter istana sedang berusaha menunggu ia kelelahan dan tertidur untuk memeriksa keadaannya."     

Kata-kata Raja Cassius membuat dada Therius dihinggapi kesedihan yang begitu dalam. Ia dapat membayangkan sejak tadi malam pasti Emma sama sekali tidak tidur dan selalu siaga untuk mencegah siapa pun dapat mendekatinya. Ia masih berkeras mengatakan bahwa dirinya hamil dan mengulur waktu.     

Emma pasti sekarang sedang sangat marah kepadaku, pikir Therius. Emma menginginkannya segera membunuh Raja Cassius.     

"Ugh.. tidak ada gunanya buru-buru, kan, Kakek?" Apa gunanya mendapatkan informasi tentang kehamilannya sekarang atau besok? Biarkan saja dia sendiri, nanti ia akan menjadi lengah dan mengira kita tidak membutuhkan informasi itu lagi. Nanti kalau ia sudah lelah dan lengah, dokter istana dapat memeriksa kondisinya," kata Therius berusaha memberikan alasan yang masuk akal kepada kakeknya. "Kalau perempuan itu memang sedang mengandung anakku, aku tidak ingin anakku mengalami masalah sedikit pun. Gas tidur atau gas invasif lainnya sangat buruk terhadap kesehatannya."     

Ratu Ygrit menyipitkan matanya dengan pandangan muak. "Apakah kau tidur dengan perempuan itu di bawah pengaruhnya?     

Therius hanya mengangkat bahu acuh. "Aku tidak tahu, Yang Mulia. Aku tidak ingat. Tetapi aku ini bukan orang suci. Jika ia ingin aku tidur dengannya, kemungkinan besar aku memang tidur dengannya."     

Ratu Ygrit benar-benar kesal mendengarnya. Ia sangat tidak rela jika putri busuk itu melahirkan anak dari Therius.     

"Kalaupun ia memang mengandung anakmu, anak itu tidak akan menjadi pewarismu. Hanya anak dari ratu yang sah yang akan menjadi putra mahkota, penerus takhta Akkadia," kata Ratu Ygrit dengan tegas. Pandangannya mengerling pada Putri Yldwyn yang duduk di sampingnya dan menundukkan wajah.     

"Nenek benar," kata Therius sambil mengangguk. "Tapi, walaupun begitu, bagaimanapun anak itu adalah darah dagingku. Aku tidak mau terjadi apa-apa kepadanya. Karena itu, kumohon, tunggulah sampai aku pulang baru kita memeriksanya dan menghukumnya. Aku sangat ingin memberinya pelajaran karena telah mempermainkan aku... Kalau kalian menyimpan dendam kepada orang tuanya, aku menyimpan dendam kepadanya. Kumohon jangan campuri urusanku dengan penyihir kecil itu."     

Akhirnya Raja Cassius mengangguk. "Baiklah. Aku akan membiarkan kau mengurusi sendiri bocah itu."     

Therius merasa sangat lega. Asalkan ia dapat memperoleh kepastian dari Raja Cassius, ia bisa percaya bahwa mereka tidak akan melakukan hal buruk kepada Emma. Bagaimanapun kakeknya masih menjadi raja. Kata-katanya adalah hukum.     

Pemuda itu akhirnya minta diri dan meninggalkan ruangan raja. Dadanya terasa lega saat ia melihat Joren dan Lora mengawalnya keluar istana dan membawanya ke travs untuk pulang ke kediamannya sendiri.     

"Tolong bebaskan temanku dan para pengawalku," kata Therius. "Aku membutuhkan mereka untuk mendampingiku."     

"Mereka akan segera menyusul Yang Mulia ke istana Anda. Kami akan mengantar mereka," kata Joren dengan penuh hormat.     

"Hm... terima kasih, Joren," kata Therius. Ia segera naik travs dan menuju ke istananya. Rasanya lega sekali saat ia menggerakkan tangannya dan mengeluarkan api. Sungguh tidak enak rasanya jika tidak dapat menggunakan sihir.     

