Putri Dari Akkadia: Cinta Setinggi Langit Dan Bintang

Berangkat Ke Akademi



Berangkat Ke Akademi

0"Perjalanan ke akademi akan memakan waktu semalaman," kata Therius saat ia dan Emma duduk di kompartemen nyaman di dalam kereta malam menuju Provinsi Sochin. Ia dan Emma sengaja menyamar sebagai rakyat biasa karena Therius telah berjanji untuk mengantar Emma menuju ke akademi.     

Banyak pengawal pribadi raja berjaga di sekeliling mereka, dengan penampilan seperti orang biasa juga. Walaupun Therius sangat tangguh, dan Emma juga tidak dapat dipandang remeh, mereka tidak mau ambil riskiko dengan bepergian di tempat umum tanpa pengawal.     

Therius juga ingin membawa Emma menggunakan kereta agar gadis itu mengerti bagaimana rasanya bepergian dengan menggunakan transportasi umum agar ia tidak menjadi canggung di depan teman-teman sekolahnya nanti, kalau sampai tahu ia tidak mengerti cara bepergian dengan kereta.     

"Aku senang karena akan menjalani kehidupan baru," kata Emma kepada Therius saat ia meletakkan kepalanya di pangkuan sang raja. "Aku juga ingin menjadi mage yang tangguh sepertimu."     

"Kau pasti bisa. Dan di sana, kau tidak hanya akan belajar tentang mengendalikan kekuatanmu, tetapi kau juga akan belajar banyak hal lain tentang menjadi seorang mage," jawab Therius. Ia mengusap rambut Emma dan tergoda untuk menciumnya lagi. "Dan aku berharap di sana kau akan mendapat teman baru."     

Teman.     

Kata-kata itu sekarang terdengar asing bagi Emma. Dia hanya memiliki 5 teman ketika ia masih tinggal di bumi, dan ia meninggalkan mereka tanpa pernah mengucapkan selamat tinggal. Emma seketika teringat kepada Alex, David, Dinh, dan Eric. Ia bertanya-tanya sedang apa gerangan mereka sekarang. Dia sangat merindukan mereka.     

Di Akkadia, Emma juga hanya memiliki dua orang teman. Ia menikahi yang satu dan kehilangan yang lain.     

Ahh .. apakah ia dapat memperoleh teman yang lain?     

"Jangan terlalu dipikirkan," kata Therius yang seolah dapat mengerti apa yang dipikirkan Emma. "Biarkan berjalan secara alami. Sebaiknya kau beristirahat agar besok segar ketika tiba di tempat tujuan."     

Emma membuka matanya sebelah dan tersenyum. Ia mengangguk lalu kembali memejamkan matanya. Therius balas tersenyum dan mengusap rambut gadis itu dengan penuh kasih sayang.     

Ahh.. ia akan sangat merindukan Emma.     

Ia memandangi wajah Emma tanpa puas untuk beberapa lama, hingga akhirnya ia pun merasa mengantuk Setelah beberapa lama, ia pun mulai merasakan mengantuk dan akhirnya ia memutuskan untuk membaringkan dirinya dan Emma di ranjang yang tersedia di kompartemen. Hmm.. ia akan merindukan tidur memeluk Emma seperti ini.     

***     

Kereta itu tiba di tempat tujuan saat pagi tiba. Tepat seperti perkataan Therius. Emma membuka matanya dan merasakan tubuhnya sangat segar. Ia tidak tahu bahwa Therius menggunakan kekuatannya sebagai sanomancer untuk membuat tubuh Emma lebih segar dan sehat daripada biasanya.     

Ia hanya bangun dan merasakan semuanya terasa sangat ringan dan menyenangkan.     

"Selamat pagi," sapa Therius ketika melihat Emma meregangkan tangannya dan bangun dari tempat tidur. Sang raja sedang duduk menyilangkan kaki di sudut kompartemen sambil menikmati teh hangat. Di tangannya ada beberapa dokumen yang sedang ia baca sejak bangun beberapa jam yang lalu.     

"Astaga... kau ini workaholic, ya," komentar Emma saat melihat Therius menyibukkan diri. Ia meregangkan tubuhnya lagi dan turun dari tempat tidur dan berjalan menghampiri suaminya.     

