Putri Dari Akkadia: Cinta Setinggi Langit Dan Bintang

Gagasan Emma



Gagasan Emma

0Emma tersipu saat mereka keluar dari kamar tidur mereka menuju teras. Meski mereka berharap bisa bercinta sepanjang hari, hingga malam tiba, tetapi keduanya sadar diri dan mengakhirinya hanya setelah satu putaran.     

Emma harus kembali ke akademi dan membantu teman-teman sekelasnya mengerjakan proyek kelas mereka jika ia tidak ingin mereka curiga.     

"Aku mencintaimu," Emma menarik kemeja Therius dan mencium pipi kanannya. Kemudian ia duduk di kursi untuk menyaksikan pemandangan indah dari lembah di bawah mereka.     

Therius menyeringai. Dia menyentuh pipinya dan memejamkan mata, menikmati aroma khas istrinya yang terasa begitu dekat darinya.     

Karena mereka baru saja berhubungan intim, Emma masih memiliki aroma khusus yang memikat itu. Ahh.. rasanya cukup memabukkan.     

"Aku juga mencintaimu," akhirnya Therius menjawab sambil memeluk Emma dari belakang dan mencium rambutnya. "Kau adalah hal terbaik yang pernah terjadi dalam hidupku."     

Sang raja kemudian duduk di samping istrinya dan menikmati pemandangan lembah yang indah itu bersama. Tidak ada yang mengatakan sepatah kata pun. Momen ini sangat indah dan keduanya ingin menikmatinya dalam keheningan.     

Setengah jam kemudian, mereka memutuskan untuk makan siang dan mendiskusikan proyek Emma dengan teman sekelasnya.     

Karena program ini masih baru dan dimulai lima tahun lalu, Therius tidak pernah mengalami ikut mengerjakan proyek semacam itu di tahun pertamanya di akademi.     

Jadi, Emma harus menjelaskan semuanya kepada pria itu untuk membuatnya mengerti apa yang harus Emma dan teman-temannya kerjakan.     

Setelah selesai, Emma kemudian menanyakan pendapat suaminya tentang satu hal yang menjadi beban pikirannya. Therius mengerutkan alisnya dan memikirkan kekuatiran istrinya.     

"Jadi, kau ingin menang, tetapi kau juga tidak ingin memanfaatkan koneksimu meskipun orang lain hanya akan menggunakan segala bantuan yang mereka miliki untuk memenangkan program tantangan siswa baru itu?" Therius bertanya kepada Emma.     

Gadis itu tertawa kecil. "Ya. Maksudku... kalau aku menggunakan koneksiku yang terbesar, kelasku bisa menang dengan mudah. ​​Mungkin tidak baik bagi mereka kalau mereka tidak bekerja keras. Aku ingin mereka memenangkan tantangan, tetapi saya tidak ingin mereka menang dengan mudah dan menjadi malas."     

"Kenapa tidak? Dilihat dari apa yang terjadi, kupikir Ylsa menggunakan koneksinya sebagai putri Terren untuk memenangkan tantangan tahun lalu."     

"Menurutku, kalau kami menghadapi masalah yang sama dan bekerja keras untuk menyelesaikannya, kami akan merasa lebih dekat dengan satu sama lain. Aku ingin teman-teman sekelasku bekerja sama dan tidak serba mendapatkan kemudahan. ​​Menurutmu apa yang harus aku lakukan?" tanya Emma.     

"Yah .. kau dapat menggunakan koneksimu karena memang diperbolehkan, tetapi kau harus memberi tahu teman-temanmu bahwa bantuan tidak akan datang secara gratis. Mereka masih harus bekerja untuk itu. Dengan begitu, kau dapat mencegah mereka untuk menjadi malas, tetapi sekaligus menjamin kemenangan kelasmu," Therius menyarankan.     

"Hmm .. itu masuk akal," Emma setuju.     

"Jadi, proyek apa yang ingin kau lakukan?" Therius bertanya lagi.     

"Aku sebenarnya punya beberapa ide, tapi aku perlu mendiskusikannya dengan teman-teman sekelasku."     

"Kedengarannya bagus," kata Therius. "Jadi, siapa koneksi terbesarmu yang ingin kau gunakan untuk membantu rekan satu timmu dalam proyek ini?"     

Emma mengetukkan jari-jarinya di atas meja dan ekspresinya tampak serius. "Aeron adalah koneksi yang paling penting yang akan kugunakan untuk membantu proyek ini."     

"Eh ..? Apa?" Therius menatap istrinya, tampak tercengang. Ia tadinya mengira Emma akan menyebut Theriuslah koneksi terbesarnya. Lalu, bagaimana bisa menjadi Aeron?     

"Bukankah aku koneksimu yang terbesar?" Therius bertanya kepada Emma dengan ekspresi keheranan.     

Emma menggelengkan kepalanya. "Kau memang koneksi terbesarku, tetapi aku tidak akan menggunakanmu untuk membantu rekan satu timku. Kau itu terlalu besar. Kalau saya menggunakan suamiku, raja Akkadia, untuk membantuku... rasanya seperti main curang."     

"Main curang bagaimana?" tanya Therius lagi.     

Emma buru-buru menjelaskan. "Kau terlalu tinggi untuk sekadar mengurusi proyek siswa akademi yang tidak penting. Aku tidak ingin menggunakan waktu dan energimu lebih dari apa yang sudah kau berikan kepadaku. Anda harus fokus pada hal-hal besar, sayang ..."     

