Putri Dari Akkadia: Cinta Setinggi Langit Dan Bintang

Permintaan Ratu Ygrit



Permintaan Ratu Ygrit

0Semalaman itu Therius tidak dapat tidur. Ia memikirkan Emma dan nasib apa yang menimpanya. Ketika pelayan datang mengantarkan makan malam, pemuda itu sama sekali tidak menyentuhnya. Ia tidak dapat makan sama sekali karena kuatir Ratu Ygrit membunuh Emma.     

Setelah semalaman berpikir, akhirnya Therius memutuskan untuk mengambil langkah drastis. Ia menggedor-gedor pintu kamarnya dengan keras.     

"Heiii... buka pintunya!! Siapa pun kalian yang ada di luar, buka pintunya sekarang!!" Ia pura-pura marah. "Kenapa aku ditahan di sini? Siapa yang menyuruh kalian? Heii... lepaskan aku! Aku adalah putra mahkota!"     

Setelah ia membuat keributan selama hampir satu jam, akhirnya pintu pun dibuka. Ia dapat melihat keempat pengawal raja dengan senjata lengkap berada di depan pintu. Joren menatap Therius lekat-lekat.     

"Yang Mulia... apakah Anda sudah sadar?" tanya lelaki bertubuh tinggi besar itu dengan pandangan menyelidik.     

Therius menggeleng-geleng keheranan. "Aku tidak ingat apa yang terjadi. Mengapa tiba-tiba aku ada di sini? Siapa yang menyuruh aku dikurung? Aku mau bertemu dengan kakekku sekarang!"     

Keempat pengawal Raja Cassius tampak saling pandang. Serentak mereka kemudian membungkuk hormat.     

"Yang Mulia, silakan ikut kami. Yang Mulia Baginda Raja akan menerima Anda setelah sarapan. Anda bisa makan pagi dulu dan kemudian menjalani pemeriksaan oleh dokter istana, sebelum Anda menemui raja," kata Joren lagi.     

Therius mengerutkan kening tanda tidak senang. "Siapa yang menyuruh aku dikurung?"     

"Uhm... itu adalah perintah raja. Yang Mulia Pangeran tidak ingat?" tanya Joren memastikan.     

Therius menggeleng. "Tidak. Aku hanya ingat bahwa aku pulang dari misi panjang dan setelah itu aku tidak ingat apa-apa lagi."     

"Ohh.. baiklah. Kurasa sekarang pangeran pasti lapar karena dari kemarin Anda tidak mau makan. Sebaiknya Anda makan dulu dan kemudian diperiksa oleh dokter. Baginda Raja sedang sakit. Ia akan menemui Anda di ruangannya setelah makan pagi." Joren mengembangkan tangannya dan memberi tanda agar Therius mengikutinya.     

Pemuda itu pura-pura kesal tetapi ia tetap berjalan mengikuti para pengawal raja. Mereka membawanya ke sebuah ruang makan indah yang menghadap ke taman luas dengan kolam kecil berisi beberapa angsa yang sedang berenang.     

Makanan disajikan dengan cepat dan Therius makan dengan lahap. Walaupun ia sangat menguatirkan Emma dan Xion, tetapi ia harus tetap berpura-pura tidak ingat apa yang terjadi dan bersikap seolah seperti orang yang tidak kuatir.     

Dokter pribadi raja datang dan melakukan pemeriksaan kesehatan standar untuk memastikan Therius baik-baik saja. Setelah ia mengangguk, barulah Joren dan timnya mengawal Therius untuk mendatangi Raja Cassius di ruangannya.     

Pemuda itu berjalan dengan langkah-langkah cepat untuk menemui kakeknya. Kali ini, Therius bersandiwara seolah-olah ia telah berhasil lepas dari pengaruh sihir telemancy Emma Stardust. Ia berharap sandiwaranya berhasil menyakinkan raja untuk melepaskannya. Setelah ia kembali ke kediamannya sendiri, Therius akan dapat membebaskan Xion dan kemudian Emma.     

Saat ini, situasinya sudah sangat genting. Ia tidak dapat membuang waktu. Ia tidak tahu sudah berapa jam berlalu dan apa saja yang sudah terjadi kepada Emma.     

