Putri Dari Akkadia: Cinta Setinggi Langit Dan Bintang

Lily Of The Valley



Lily Of The Valley

0Ketika nyawa Emma terancam bahaya akibat menghadapi kemarahan Ratu Ygrit, Therius merasakan titik balik dalam hidupnya. Ia merasa sangat menyesal telah bersikap egois dengan memaksa membawa Emma ke Akkadia.     

Therius menganggap bahwa ialah yang menyebabkan Emma hidup terancam dan gadis itu mengalami kesedihan demi kesedihan. Air mata Emma yang tumpah tanpa henti membuat hatinya menanggung kesedihan yang mendalam.     

Di situlah momen Therius tersadarkan bahwa karena ia mencintai Emma, ia hanya ingin melihat gadis itu bahagia, walaupun tidak bersamanya. Ia bahkan berharap bisa kembali ke masa lalu dan menyembuhkan Haoran kemudian membiarkan Emma hidup tenang bersamanya di bumi.     

Setelah momen titik balik itu, setiap kali Therius hendak bersikap egois, ia akan mengingat betapa ia hampir kehilangan Emma dan ia akan menarik napas panjang. Ia akan mengambil pilihan yang terbaik untuk kepentingan Emma, bukan untuk kepentingannya sendiri.     

Kini, walaupun ia sangat tergoda untuk membawa Emma pulang ke ibukota, agar mereka tidak perlu berhubungan jarak jauh selama tiga tahun, Therius tidak melakukannya. Ia tahu Emma perlu belajar di akademi.     

Tram akhirnya berhenti di halte pertama dan Emma turun dengan semangat, diikuti oleh Therius dan beberapa penumpang lainnya. Ia dan Therius kemudian berjalan bergandengan tangan menyusuri area yang dikhususkan untuk koleksi berbagai tanaman karnivora atau tanaman pemangsa daging.     

Sebagian besar tanaman itu berasal dari Akkadia, dan sebagian lainnya berasal dari beberapa planet lainnya yang berhasil dibawa pulang tim peneliti yang melakukan berbagai misi penjelajahan luar angkasa, mencari planet lain yang memiliki kehidupan seperti planet mereka.     

Therius menjelaskan asal usul beberapa tanaman yang ia ketahui dan juga sejarah berdirinya Kebun Raya Maridell ini dan Emma mendengarkan dengan penuh antusiasme.     

Emma sangat kagum melihat betapa lengkapnya fasilitas yang ada di Kebun Raya ini. Di setiap pohon unik yang mereka datangi, ada tombol di tanah yang dapat mereka injak dan akan muncul hologram yang menerangkan nama tanamannya serta berbagai informasi terkait tanaman tersebut.     

"Ini informatif sekali," kata Emma dengan kagum.     

Therius hanya mengangguk sambil tersenyum. Ia senang melihat antusiasme Emma. Ahh.. istrinya memang sangat mirip dengan Kaoshin dalam hal kecintaannya kepada tanaman. Dengan penuh semangat Emma berjalan mendatangi tanaman satu ke tanaman lainnya.     

Ada sekitar seratus jenis tanaman karnivora berbeda di area tersebut. Semuanya memiliki persamaan yaitu bentuknya sangat indah. Tanaman yang indah ini akan menarik berbagai hewan kecil yang tidak waspada dan ketika mereka mendekat, maka nyawa mereka pun akan terancam.     

"Semua tanaman dan hewan yang memiliki penampilan sangat cantik harus diwaspadai karena biasanya mereka melindungi diri dengan racun, atau menggunakan kecantikan mereka untuk mendapatkan mangsa," kata Therius sambil menebarkan pandangannya ke sekeliling mereka.     

Emma mengangguk paham. Sama seperti ular. Yang kecil dan berwarna sangat indah biasanya memiliki racun paling mematikan. Sama halnya seperti berbagai tanaman pemakan daging yang ia pelajari sewaktu masih di bumi.     

Mereka semua memiliki penampilan yang memikat agar calon mangsanya datang mendekat. Setelah hewan buruannya datang, mereka akan terjebak, baik itu oleh sulur pengikat, lendir beracun, dan berbagai senjata rahasia lainnya yang digunakan tanaman untuk melumpuhkan mangsanya.     