Therius tersenyum lebar saat mendengarnya. Ia senang karena memperhatikan statusnya yang tinggi dan jadwalnya yang sibuk. Namun, Therius benar-benar tidak keberatan membantu istrinya     

"Jadi, apa rencanamu dengan Aeron?" Ia bertanya kepada Emma.     

"Yah .. sepertinya Aeron sangat populer di kalangan wanita. Aku berencana mengadakan konser amal dengan penampilannya. Kurasa kebanyakan gadis di sekolahku akan rela menjual organ mereka hanya demi melihatnya tampil live ... hehehe." Emma ingat reaksi teman sekelasnya hari ini ketika mereka tahu 'pacarnya' dulu belajar di akademi yang sama bersama Aeron.     

Saat itu, Emma langsung memikirkan rencana untuk menggunakan hubungannya dengan Aeron untuk memberikan insentif kepada teman-teman sekelasnya agar mereka bekerja keras dalam proyek ini.     

"Aku akan meminta teman-temanku mengerjakan promosi, menyelenggarakan acaranya, dan lain-lain. Saya akan memberi tahu mereka bahwa Aeron hanya akan tampil jika kami bisa menjual katakanlah 1000 tiket. Karena ini adalah pertunjukan khusus, tiketnya akan terbatas. Tidak semua orang dapat membeli tiket pertunjukannya. "     

"Agar memenuhi syarat untuk membeli, setiap orang harus menanam 2 pohon dan menunjukkan bukti bahwa mereka telah melakukannya. Tidak hanya kami bisa memperoleh minimal 2000 pohon yang ditanam oleh pembeli, tetapi uang yang dihasilkan dari penjualan tiket juga dapat digunakan untuk proyek sosial. Mungkin, kami bisa menghijaukan beberapa daerah terpencil yang membutuhkannya," kata Emma.     

Therius menatap Emma dengan senyum lebar di wajahnya. Sang raja tampak terkesan. Ia tahu istrinya sangat, sangat pintar." Kedengarannya brilian! Ini akan seperti sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui."     

" Ya, itulah yang ingin aku capai. Kami bisa menghasilkan banyak uang yang bisa kami gunakan untuk proyek lingkungan, dan kami juga bisa membuat orang menanam pohon dengan sukarela."     

Emma menambahkan, "Aku mendengar dari teman-teman sekelasku bahwa banyak orang Akkadia yang memperlakukan planet ini dengan sembarangan karena mereka pikir mereka akan segera mendapatkan planet baru yang lebih baik untuk mereka atau anak-anak mereka."     

"Aku ingin mereka melihat bahwa rumput tetangga tidak selalu lebih hijau. Jadi, aku bisa menambahkan proyek sekunder dengan membuat film dokumenter pendek untuk berbicara dengan para ahli."     

"Ahh .. kau punya banyak ide," Therius memujinya. "Semuanya kedengaran bagus."     

'Terima kasih ..." Emma menundukkan kepalanya dan tersipu ketika dia mendengar pujian Therius. Emma sebenarnya punya ide cemerlang lain dengan dokumenter itu, tapi ia belum memberi tahu Therius tentang hal itu     

Sebenarnya Emma juga berencana untuk memasukkan dua 'ahli' yang menurutnya pasti akan menarik perhatian banyak orang untuk berbicara dalam video tersebut. Marlowe sang Beast Master juga seorang herbomancer, serta siapa herbomancer yang lebih terkenal dari Aeron?     

Kedua pria itu sangat seksi. Dan jika berbicara tentang lingkungan, mayoritas perempuan akan melakukan apa pun yang mereka katakan. Emma percaya pada pepatah bahwa mendidik seorang wanita akan mendidik seluruh keluarga.     

Jadi, itulah yang akan ia lakukan. Jika ia dapat membantu mengubah pola pikir para wanita itu tentang melestarikan lingkungan mereka dan merawat planet mereka, Emma yakin, yang lain akan mengikutinya.     

Tapi, ia hanya akan menyimpannya untuk dirinya sendiri saat ini. Ia masih perlu berbicara dengan teman sekelasnya tentang hal itu dan melihat apakah mereka benar-benar dapat menjalankan dua proyek berbeda pada waktu yang sama. Mereka hanya punya waktu satu minggu untuk melakukannya.     

"Apa menurutmu semua ideku bisa dilakukan?" Emma bertanya kepada Therius. Sang raja mengangguk.     

"Ya, sudah kuduga ... rupanya kau benar-benar tidak membutuhkan bantuanku." Therius tampak agak kecewa. "Kau bisa melakukan banyak hal sendiri. Semua idemu terdengar sangat bagus."     

"Uhm .. aku tidak ingin merepotkanmu, sayang." Emma menyentuh pipi Therius dan membelainya dengan penuh kasih. "Aku tahu kau sangat sibuk ... tapi, kalau kau bersikeras untuk membantuku .. mungkin kau bisa berbicara dengan Aeron dan memintanya menyumbangkan waktunya untuk membantu kami? Aku yakin dia akan mendengarkanmu."     

Therius menyentuh tangan Emma di pipinya dan tertawa kecil. "Tentu saja. Tidak apa-apa. Aku akan memberitahu Avato untuk berbicara dengannya dan dia akan menghubungimu besok."     

"Besok? Cepat sekali!" Emma sangat terkesan. "Aku yakin kalau aku memberi tahu teman-temanku tentang hal itu, mereka semua akan pingsan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.