"Kakek, selamat pagi," kata Therius begitu ia tiba di ruangan duduk Raja Cassius. Jantungnya berdebar keras ketika ia melihat Ratu Ygrit dan Putri Yldwyn duduk di samping beliau. Seketika pikirannya dihinggapi perasaan tidak enak.     

Apa yang sedang direncanakan kedua penyihir brengsek ini? pikirnya dalam hati.     

"Pangeran Licht," Raja Cassius menatap Therius lekat-lekat. "Apakah kau ingat apa yang kita bicarakan sebelum kau pergi menjalankan misi rahasia itu?"     

Therius mengangguk. "Kakek ingin aku mencari anak perempuan Jenderal Kaoshin dan Putri Arreya dan membawanya pulang ke Akkadia."     

"Lalu?" Raja Cassius tampak hendak menguji sang pangeran. Ia menatap cucunya dengan pandangan penuh selidik.     

"Hmm... aku akan menikahinya untuk mengadakan perdamaian dengan Taeshi," jawab Therius.     

"Apakah kau mencintai anak perempuan Arreya?" tanya Raja lagi.     

Therius mengangkat bahu. "Aku tidak mengenalnya. Tetapi aku akan menikahinya jika kakek memintaku. Demi perdamaian di planet kita."     

Raja Cassius tampak puas mendengar jawaban Therius tetapi wajah Ratu Ygrit masih tampak berkerut, seolah ia belum dapat menerima penjelasan Therius.     

"Jadi... bagimu, perintah Raja adalah hal yang paling penting?" tanya sang ratu dengan nada menyelidiki.     

"Tentu saja, Yang Mulia. Aku hanya akan melakukan perintah Yang Mulia Raja," jawab Therius.     

"Bagus." Ratu Ygrit menyipitkan matanya. "Baginda Raja mengubah pikirannya tentang berdamai dengan Taeshi setelah orang-orang Arreya membunuh anak sulung mentri keuangan. Hal itu tidak dapat dimaafkan! Taeshi sudah terlalu lama dibiarkan seenaknya sendiri. Kakekmu menganggap bahwa sudah saatnya mereka diberi pelajaran."     

"Pelajaran seperti apa yang nenek maksudkan?" tanya Therius dengan sikap tetap penuh hormat. Ia dapat menduga Ratu Ygrit sedang memikirkan rencana yang sangat jahat terhadap negeri asal putri Arreya. Namun demikian, ia terpaksa berpura-pura terlihat acuh mendengar perkataan Ratu Ygrit.     

Ratu Ygrit mendengus. "Aku ingin seluruh kotaraja Thaesi dihancurkan, hingga rata dengan tanah. Untuk menunjukkan kepada yang lain, bahwa kita tidak akan membiarkan kerajaan bawahan berlaku seenaknya di Akkadia. Mereka telah membunuh anak mentri keuangan, mencuri mayat Kaoshin dan menculik putri sandera dari Taeshi. Lalu.. anak Arreya juga menyihirmu agar menuruti semua keinginannya. Mereka sudah sangat keterlaluan!"     

Therius tersentak mendengar kata-kata neneknya. Menghancurkan ibukota Taeshi hingga rata dengan tanah?     

Putri Arreya dan adik Emma ada di ibukota Taeshi...     

Kalau ibukota dihancurkan, bagaimana bisa Emma bertemu kembali dengan mereka?     

Therius berusaha berpikir keras untuk membujuk neneknya agar mengurungkan niat tersebut. Ia tidak dapat membiarkan pasukan Akkadia menghancurkan ibukota Taeshi. Namun, bagaimanapun, ia tidak boleh menunjukkan penentangan akibat perasaanya kepada Emma. Ia harus dapat memberikan alasan yang logis.     

"Aku dan kakek sudah membicarakan ini. Selama beberapa puluh tahun terakhir kita selalu mengalami perlawanan dan pemberontakan kecil-kecil yang tiada hentinya. Hal ini cukup merepotkan dan mengganggu kehidupan rakyat kita, khususnya yang ada di perbatasan. Kalau kita melakukan tindakan keras dan memberi pelajaran kepada Taeshi... aku rasa semua pemberontak yang selama ini terpisah-pisah itu akan bersatu melawan kita. Hal ini hanya akan merugikan kita sendiri..." kata Therius. Ia berusaha mengatur agar nada suaranya tetap datar dan tidak dipenuhi emosi. "Seingatku salah satu keponakan Putri Arreya menikah dengan putra raja Pallas. Ini akan menjadi alasan bagi mereka untuk bersatu dan melawan kita. Rakyat kita yang akan menjadi korbannya."     

