Putri Dari Akkadia: Cinta Setinggi Langit Dan Bintang

Keributan Di Pernikahan



Keributan Di Pernikahan

0Emma menatap Therius lekat-lekat. Ia tidak dapat mengerti kenapa laki-laki ini tampak sedih. Satu-satunya cara untuk mendapatkan keinginan mereka sekarang adalah dengan mundur selangkah, agar nanti mereka dapat maju lima langkah. Ini adalah permainan strategi.     

Karena sudah seperti ini, mereka terjebak permainan Ratu Ygrit.. mau tidak mau Therius harus menikahi Emma dan Yldwyn bersamaan untuk menghilangkan kecurigaan raja. Begitu pernikahan selesai, mereka dapat melanjutkan rencana mereka: membunuh raja Cassius dan mengambil takhta.     

Begitu Therius menjadi raja, maka ia akan dapat melakukan apa pun yang ia inginkan, termasuk menceraikan Yldwyn dan menghukum Ratu Ygrit... Tunggu apa lagi?     

Therius melepaskan pelukannya dari pinggang Emma. Kedua tangannya mengepal ke samping tubuhnya. Wajahnya tetap tidak menunjukkan ekspresi apa pun, tetapi kini Emma telah cukup mengenal Therius dan menyadari bahwa pemuda itu sedang marah.     

"Yang Mulia." Putri Yldwyn telah tiba di hadapan Therius dan ia membungkuk hormat. Ketika gadis itu kembali mengangkat wajahnya, ia mengulurkan tangan kanannya dan tersenyum.     

Dalam tradisi Akkadia, seorang calon suami akan memegang tangan sang calon istri dan menggandengnya untuk menghadap pendeta atau raja yang akan menikahkan mereka. Tetapi hingga satu menit berlalu, Therius tidak juga mengambil tangan gadis itu. Wajah Yldwyn tampak mulai memerah karena malu, tetapi ia tetap tersenyum.     

"Pangeran Licht," Ratu Ygrit mengerutkan keningnya dan menegur Therius dengan keras. "Apa yang kau lakukan?"     

Therius berbalik dan menghadap Raja Cassius. Wajahnya tampak datar saat ia membungkuk sedikit dan meminta maaf kepada kakeknya.     

"Yang Mulia, mohon maaf, aku tidak dapat melakukannya. Aku setuju menikah dengan Putri Yldwyn, tetapi aku tidak pernah memberikan persetujuanku untuk melakukannya bersamaan dengan Putri Emma. Aku tidak dapat menerima pernikahan ganda seperti ini," kata Therius dengan sopan.     

Emma dan Yldwyn tampak sama terkejutnya mendengar kata-kata tegas Therius. Sementara Ratu Ygrit menahan napas.     

"Pangeran Licht! Kau tidak kuizinkan menikah dengan Emma Stardust kalau kau tidak memenuhi janjimu menikah dengan Putri Yldwyn," kata Raja Cassius dengan keras. Ia tampak tersinggung. "Hal terakhir yang kita inginkan adalah takhta Akkadia dikuasai seorang putri dari Thaesi."     

"Kalau begitu, maka tidak akan ada pernikahan hari ini," kata Therius. Ia mengangkat wajahnya dan menatap Emma dalam-dalam.     

Gadis itu tertegun mendengar keputusan Therius yang tiba-tiba. Mengapa Therius mengambil keputusan di saat terakhir seperti ini?     

Bukankah ia ingin menjadi raja?     

Xion yang ada di belakang mereka juga tak dapat mempercayai pendengarannya. Mengapa Therius bersedia membatalkan pernikahannya dengan Emma Stardust? Bukankah ia sangat ingin menikahi gadis itu?     

Air mata telah mengalir deras di pipi Yldwyn saat ia mendengar kata-kata penolakan yang demikian tegas dari laki-laki yang selama sepuluh tahun ini dianggapnya sebagai calon suaminya.     

Mengapa Pangeran Licht benar-benar tidak menginginkannya?     

Ratu Ygrit menyipitkan matanya dengan marah dan segera berteriak.     

"Para pengawal! Tangkap Emma Stardust sekarang juga! Sudah terbukti sekarang bahwa ia telah mengendalikan pikiran Pangeran Lich dengan telemancy!"     

Keenam pengawal Raja Cassius segera bergerak hendak menangkap Emma, tetapi Therius segera bergerak melindunginya.     

"Awas kalau kalian berani mendekat!" bentaknya kepada keenam mage itu. Ia lalu menatap Ratu Ygrit dengan pandangan tajam. "Nenek, apa yang kau katakan? Emma tidak menyihirku dengan telemancy!"     

