Putri Dari Akkadia: Cinta Setinggi Langit Dan Bintang

Melibatkan Aeron Dan Marlowe



Melibatkan Aeron Dan Marlowe

0"Hahaha ... Nah, hari ini, kau bisa mendiskusikan proyek ini dengan teman-temanmu dan meminta mereka untuk mendelegasikan tugas untuk pekerjaan berat. Beberapa orang harus mengerjakan dokumenter, proposal, pemasaran, dan hal-hal lain."     

"Aku akan melakukannya."     

Setelah makan siang, Emma dan Therius berbicara sedikit lagi untuk saling bertukar kabar dan bersantai. Sekitar pukul dua siang, mereka memutuskan untuk memulangkan Emma ke akademi.     

"Aku akan meminta Dekan Anrankin agar mengizinkanmu menginap malam ini dan selama 5 hari ke depan," kata Therius ketika mereka dalam perjalanan kembali ke akademi. "Tidak ada yang perlu tahu."     

"Oh .. apakah kau berencana untuk tinggal di rumah itu sampai akhir pekan selesai?" Emma bertanya. "Kupikir kau datang hanya untuk menemuiku lalu kembali dengan The Dragonite ke kotaraja?"     

Therius mengangkat bahu. "Aku berubah pikiran. Rasanya sulit sekali berada jauh darimu. Kupikir kita tidak boleh terlalu keras pada diri kita sendiri. Kita bisa melakukannya perlahan saja ya. Setelah minggu ini, aku akan kembali ke kotaraja dan kita bisa mencoba untuk menemukan keseimbangan yang baik. Tapi minggu ini .. tolong biarkan aku berada di dekatmu dan bertemu denganmu setiap hari. "     

Emma tersentuh saat mendengar permohonan Therius. Tentu saja, dia tidak akan menolak. Ia juga menginginkan hal yang sama.     

Emma hanya tidak ingin menjadi egois dengan meminta Therius menghabiskan begitu banyak waktu bersamanya, padahal pria itu memiliki begitu banyak tanggung jawab untuk negaranya.     

Namun, jika Therius benar-benar ingin melakukannya seperti itu, Emma akan merasa sangat bahagia.     

"Aku suka itu," bisik Emma sebelum mencium bibir Therius. "Jangan terlalu keras pada diri kita sendiri."     

Emma hanya harus berhati-hati saat kembali ke kampus di pagi hari agar ia tidak menarik perhatian orang lain. Mereka tidak boleh tahu Emma tidak tinggal di asramanya selama seminggu.     

***     

"Hei ... kemana kalian berdua pergi?" Miri bertanya sambil menyeringai, ketika dia melihat Therius dan Emma di dekat pintu.     

Para siswa dari Kelas B masih berada di ruang film. Mereka makan siang di asrama masing-masing dan kemudian kembali ke perpustakaan untuk melihat lebih banyak video dan mencari ide proyek untuk dikerjakan.     

"Maaf, kami agak lama," Emma menjelaskan. "Ada beberapa hal yang harus kami diskusikan, dan aku bertanya kepada kekasihku apakah dia masih berhubungan dengan Aeron dan bisa meminta bantuannya. Dia menjawab ya."     

Ruang film tiba-tiba menjadi sunyi begitu Emma berbicara.     

Gadis itu menjadi bingung. Jadi, dia bertanya, "Mengapa kalian diam? Tidakkah kalian suka jika Aeron dapat membantu proyek kita?"     

Stell mencubit lengannya. "Auww !! Sakit."     

"Mengapa kau mencubit lenganmu sendiri?" Emma mengerutkan alisnya.     

"Oh, astaga ... Ini bukan mimpi ..." Stell bergumam pada dirinya sendiri. Ia lalu berpaling ke teman-temannya. "Lee baru saja mengatakan bahwa Aeron dapat membantu proyek kita!"     

Gadis yang menangis tadi tiba-tiba meraung keras. "Aeronnnn !! Ya Tuhannn .. Aku senang sekali ..."     

Kesunyian itu langsung tergantikan oleh teriakan bahagia dari para siswa perempuan. Rupanya, keheningan awal itu disebabkan oleh syok.     

Mereka mengira mereka salah dengar ketika Emma mengatakan Aeron dapat membantu kelas mereka dalam proyek sosial mereka.     

Ini seperti mimpi yang menjadi kenyataan bagi mereka. Bahkan para siswa laki-laki sekarang terlihat bersemangat.     

Emma tersenyum lebar saat melihat kegembiraan mereka. Ia tahu mereka akan senang dengan ide-idenya.     

Sekarang, dengan adanya Aeron di pihak mereka sebagai senjata rahasia, pasti akan sangat menguntungkan mereka. Emma bahkan tidak perlu menggunakan koneksinya sebagai ratu, atau kekuasaan suaminya.     

Hanya dengan memiliki 'kekasih' yang sekolah bersama Aeron di akademi sudah cukup. Dan bahkan sekalipun Therius tidak dapat membantunya dalam hal itu, Emma juga bisa mendekati Marlowe dan memintanya untuk berbicara dengan Aeron karena mereka juga teman sekolah di tahun yang sama.     

Emma percaya ia dapat meyakinkan Marlowe karena pria itu tampaknya sangat peduli dengan hewan dan lingkungan. Marlowe itu tidak menyukai manusia, tapi ia sangat menyukai tumbuhan dan hewan di planet ini, bukan?     

"Itu sangat luar biasa!" Stell melompat kegirangan. "Aku tidak peduli apakah kita menang atau kalah, selama aku dapat menghirup udara yang sama dengan idolaku, Aeron ... aku sudah bisa mati dengan bahagia."     