Therius meletakan semua dokumennya dan menarik tangan Emma mendekat sehingga tubuh gadis itu terayun dan duduk di pangkuannya.     

"Aku harus membiasakan diri tidur sendiri tanpamu," katanya dengan jujur. "Seperti biasa aku hanya bisa tidur lima jam. Karena itu aku memutuskan untuk menyibukkan diri. Nanti kalau aku pulang ke ibukota, ada banyak hal yang harus aku urus."     

Kata-kata Therius ini membuat Emma merasa sedikit sedih. Ia selalu dapat merasakan betapa besar cinta pria ini kepadanya. Ahh.. sayang sekali Mage Academy dan ibukota letaknya cukup jauh.     

Tempat itu memang sengaja dibangun di Provinsi Sochin yang terletak hampir di dekat perbatasan dengan Terren karena pendirinya dulu menikah dengan seorang putri dari Terren dan lebih menyukai tinggal di sana daripada di Akkadia.     

Selain itu, para siswa diharapkan dapat menjadi lebih mandiri jika mereka hidup jauh dari orang tua, karena di sinilah mereka belajar untuk menjadi orang dewasa dengan berbagai tanggung jawab.     

Sebenarnya, kalau Emma ingin mendapatkan fasilitas pesawat pribadi untuk membawanya dari Sochin ke ibukota, ia akan dapat pulang ke istana setiap akhir pekan. Namun, baik ia dan Therius sepakat bahwa menggunakan pesawat pribadi secara terus-menerus seperti itu akan meningkatkan kecurigaan orang-orang.     

Akhirnya mereka memutuskan bahwa Emma hanya akan pulang ke istana sebulan sekali menggunakan kereta dan sesekali menggunakan pesawat agar orang-orang tidak curiga.     

"Aku akan sering pulang, dan kita juga bisa berkomunikasi setiap hari," kata Emma sambil memeluk leher Therius. Ia lalu mendaratkan ciuman ke bibir laki-laki itu yang menerimanya dengan gembira.     

Mereka lalu berpagutan selama beberapa menit dan saling melepas rindu di muka. Walaupun mereka belum berpisah, rasanya Therius sudah ingin menumpahkan rindunya kepada Emma.     

Setelah beberapa menit, keduanya akhirnya melepaskan diri. Therius menuang teh untuk Emma dan keduanya lalu minum teh bersama.     

"Kita akan tiba sebentar lagi. Sebaiknya kita sarapan di hotel saja," kata Therius setelah menghabiskan tehnya. Ia lalu menepuk pantat Emma agar berdiri dan ia lalu bangkit dan membereskan tas mereka.     

Emma menghabiskan tehnya sambil memandang keluar jendela. Ahh... kota yang sedang mereka lewati ini sepertinya sangat cantik, pikir Emma. Ia melihat ada banyak bangunan tua yang dipelihara dengan baik di kota ini, membuat suasanya terlihat sangat khas.     

"Ini namanya Kota Innstad, salah satu kota terpenting di provinsi Sochin karena berada paling dekat dengan akademi. Kita akan menginap di sini semalam. Besok aku akan mengantarmu ke akademi dan bertemu kepala sekolah. Hari ini kita jalan-jalan dulu dan menyegarkan diri," kata Therius.     

Emma mengangguk senang. Ia belum banyak bepergian selama ia tinggal di Akkadia. Selama ini ia banyak menghabiskan waktunya di ibukota, atau desa tempat rumah liburan orang tua Therius, ataupun rumah peristirahatan Therius di pinggir kota raja.     

Rasanya menyenangkan juga bepergian bersama Therius seperti ini sebagia orang biasa. Mereka dapat berjalan-jalan dengan bebas dan menikmati keindahan kota.     

Seorang pengawal mengetuk pintu kompartemen ketika kereta berhenti bergerak. Ia bertugas untuk membawakan barang Therius dan Emma agar sang raja dan ratu bisa bergerak bebas.     

Sepintas, orang-orang di sekitar mereka hanya akan menganggap Therius dan Emma adalah pasangan yang kaya karena bisa membawa pelayan sendiri untuk bepergian.     

Mereka tidak tahu bahwa 'pelayan' itu sebenarnya adalah satu dari enam pengawal raja yang ikut Therius dan Emma dengan tujuan untuk menjaga keselamatan mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.