Ratu Ygrit balas menatap tajam Therius sambil berkacak pinggang.     

"Kau sangat banyak berubah sejak kau pulang dari misimu membawa Emma. Aku sudah curiga bahwa Emma selama ini sudah berhasil mengendalikanmu dengan telemancy, karena ia adalah telemancer sama seperti ibunya. Kami mempunyai bukti ia adalah seorang telemancer saat terjadi keributan di Daneria... Ini tidak bisa dibiarkan!" Ia lalu menoleh ke arah Raja Cassius. "Yang Mulia, sekarang ucapanku sudah terbukti. Kau tidak dapat lagi mengampuni gadis bangsat itu! Ia telah mempengaruhi Pangeran Licht hingga ia berubah menjadi seperti sekarang. Kita harus menjauhkan Pangeran Licht dari penyihir kecil ini agar ia dapat sembuh!"     

Therius terpaku mendengar kata-kata neneknya. Ia menyadari bahwa saat terjadi keributan di Daneria, ia menjatuhkan semua orang di aula dengan menggunakan telemancy. Saat itu, Emmalah yang berpura-pura mengendalikan orang-orang tersebut karena mereka ingin menyembunyikan fakta bahwa Therius adalah seorang telemancer.     

Saat itu, Therius ingin memanfaatkan reputasi Emma sebagai multiple-element mage seperti ibunya untuk memenangkan hati rakyat Akkadia. Ia ingin Emma juga dianggap sebagai Putri Yang Dijanjikan, untuk memuluskan gadis itu sebagai calon ratu.     

Tetapi, hal itu kini justru berbalik merugikan mereka.     

"Yang Mulia, terjadi kesalahpahaman, Emma sama sekali tidak mengendalikan pikiranku!" seru Therius sambil menutupi tubuh Emma dari pandangan keenam mage yang sudah bersiap hendak menangkap gadis itu.     

"Apakah kau mau membantah bahwa Emma adalah seorang telemancer?!" tanya Raja Cassius dengan marah. Ia langsung teringat peristiwa ketika Arreya menyihir semua orang di istana dengan telemancy untuk dapat melarikan diri dengan Kaoshin.     

"Emma memiliki banyak kekuatan, tetapi ia hanyalah seorang mage level tiga. Ia tidak akan dapat mengendalikan pikiranku. Kakek jangan mau dibutakan oleh dendam!" kata Therius.     

"Tidak mungkin seorang mage level tiga dapat menundukkan Mayn, pengawak Heron," tukas Ratu Ygrit. "Kau pasti melindunginya karena kau sudah dipengaruhi olehnya... Joren! Cepat tangkap anak pemberontak ini..."     

Dada Therius berdebar keras saat mendengar kata-kata Ratu Ygrit. Akhirnya, memang sudah tidak ada pilihan lain. Ia harus mengaku sebagai seorang telemancer dan membebaskan Emma dari tuduhan.     

"Yang Mulia, kalian salah. Emma tidak mungkin dapat mengendalikanku dengan telemancy. Ia hanyalah seorang mage level 3. Bukan Emma yang mengalahkan Mayn, tetapi—"     

Kata-kata Therius terputus saat Emma menggerakkan tangannya dan tahu-tahu Yldwyn berbalik dan menampar Ratu Ygrit dengan sekuat tenaga.     

PLAK!     

"Yldwyn! Apa yang kau lakukan?" seru Ratu Ygrit sambil memegang pipinya yang memerah.     

Ydlwyn yang sangat terkejut segera menarik tangannya dan menekannya ke dada. Wajahnya memucat dan kepalanya menggeleng sekuat tenaga.     

"Bu... bukan aku, Yang Mulia Ratu... Bukan aku..."     

PLAK     

Yldwyn kembali menampar Ratu Ygrit. Kali ini, Joren dengan cepat menahan sang putri dan menariknya ke pinggir.     

"Yang Mulia... Tuan Putri Yldwyn dipengaruhi seorang telemancer!" seru pria separuh baya itu dengan suara tegas.     

Pandangan Ratu Ygrit, Raja Cassius dan semua orang kini terpaku kepada Emma yang sekarang melipat tangannya di depan dada.     

"Kau...!" Ratu Ygrit melayangkan tangannya hendak menampar Emma Stardust dengan kemarahan yang besar, tetapi ia malah menampar dirinya sendiri. Sang Ratu bertambah marah dan kemudian menjerit sekuat tenaga. "Tangkap anak pemberontak itu!!! Kalau Pangeran Licht melindunginya, tangkap dia juga!!"     