"Tanaman karnivora terbesar di bumi adalah bunga bangkai," kata Emma. "Ukurannya bisa mencapai 3 meter dan baunya sangat busuk. Namanya Amorphophallus titanum, atau sering disebut Titan Arum. Bunganya mekar 40 tahun sekali dan baunya sangat busuk."     

Therius mendengarkan penjelasan Emma dan mengangguk-angguk. "Kurasa... tanaman itu ada di sini."     

Emma sangat terkejut mendengar kata-kata Therius. Ia menoleh dan menatap laki-laki itu dengan pandangan keheranan. "Eh...? Apa maksudmu tanaman itu ada di sini? Kalian punya yang mirip?"     

Therius tertawa kecil, "Bukan mirip, tapi ini pasti tanaman yang sama."     

"Bagaimana bisa?" tanya Emma lagi. "Kau pasti bercanda."     

Ia menatap Therius baik-baik dan menyadari bahwa pria itu tidak bercanda. Lagipula, sejauh ia mengenal Therius selama ini, laki-laki itu memang tidak biasa bercanda.     

Jadi.. apakah ia serius dengan ucapannya? Apakah mereka memang memiliki bunga bangkai di Akkadia?     

"Aku tidak mengerti..." kata Emma akhirnya.     

Therius menarik tangan Emma berjalan melintasi jalan setapak melewati berbagai tanaman cantik berukuran besar kecil yang merupakan bagian dari area tanaman pemakan daging.     

"Tim yang membawa pulang Jenderal Kaoshin dan Putri Arreya belasan tahun lalu juga pulang membawa beberapa jenis tanaman khas dari bumi untuk koleksi Maridell," kata Therius menjelaskan. "Aku dan Xion pernah melihat tanaman yang kau maksud saat kami ditugaskan untuk menjelajahi taman ini dan membuat laporan."     

"Oh..." Emma baru mengerti. Ternyata Akkadia memang memiliki tanaman bunga bangkai yang dibawa dari bumi.     

Ketika langkah kaki keduanya terhenti di depan sebuah tanaman raksasa berukuran tinggi lima meter dan terlihat sangat cantik, Emma seketika tertegun.     

Ia melihat di depan matanya, tanaman bunga bangkai yang selama ini ia hanya lihat di buku dan TV semasa ia tinggal di bumi, kini ada di depannya. Sangat sulit dipercaya!     

"Awalnya memang ukurannya hanya 3 meter, tetapi kemudian ia membesar menjadi seperti ini," kata Therius menjelaskan. "Mungkin udara di Akkadia yang lebih sehat dan alamnya yang lebih baik membuat tanaman ini tumbuh menjadi lebih besar. Oh, ya... menurut ahli botani yang kami temui waktu itu, bunga ini mekar lebih cepat dan lebih lama. Kini kita bisa melihatnya mekar sekali setahun."     

Emma bahkan tidak sempat memperhatikan betapa bau yang keluar dari tanaman bunga bangkai itu sangat mengganggu hidungnya. Saat itu, seketika hatinya tergugah oleh rasa rindu yang mendalam pada planet bumi.     

Pandangannya terlihat jauh dan untuk sesaat Emma melamun mengenang masa-masa hidupnya di bumi yang kini terasa sangat jauh. Apakah ia akan dapat kembali ke bumi suatu hari nanti?     

Walaupun ia berasal dari planet Akkadia dan kini planet itu telah menjadi rumahnya yang baru, tidak dapat dipungkiri bahwa bumi tetaplah tanah kelahirannya dan sampai kapan pun akan menjadi kampung halamannya.     

"Kau sedang memikirkan apa?" tanya Therius sambil menghampiri Emma dan memeluk pinggangnya dari belakang. "Kau tidak terganggu oleh baunya?"     

Emma menggeleng. Ia mengangkat tangannya dan dari telapak tangannya muncul setangkai tanaman yang memiliki bunga-bunga kecil berwarna putih yang sangat wangi. "Ini kembang Lily Of The Valley dari Bumi. Salah satu bunga paling wangi yang pernah kutahu."     

Ia mengunjukkan bunga itu ke arah Therius dan pemuda itu mengangguk-angguk saat menghirup wanginya. "Kau benar."     

Dalam hati Therius kemudian menyadari kenapa wangi bunga ini terasa sangat familiar. Ia merasa bahwa Emma memiliki wangi yang serupa walaupun sangat samar. Apakah itu kebetulan?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.