Ratu Ygrit menatap Therius dengan pandangan tajam. "Jadi.. kau masih lebih memilih Thaesi daripada Akkadia, negerimu sendiri?"     

"Aku akan selalu memilih Akkadia, Yang Mulia. Alasanku tidak menyetujui rencana membumihanguskan kotaraja Taeshi adalah karena aku ingin menghindari perang besar terbuka. Aku tak mau melihat rakyatku menderita karena kita mengibarkan bendera perang kepada negara-negara jajahan kita. Selama ini kehidupan di planet kita sudah berjalan dengan baik. Kelima kerajaan koloni tidak membuat masalah secara terbuka karena kita memperlakukan mereka dengan baik. Kalau sampai kita berbuat keras, maka harga diri mereka akan tersinggung dan mereka akan melakukan apa pun untuk melepaskan diri dari kita."     

Therius tahu ia tidak dapat langsung pura-pura setuju dengan perkataan neneknya karena nanti mereka akan curiga. Ah... betapa sulitnya berpura-pura, pikir Therius.     

"Pangeran Licht, kakek sangat mengerti apa dampaknya jika kita melakukan hal ini. Semua sudah kakek perhitungkan baik-baik. Setelah apa yang terjadi dengan Emma dan Arreya.. kakek merasa sudah tidak ada gunanya kita memaafkan mereka," kata Raja Cassius sambil menghela napas panjang. "Kakek rasa, dendam sejak 20 tahun yang lalu harus dituntaskan."     

Dada Therius berdebar kencang saat mendengar kata-kata kakeknya. Dendam sejak 20 tahun lalu harus dituntaskan? Dengan cara apa?     

"Kalau kakek dan nenek merasa sangat disakiti oleh perbuatan Putri Arreya dan Jenderal Kaoshin, kurasa hanya kematian mereka yang akan dapat menghapus sakit hati itu," kata Therius kemudian. "Kumohon jangan membunuh rakyat yang tidak bersalah."     

"Aku ingin Arreya mati..." desis Ratu Ygrit dengan suara penuh kebencian. Sepasang matanya tampak menyala-nyala.     

Therius merasakan kesedihan yang sangat besar di dadanya ketika ia menyampaikan rencananya.     

"Kita bisa menuntut Kerajaan Taeshi untuk mengorbankan Putri Arreya. Kalau mereka menyerahkannya kepada kita untuk kita hukum... maka kita tidak akan menghancurkan ibukota Taeshi. Satu nyawa Putri Arreya sebagai ganti nyawa 10 juta rakyat di ibukota. Dengan demikian, kita tidak akan membangkitkan kemarahan koloni-koloni yang lain."     

Ratu Ygrit mengepalkan tangannya. "Aku mau Arreya mati! Dan aku mau kau sendiri yang memastikan kematiannya!"     

Therius menelan ludah. Ia benar. Sepertinya, hanya kematian Putri Arreyalah yang akan dapat membuat neneknya puas.     

Jika Putri Arreya mati, maka masalah akan selesai.     

Tetapi... bagaimana dengan Emma. Arreya adalah satu-satunya orang tua yang dimiliki Emma dan gadis itu sangat ingin bertemu ibunya. Ia bahkan menuliskannya sebagai permintaannya di lentera kemarin.     

Raja Cassius melambaikan tangannya. "Jenderal Moria sudah menghancurkan tiga kapal perang Taeshi dan sedang menunggu perintah untuk menyerang ibukotanya. Kalau kau dapat membawa mayat Arreya ke Akkadia, maka kita tidak perlu menghancurkan ibukota Taeshi. Tetapi kalau kau tidak dapat melakukannya"     

Therius sama sekali tidak menunjukkan ekspresi apa pun saat ia membungkuk hormat kepada kakeknya dan menjawab. "Baik, Yang Mulia. Aku akan melaksanakan perintah Yang Mulia."     

Ia akan melakukan apa pun.. yang penting ia dapat keluar dari istana raja dan menggunakan kekuatannya kembali. Selebihnya akan ia pikirkan belakangan.     

"Pergilah dan temui Jendera Moria," kata Raja Cassisu sambil melambaikan tangannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.