'Aku akan membiarkan mereka menangkapku untuk menghilangkan kecurigaan darimu. Setelah mereka membawaku pergi, kau harus memenuhi janjimu dan membunuh raja. Setelah kau naik takhta, kau dapat membebaskanku,' Emma menatap Therius sekilas lalu segera berbalik dan melesat keluar pintu kapel.     

"Emma!!" Therius sangat terkejut melihat tindakan Emma yang sama sekali tidak diduganya. Ia hendak melesat mengejar Emma tetapi pintu kapel telah tertutup tiba-tiba oleh hentakan angin yang sangat keras. Asva dengan sigap menghalangi Emma untuk kabur dari pintu dengan mengunakan aeromancy.     

Gerakan Emma terhenti di udara dan ia berbalik. Joren dan Lora secara bersamaan telah menyerang gadis itu dengan serangan kilat dan bola api.     

"Siapa pun yang membunuh Emma Stardust akan mati di tanganku!!" bentak Therius sekuat tenaga.     

Sudah telambat bagi Joren dan Lora untuk menarik kembali serangan mereka. Emma mengacungkan kedua telapak tangannya menahan serangan kedua mage itu tangan kirinya menerima serangan kilat dan tangan kanannya menerima bola api.     

"Aahhh!!!"     

Setengah detik sebelum kedua serangan itu menghantam Emma, Xion tahu-tahu muncul di depannya dan menahan kedua pukulan dari Joren dan Lora dengan kedua tangan raksasa dari angin yang diciptakan menggunakan aeromancy.     

"Xion!" Emma berseru tertahan. Xion terdorong mundur sedikit dan keduanya tangannya terlihat memerah karena menahan serangan tingkat tinggi dari electromancer dan pyromancer level 10. Namun demikian, wajahnya tetap terlihat tenang.     

Therius yang tadi merasakan jantungnya hampir copot karena takut Emma terbunuh oleh serangan kedua pengawal raja merasa sangat lega. Ia buru-buru berlari mengejar Emma dan berdiri bersama Xion menghalangi tubuh gadis itu dari pandangan.     

'Kita tidak akan menang kalau melawan mereka secara terbuka. Biarkan mereka menangkapmu,' kata Emma kepada Therius dan Xion dengan menggunakan telemancy. 'Mundur selangkah untuk maju lima langkah.'     

'Aku takut mereka akan membunuhmu. Aku tidak akan membiarkan itu,' balas Therius dengan keras kepala.     

'Mereka tidak akan membunuhku,' jawab Emma. Ia bergerak mendorong bahu kedua pemuda itu dan membuka jalan baginya untuk maju. Wajahnya tampak dipenuhi kebencian.     

"Aku memang seorang telemancer, kalian sudah tahu itu," kata Emma dengan suara keras. "Tetapi kalian tidak akan bisa membunuhku karena aku mengandung anak Pangeran Licht!"     

Serentak semua orang di kapel menjadi terkejut. Therius dan Xion membelalakkan mata mereka dan menoleh ke arah Emma secara bersamaan. Raja Cassius menahan napas, Ratu Ygrit tertegun, dan Yldwyn menekap bibirnya dengan tangan.     

'Kau... kau, penyihir licik! Kau memang sangat culas!" Ratu Ygrit yang tergugah duluan segera menghampiri Emma dengan kemarahan yang meluap-luap. Ia mengangkat tangannya hendak menampar Emma tetapi suara Raja yang menggelegar menghentikan langkahnya.     

"SUDAH HENTIKAN!"     

'Mereka tidak akan membunuhku,' kata Emma lagi.     

Therius menahan napas saat mendengar kata-kata Emma melalui telemancy. Gadis ini memang sangat licik dan banyak akal, pikirnya. Ia pura-pura hamil untuk mengulur waktu. Ia tahu mereka tidak akan menang melawan enam mage pengawal raja jika mereka hendak berkelahi secara terbuka.     

Sekarang, Therius yang harus mengambil tindakan. Ia harus dapat mengalihkan kecurigaan mereka, lalu diam-diam membunuh raja.     

.     

.     

Dari author:     

Teman-temannnnn... saya lagi ikutan kompetisi menulis di Webnovel nih dengan novel baru. Judulnya "The Cursed Prince". Mohon bantuan dukungannya power stone-nya biar menang yaa... Kalau ceritanya sudah dikontrak Webnovel, nanti akan saya tulis versi Indonesianya. Sementara ini, 3 bab pertama versi Indonesia bisa dilihat di novel "Pangerang Yang Dikutuk"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.