Putri Dari Akkadia: Cinta Setinggi Langit Dan Bintang

Makan Malam



Makan Malam

0Setelah Marlowe memperkenalkan dirinya, giliran guru perempuan muda yang duduk di sebelahnya dan sedari tadi mengerling ke arah guru tampan itu dengan pandangan penuh cinta. Astaga...     

Emma pikir wanita yang tidak menaruh hati kepada Marlowe di ruangan ini hanyalah dirinya dan beberapa guru yang sudah lanjut usia. Bahkan Atila yang duduk di ujung meja sebelah kiri juga tampak kesengsem oleh ketampanan Marlowe.     

Emma hanya bisa geleng-geleng membayangkan betapa ramainya nanti kelas Binatang Buas yang diasuh Marlowe di akademi ini.     

"Selamat malam semuanya, namaku Luane Snow dan aku akan menjadi guru kalian dalam ilmu sosial dan politik." Guru muda di samping Marlowe bangkit berdiri dan dengan suara hampir tidak kedengaran ia memperkenalkan diri.     

Wajahnya terlihat biasa, rambutnya juga bermodel kuno, pakaiannya sangat formal, sungguh kontras dengan Marlowe di sebelahnya, dan sikapnya tampak malu-malu. Ia adalah seorang manusia biasa yang tidak memiliki kekuatan mengendalikan elemen dan di akademi ini bekerja sebagai guru ilmu sosial dan politik.     

Selain belajar ilmu untuk mengendalikan elemen sesuai jenis kekuatan masing-masing, para siswa di Mage Academy juga mendapatkan beberapa pelajaran inti yang biasa seperti mahasiswa di sekolah umum.     

Tujuannya adalah agar setelah lulus mereka bisa bekerja di berbagai bidang ilmu. Bagaimanapun, nanti mereka akan kembali ke masyarakat dan bekerja sesuai dengan minat mereka masing-masing. Kemampuan mereka mengendalikan elemen akan membantu mereka untuk bekerja dengan lebih baik.     

Guru-guru ilmu umum ini rata-rata adalah manusia biasa yang tidak memiliki kekuatan ajaib, sama seperti Madame Luan. Di Mage Academy ini ada total 30 guru untuk mendidik sekitar 300 siswa di tiga tahun angkatan.     

Setengah di antara mereka adalah guru ilmu biasa, dan setengah lagi merupakan guru-guru yang khusus untuk memberikan pendidikan menjadi mage. Setelah Madame Luane selesai memperkenalkan diri, berikutnya satu persatu, guru lain juga memperkenalkan diri mereka kepada para siswa baru.     

Emma sangat senang ketika Atila duduk di ujung meja sebelah kanan menjadi orang terakhir yang mempekenalkan diri. Atila menjadi kepala klinik akademi dan bertanggung jawab atas kesehatan para siswa selama mereka berada di sekolah.     

Setelah perkenalan para guru, para pengurus dewan murid kemudian memperkenalkan diri. Pengurus dewan murid ini terdiri dari perwakilan siswa setiap tahun angkatan.     

Di tingkat dua ada enam orang perwakilan, di tingkat tiga ada enam orang dan nanti setelah mereka mulai bersekolah, murid-murid tingkat satu juga harus memilih perwakilan dari kelas mereka juga.     

Tahun ini Bastian Moshe sudah diangkat menjadi ketua dewan murid dan ia sudah memperkenalkan diri di aula saat penyambutan murid baru. Setelah perkenalan demi perkenalan dari anggota pengurus dewan murid acara makan malam pun akhirnya dimulai.     

Dekan Anrankin mengatakan bahwa seiring dengan waktu nanti mereka semua akan menjadi saling mengenal. Saat ini tidak mungkin masing-masing orang memperkenalkan diri mereka satu persatu karena waktu akan habis dan tidak akan ada yang sempat untuk menikmati makanan.     

Setelah mendengar kata-kata Dekan Anrankin, tampak wajah semua murid baru diliputi ekspresi lega. Tadinya mereka mengira bahwa makan malam akan tertunda karena setiap orang di ruangan juga harus memperkenalkan diri satu persatu.     

Untunglah tidak demikian halnya, sehingga mereka semua menjadi lega. Setelah dekan, para guru, dan juga pengurus dewan siswa memperkenalkan diri, tibalah saatnya mereka semua menikmati makan malam yang sangat menyenangkan.     

Ada dua gadis yang baru datang dan kemudian ikut duduk di meja Emma dan teman-temannya.     

"Maaf, kami boleh ikut duduk di sini, ya.. Meja lain sudah penuh," bisik mereka dengan suara rendah. Keempat gadis di meja mengangguk dan menyisihkan tempat untuk mereka.     

"Kalian kenapa terlambat sekali? Acara perkenalan orang-orang penting sudah selesai," kata Ulla keheranan.     