Therius bertekad, jika nanti ia menjadi raja, ia tidak akan menggunakan perisai anti-sihir di istananya. Ia tidak ingin dibatasi dan ia juga tidak takut kepada siapa pun, tidak seperti kakeknya yang tidak memiliki kekuatan ajaib dan hanya mengandalkan pengawal-pengawal pribadinya yang tangguh.     

Kalau ada yang berani macam-macam, Therius sendiri akan sanggup mempertahankan diri. Emma juga untungnya bukanlah gadis lemah. Saat ini Therius benar-benar tidak dapat membayangkan jika ia harus menikah dengan Yldwyn. Gadis itu tidak memiliki kekuatan apa-apa. Therius harus selalu menguatirkan keselamatannya.     

Emma saja yang memiliki banyak kekuatan rentan menghadapi masalah. Ah.. pokoknya, apa pun yang terjadi, Therius harus membantu Emma akan menjadi lebih kuat dan dapat melindungi dirinya sendiri.     

Nanti, setelah ia menjadi raja dan mereka menikah, Therius akan mengirim Emma untuk belajar di akademi, supaya gadis itu dapat belajar bagaimana ia dapat mengendalikan kekuatannya dan menjadi multiple-element mage yang tangguh.     

Akkadia akan bangga memiliki Emma Stardust sebagai ratu mereka, ialah Putri Yang Dijanjikan.     

Therius buru-buru mandi dan berganti pakaian lalu bersiap untuk menghubungi Jenderal Moria. Ia harus tahu perkembangan terkini dan apa yang harus dilakukan.     

"Yang Mulia!"     

Therius mengangkat wajahnya dan melihat kedatangan Avato, ajudannya yang setia bersama para pengawalnya yang lain. Xion tampak berjalan dengan langkah-langkah malas di belakang mereka.     

"Kalian sudah dibebaskan? Apakah kalian diperlakukan dengan kasar?" tanya Therius. "Aku perlu bantuan kalian."     

"Kami diperlakukan dengan baik. Sepertinya Yang Mulia Raja hanya ingin memastikan kita semua terpisah dari Putri Emma," jawab Avato menenangkan Therius. "Yang Mulia perlu bantuan kami untuk apa? Kami siap melakukannya."     

"Kau cari tahu kenapa orang kita di istana bisa kebobolan dan tidak memberi tahu aku bahwa nenekku tadi akan datang ke kapel untuk memaksaku menikah dengan Yldwyn," cetus Therius. Ia masih emosi saat mengingat bahwa orangnya bisa sampai kebobolan informasi penting itu.     

Avato tampak menghela napas panjang. Wajahnya seketika menjadi sedih. "Maafkan kami, Tuan. Kami terlambat mengetahuinya. Mata-mata yang kami tempatkan di istana raja telah dibunuh ratu. Kami baru mengetahuinya dari pengawal raja saat kami ditahan. Sepertinya Ratu sudah lama curiga Anda dikuasai oleh Putri Emma, sehingga ia mengadakan pembersihan di istana dan menemukan mata-mata kita."     

Therius mengepalkan tangannya karena kemarahan yang besar. Ia tahu neneknya sangat membenci Emma dan keluarganya. Tetapi ia tidak mengira, neneknya sendiri akan dapat berbuat demikian keji karena dibutakan dendam.     

"Baiklah, kalian bersiap-siap. Kita akan menemui Jenderal Moria dan berangkat ke Taeshi," kata Therius akhirnya. "Raja memerintahkanku untuk menjalankan sebuah misi."     

"Baik, Yang Mulia." Avato membungkuk hormat dan kemudian undur diri. Setelah para pengawalnya pergi, Therius segera memeluk Xion dan menepuk bahunya dengan penuh terima kasih.     

"Xion! Terima kasih atas bantuanmu kemarin. Aku tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi kepada Emma jika kau tidak ada."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.