Putri Dari Akkadia: Cinta Setinggi Langit Dan Bintang

Rencana Emma Untuk Bersekolah



Rencana Emma Untuk Bersekolah

0Therius menoleh ke arah Aeron dan berkata, "Kuharap kau tidak mengatakan kepada siapa-siapa tentang identitasku. Aku mengungkapkannya kepadamu karena aku akan sering mengundangmu tampil di ibukota, dan kita akan sering bertemu."     

Aeron buru-buru mengangguk. "Tentu saja, Therius.. eh, Yang Mulia."     

"Bagus."     

Aeron kembali menoleh ke arah Emma dan menatapnya dengan penuh perhatian. Mungkin gadis ini memang sangat istimewa sehingga ia dapat membuat dua orang laki-laki seperti Therius dan Xion sekaligus untuk jatuh cinta kepadanya.     

Aeron kembali teringat saat di malam Festival Tiga Bulan Api yang lalu ketika Xion minum-minum bersamanya hingga mabuk dan menangis karena cintanya kepada Emma. Ia telah berjanji tidak akan memberi tahu siapa-siapa.     

Ngomong-ngomong, di mana Xion sekarang? Mengapa ia tidak ada di acara ulang tahun sahabatnya sendiri? pikir Aeron keheranan.     

Emma dan Therius yang bisa mengetahui apa yang sedang dipikirkan Aeron hanya bisa mendesah. Emma menunduk saat ia membayangkan bagaimana perasaan Xion saat itu. Pasti ia sangat sedih sehingga ia sampai mabuk dan menangis di depan Aeron.     

Ia ingat, itu adalah malam sebelum ia dan Therius seharusnya menikah. Ahh.... kenapa baru sekarang ia melihat semua tanda-tandanya? Xion sangat baik kepadanya. Ia juga selalu memenuhi semua keinginan Emma, bahkan yang mustahil sekalipun.     

Dan malam itu... ia pasti begitu sedih, karena keesokan harinya ia harus mendampingi sahabatnya sendiri menikah dengan wanita yang ia cintai.     

Therius juga berpikiran hal yang sama. Ia mengerling ke arah Emma dan dapat segera menebak bahwa Emma sudah mengetahui rahasia hati Xion dari si brengsek Aeron ini. Tanpa sadar, Therius menjadi cegukan. Ia buru-buru melambaikan tangannya dan menyuruh Aeron pergi.     

"Sudah cukup. Kalau kau tidak sibuk, aku hendak mengundangmu makan siang di istana besok. Apa kau keberatan?" tanya Therius sebelum menyuruh Aeron pergi.     

Wajah Aeron seketika tampak berbinar-binar. Dengan wajah tersenyum ia mengangguk dan menjawab, "Aku tidak akan pernah sibuk untuk menghadiri undangan makan siang raja."     

"Bagus. Kalau begitu, sampai jumpa besok."     

Aeron membungkuk hormat kepada Therius dan Emma bergantian, lalu mundur dan kembali ke antara para penggemarnya yang dengan antusias segera mengelilingi pria tampan itu dan ingin bicara dengannya.     

Emma hanya geleng-geleng kepala melihat para wanita bangsawan yang seharusnya berkelakuan anggun dan tertib, bisa seketika berubah seperti gadis kampungan yang kehilangan tata krama mereka ketika berada di sekitar Aeron.     

Sungguh, sang casanova memang memiliki pesona yang tak dapat ditolak siapa pun. Para wanita bangsawan itu berebutan menyentuhnya, memegang tangannya dan ingin menciumnya. Untunglah para pengawal istana berhasil menyelamatkannya dan segera membawanya ke meja yang lebih sepi.     

Emma dan Therius saling bertukar pandang.     

"Maaf, kau harus melihat itu. Dari dulu, gadis-gadis selalu kehilangan akal sehatnya kalau ada di dekat Aeron," komentar Therius. "Untung kau tidak begitu."     

Emma tertawa kecil mendengar ucapan Therius. Ahh... Emma mengakui Aeron memang tampan dan memiliki pesona yang tidak dapat disangkal. Namun, untuk Emma, penampilan fisik seseorang bukan hal utama yang dapat membuatnya jatuh cinta.     

Bisa dibilang, bahkan terhadap suaminya sendiri yang bisa dibilang laki-laki sempurna, Emma masih belajar untuk mencintainya. Wanita lain akan menganggap Therius sebagai suami idaman yang sempurna karena ia adalah raja kerajaan terbesar dan paling berkuasa di Akkadia. Ia juga merupakan seorang multiple element mage, ia cerdas, sangat tampan, memiliki karakter baik, dan sangat mencintai istrinya.     