"Aduh... aku tadi kelamaan mengobrol dengan orang tuaku. Mereka ingin memastikan aku baik-baik saja. Maklum, ini saat pertama aku meninggalkan rumah, sehingga mereka sangat kuatir," jawab gadis berambut keriting berwarna pink. "Namaku Bella."     

"Aku terlambat karena ketiduran. Aku berasal dari Taeshi, sangat jauh dari sini dan aku masih mengalami jetlag," kata gadis berwajah berbintik-bintik dan berambut sangat pendek. "Namaku Ruru."     

Mereka saling memperkenalkan diri dan kemudian mengobrol tentang tempat asal masing-masing serta hal-hal remeh-temeh lainnya. Kalau Emma, Ulla, Miri, dan Alta mendapatkan kamar di lantai 6, maka Bella dan Ruru mendapatkan kamar di lantai tiga.     

Makan malam berlangsung meriah dan hidangan yang disajikan malam itu terasa cukup istimewa. Memang tidak dapat dibandingkan dengan hidangan yang biasa Emma nikmati di istana raja, tetapi menurut gadis itu, jamuan makan malam yang pertama kali ini terasa sangat menyenangkan dan hangat.     

Semua orang menikmati makan enak sambil mengobrol dengan teman baru, ataupun teman-teman sekolah yang sudah lama tidak berjumpa karena pulang ke tempat asal masing-masing selama liburan panjang.     

Pukul Jam 10 malam, acara makan malam pun selesai dan murid-murid dipersilakan untuk kembali ke kamar asrama masing-masing.     

***     

Ketika Emma tiba kembali di kamarnya, ia melihat ada pesan di tabletnya yang berasal dari Therius. Suaminya telah tiba kembali di Kotaraja dan sedang beristirahat setelah makan malam.     

Emma buru-buru memutuskan untuk menghubungi Therius. Dengan memencet tombol komunikasi, ia segera melihat hologram Therius ada di depannya.     

Pria itu sedang duduk di kursi kerjanya sambil menikmati wine di tangan kiri dan memegang beberapa berkas di tangan kanan. Wajah suaminya tampak segera menjadi cerah ketika ia melihat sosok Emma.     

"Heii.. aku hanya ingin menanyakan kabarmu. Kau seharusnya tidak perlu menelepon," kata Therius. Walaupun demikian, jelas terlihat ia sangat senang Emma melakukannya. Ia tadinya tidak mau menelepon Emm karena mengira Emma perlu beristirahat karena hari sudah larut, karenanya ia hanya mengirim pesan teks.     

Ternyata Emma mengambil inisiatif untuk menghubunginya dan berbicara langsung. Hal ini membuat Therius sangat senang.     

"Aku menelepon karena aku merindukanmu," kata Emma jujur. "Kau sudah makan malam?"     

Therius mengangguk. Wajahnya tampak bahagia karena Emma memperhatikannya. Ahh... ia tidak mengira bahwa kebersamaan mereka yang sangat intens selama setahun terakhir ini telah membuat Emma terbiasa dengan kehadirannya.     

Bisa dibilang, ini adalah saat pertama mereka berpisah. Dulu, mereka menghabiskan waktu bersama di kapal ruang angkasa dari bumi menuju Akkadia selama berbulan-bulan. Lalu, setelah tiba di Akkadia, Emma tinggal bersamanya hingga kemudian mereka menikah lima bulan yang lalu.     

Bisa dibilang mereka selalu bersama. Emma pun baru merasakan kehilangan itu setelah ia menghabiskan waktu bersama teman-teman barunya dan ia menyadari bahwa ia merindukan temannya yang terbaik, suaminya sendiri.     

Tadi, ia harus menahan diri mendengarkan percakapan gadis-gadis yang menurutnya kurang menarik atau konyol. Teman-temannya kebanyakan membicarakan hal-hal remeh temeh yang tidak menarik hatinya, seperti mode terbaru dan juga para pria tampan.     

Bagaimanapun, Emma sudah jauh lebih dewasa dibandingkan gadis-gadis sebayanya. Ia telah menjalani kehidupan yang keras dan mengalami begitu banyak hal yang membuatnya berpikiran jauh lebih matang dari umurnya. Ia juga sudah menikah dan tidak memikirkan lelaki seperti mereka.     

"Aku senang mendengarnya," kata Therius sambil meletakkan gelas winenya dan berjalan mendekati Emma. Ia mengangkat tangan, hendak mengusap wajah gadis itu, tetapi sayangnya ia tidak bisa. Mereka berada di ruangan berbeda.     

Ahh... saat ini rasanya ia ingin sekali menjadi seorang space master. Orang yang memiliki kemampuan mengendalikan ruang dapat dengan mudah berpindah tempat. Emma menarik napas panjang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.