"Astaga ..." Emma memutar matanya mendengar kata-kata Stell yang dinilainya berlebihan. "Aku tidak ingin kamu mati. Aku ingin semua orang menyingsingkan lengan baju dan bekerja keras. Aeron hanya akan tampil jika kita bisa menyelesaikan pekerjaan kita dan memenangkan tantangan."     

"Tunggu, apa maksudmu?" Ekspresi Stell segera berubah menjadi suram. Ia tidak berharap kelasnya dapat memenangkan tantangan dengan begitu banyak siswa kaya dan berkuasa di kelas lain.     

Ya, kekasih Emma memang mengenal Aeron dan pria itu setuju untuk membantu mereka ... tetapi apakah Aeron akan mau melakukan semua pekerjaan ini dengan mereka? Tidak, bukan?     

Aeron adalah salah satu orang paling sibuk di Akkadia. Dia mungkin lebih sibuk dari raja sendiri.     

"Kau belum membiarkan aku menyelesaikannya," Emma tertawa kecil. Dia menarik tangan Therius untuk duduk bersamanya dan gadis itu mulai menjelaskan ide-idenya.     

Semua teman sekelasnya mendengarkan kata-katanya dengan penuh perhatian. Bahkan setelah menonton begitu banyak video dan membuat catatan yang tak terhitung jumlahnya, mereka tetap tidak bisa mendapatkan ide yang pantas dieksekusi menjadi proyek yang layak.     

"Aku memikirkan dua proyek yang saling berhubungan. Nah, kalian sebenarnya bisa menyebutnya tiga proyek," Emma memulai penjelasannya. "Aku telah memikirkan tentang apa yang kalian katakan sebelumnya, bahwa banyak orang Akkadia berpikir bahwa planet ini dapat dibuang, hanya karena pemerintah kita telah menemukan beberapa planet baru yang dapat dihuni."     

"Oke. Jadi, apa rencanamu?" Miri bertanya dengan tidak sabar.     

"Aku ingin kita membuat program edukasi yang berisi beberapa proyek kecil. Kita bisa menjual Aeron untuk tampil di hadapan penonton terbatas. Misalnya, 1000 penonton. Ini akan sangat eksklusif dan tiketnya tidak akan mudah dijual."     

"Aku sedang berpikir untuk membuat persyaratan bagi orang-orang untuk menanam setidaknya dua pohon dan mengirimkan bukti kepada kita sebelum mereka memenuhi syarat untuk membeli tiket pertunjukan itu."     

"Jadi, dari 1000 tiket yang terjual, kita bisa mendapatkan setidaknya 2000 pohon yang ditanam. Kita juga dapat menggunakan uang penjualan tiketnya untuk mendanai proyek sosial yang terkait dengan lingkungan, atau melakukan program penanaman kembali besar-besaran di hutan yang sudah tandus, atau apa saja..."     

"Dengan begitu, kita bisa mendapatkan poin sosial, poin ekonomi, dan poin lingkungan. Bagaimana menurut kalian?" Emma bertanya pada mereka.     

"Whoaa ...! Itu ide yang sangat bagus!" Stell menekap bibirnya dengan kagum. "Aeron adalah seorang herbomancer. Aku tahu dia juga menyukai tanaman. Kurasa kita bisa menjual fakta ini untuk mendorong program kita."     

"Iya, aku juga sudah memikirkannya. Aku sebenarnya berpikir akan lebih baik jika kita menyediakan video tambahan yang bisa kita gunakan untuk lebih mendidik masyarakat tentang lingkungan. Kita bisa membuat mereka mengerti bahwa kita tidak boleh menganggap bahwa rumput tetangga pasti selalu lebih hijau. Kita bisa meminta beberapa ahli membicarakan masalah ini, dan mungkin .. minta Aeron mengatakan sesuatu juga karena dia seorang herbomancer."     

"Whoaaa ... !! Aku suka sekali dengan ide ini," sembur Miri. Gadis yang bertubuh sedikit gemuk itu tampak bersemangat. "Aku akan mendengarkan apa pun yang disampaikan oleh Aeron. Aku yakin banyak orang yang sama sepertiku ... hehehehe."     

Emma tahu gadis-gadis itu akan senang dengan ide-idenya yang melibatkan Aeron, melihat betapa mereka semua memuja pria itu. Ia yakin mereka akan lebih bersemangat jika mendengar detail dari video pendidikannya.     

"Aku juga berencana untuk meminta Pak Marlowe berbicara di video tentang sudut pandangnya sebagai Beast Master. Aku tahu dia bukan orang yang ramah, tetapi dia sangat menyukai hewan dan lingkungan hidup. Aku percaya, dia akan senang untuk berbicara dan mencerahkan banyak orang tentang planet kita," tambah Emma. "Bagaimana menurut kalian?     

Gadis-gadis itu hampir mengusap air liur dari bibir mereka. Kebanyakan dari mereka masih ingat pengalaman menghabiskan satu jam di gubuk sang guru seksi itu tempo hari.     

Marlowe sedang memotong kayu ketika mereka melihatnya. Pria itu bertelanjang dada dan tubuhnya yang berotot tampak begitu seksi di bawah sinar matahari Akkadia yang panas.     

GLEK.     

Astaga ... tidak hanya Aeron yang tampan, tetapi mereka juga akan mengikutsertakan Pak Marlowe yang seksi ituuu????     

Untuk para gadis, meminta Aeron dan Marlowe membantu proyek mereka akan menjadi mimpi yang menjadi kenyataan. Dan kebanyakan dari mereka akan mati bahagia jika itu benar-benar bisa terjadi. Tidak ada penyesalan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.