Emma yakin cepat atau lambat ia akan dapat mencintai Therius sepenuhnya. Setiap hari bersama Therius ia telah mulai merasakan kedekatan yang semakin erat di antara mereka.     

"Aku menyukai musiknya, bukan orangnya," kata Emma santai. Ia menepuk tangan Therius lembut. "Terima kasih kau sudah mengundangnya kemari. Kau benar. Aku merasa terhibur."     

Emma ingat bahwa alasan Therius mengadakan pesta di istana untuk merayakan ulang tahunnya adalah untuk membuat Emma teralihkan dari rasa bosan selama di istana. Ia juga ingin mulai memperkenalkan istrinya kepada para pejabat, keluarga bangsawan dan kalangan atas di ibukota.     

"Aku senang kau merasa terhibur," kata Therius sambil mengangkat tangan Emma yang menggenggam tangannya dan mencium tangan gadis itu.     

Semua orang yang ada di dekat mereka dapat melihat betapa sang raja sangat mencintai istrinya. Diam-diam banyak orang yang bertanya dalam hati bagaimana kisah pertemuan Therius dan Emma sebenarnya.     

Mereka bahkan tidak tahu Jenderal Kaoshin Stardust dan Putri Arreya memiliki anak perempuan sampai Raja Licht membuat pengumumannya. Kini, mereka hanya dapat melihat sang ratu dari kejauhan dan tidak ada yang dapat mendekat kepadanya. Mereka bahkan tidak tahu di mana Ratu Emma lahir dan dibesarkan.     

Dengan demikian, acara besar seperti pesta di istana ini menjadi kesempatan baik bagi mereka untuk dapat melihat sang ratu.     

Walaupun Emma tidak banyak bersosialisasi dengan para wanita bangsawan dan istri pejabat, mereka semua tidak dapat menyangkal bahwa ia cantik sekali. Ia benar-benar mengingatkan mereka akan ibunya, Putri Arreya.     

Setelah pertunjukan demi pertunjukan berlangsung dan para tamu undangan menikmati hidangan lezat dan berbagai hiburan menarik, akhirnya Therius memberikan sambutan dan mengucapkan terima kasih kepada semua tamu undangan.     

Pesta kemudian diakhiri dengan penampilan Aeron sekali lagi, yang membuat semua hadirin bersorak-sorai.     

***     

Keesokan harinya, Therius mengutus Avato untuk mendatangi rumah Xion dan mencari tahu kabarnya. Pertemuannya dengan Aeron tadi malam membuatnya menjadi semakin merindukan Xion. Ia setidaknya ingin tahu apakah Xion baik-baik saja atau tidak.     

Siang harinya, ia menerima kedatangan Aeron untuk makan siang bersama seperti yang telah ia sampaikan ketika di pesta. Emma memutuskan tidak ikut makan bersama mereka, karena ia ingin memberi waktu kepada Therius dan Aeron untuk membicarakan masa lalu tanpa kehadirannya.     

Ia tahu, sebagai telemancer, ia mungkin akan membuat suasana menjadi tidak nyaman bagi Therius karena ia dapat mengetahui apa pun tentang dirinya di masa lalu dari Aeron. Ia memutuskan untuk makan siang berdua dengan Atila setelah kegiatan belajar mereka di pagi hari.     

Ia dan asistennya itu lalu membahas tentang kegiatan Emma yang akan segera masuk ke akademi dalam waktu tidak terlalu lama lagi.     

"Aku tidak ingin menarik perhatian," kata Emma sambil mengetuk-ketukkan jarinya di meja sambil melihat beberapa artikel tentang Akademi Mage Akkadia. Ini adalah sekolah untuk orang-orang istimewa di planet Akkadia yang memiliki kemampuan ajaib.     

Mereka akan belajar tentang bagaimana mereka dapat mengendalikan kekuatan mereka dan melatihnya sehingga mereka dapat menjadi mage tangguh yang dapat memaksimalkan potensi mereka.     

Dulu, orang-orang istimewa dari kerajaan jajahan tidak dapat masuk ke akademi bergengsi ini karena posisi yang ada diprioritaskan untuk warga negara Akkadia saja.     

Namun, kini karena kelima koloni Akkadia telah dibebaskan, mereka memperoleh kesempatan yang setara dengan warga Akkadia sendiri, asalkan mereka dapat menunjukkan keistimewaan mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.