Putri Dari Akkadia: Cinta Setinggi Langit Dan Bintang

Aku Sangat Merindukanmu



Aku Sangat Merindukanmu

0Dean Anrankin tiba-tiba menyadari bahwa sang ratu tentu merupakan seorang telemancer juga. Ahh.. pasti begitulah cara Emma mengetahui tentang Bastian.     

Tidak heran Emma merasa sangat tidak nyaman. Telemancy yang dimilikinya pasti lebih lemah dari Bastian dan hal itu membuatnya merasa rentan. Pasti itulah sebabnya raja datang dan mengurus masalah ini untuknya.     

"Anda benar, Dekan Anrankin. Istriku juga seorang telemancer. Aku memang melatihnya sedikit-sedikit, tapi aku harap ia bisa belajar lebih banyak dari sini. Anda akan menjadi satu-satunya orang yang tahu tentang kekuatannya yang sebenarnya," kata Therius.     

Dean Anrankin mengangguk dengan serius. "Terima kasih, Yang Mulia. Aku akan merahasiakan ini."     

"Baik." Therius melihat sekeliling ruangan dan berkata, "Aku akan membutuhkan ruangan ini untuk berbicara dengan Bastian. Apakah kau keberatan?"     

"Tidak, tentu saja tidak. Kumohon .. anggap saja seperti di rumah sendiri. Aku akan mengurus sesuatu di kamar sebelah."     

Sang dekan dengan cepat meninggalkan kantornya dan pergi ke ruang tunggu sebelah dengan setumpuk buku. Ia menyibukkan dirinya saat Therius menggunakan kantornya untuk berbicara dengan Bastian.     

"Aku merasa seperti curang," kata Emma tiba-tiba saat mereka berdua menunggu Bastian datang. Entah bagaimana, Therius menggunakan kemampuan mentalnya untuk memanggil pemuda itu untuk datang dan menemuinya.     

"Curang bagaimana?" Therius bertanya dengan penuh perhatian.     

"Yah... aku memiliki mendapatkan segala sesuatunya dengan mudah karena suamiku adalah seorang raja yang dapat mengabulkan semua keinginanku. Dan ia juga akan melakukan apa saja untukku. Ia bahkan dapat menangani telemancer yang membuatku merasa tidak nyaman. Aku seperti mencurangi hidup karena semuanya terasa mudah untukku ... "Emma menjelaskan.     

Therius menatap Emma dengan saksama dan menggelengkan kepalanya. "Tidak, kita berdua tahu bahwa hidupmu sama sekali tidak mudah. ​​Kau telah mengalami begitu banyak penderitaan ntuk ada di posisimu sekarang. Daripada menyebut ini curang, kau harus melihatnya sebagai mendapatkan balasan atas ketabahanmu."     

"Hmm .. Aku membayangkan orang lain yang tidak seberuntung aku. Pikiran mereka bisa dikontrol dan dibaca oleh telemancer dan mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Tidak seperti aku, karena aku memilikimu yang dapat melindungiku..."     

"Tidak juga. Ada yang bisa mereka lakukan. Mereka bisa menjadi lebih kuat. Mereka bisa berlatih dan bertahan sehingga mereka akan cukup kuat agar tidak diintimidasi atau dikendalikan siapa pun," kata Therius.     

"Kamu memanjakanku," komentar Emma. "Aku juga harus menjadi lebih kuat seperti mereka. Aku harus latihan dan bertahan sehingga tidak ada yang bisa menggangguku atau mengendalikan pikiranku. Tetapi sebaliknya, aku memintaku untuk menangani hal ini untukku ... hahaha ..."     

"Yah, itu sudah kewajibanku untuk menjaga dan memanjakanmu," Therius tersenyum tipis. "Untuk apa kau punya suami jika kau harus melakukan segala sesuatunya sendirian? Ada aku di sini, dan aku ini milikmu. Manfaatkan aku."     

Saat itu Emma ingin tertawa mendengar perkataan Therius. Sungguh, jika ia memikirkan masa lalu, rasanya sangat sulit dipercaya bahwa ini adalah pria yang sama yang ia benci 17 bulan lalu.     

Ketika ia dan Therius baru saja bertemu dan mengenal satu sama lain, Emma mengira pria ini kejam dan sedingin es. Therius juga sering kali tanpa ekspresi. Namun, sekarang ia menjadi begitu hangat dan tidak pernah malu untuk mengungkapkan perasaan dan cintanya kepada Emma.     

Cinta adalah hal yang luar biasa, pikir gadis itu.     

Cinta dapat membuat semua orang menjadi versi terbaik dari diri mereka, termasuk suaminya.     

"Aku sangat mencintaimu," bisik Emma lembut.     

Meskipun ia datang ke sini khusus untuk mendengar tiga kata itu dari bibir istrinya, dan ia telah mendengarnya dari bibir iEmma sebelumnya, Therius merasa ia tidak akan pernah merasa cukup.     

Bibirnya melengkung ke atas dan tersenyum lebar. Pria itu meraih tangan Emma dan menariknya ke pangkuannya.     

"Aku sangat mencintaimu. Sangat mencintaimu," bisiknya. "Kuharap kau tahu itu."     

Ia menarik kepala Emma lebih dekat dan melumat bibirnya. Mereka tidak bertemu selama tiga hari dan ia sangat merindukan bibir dan tubuh istrinya.     

Ketika mendengar pengakuan cinta Emma di perpustakaan tadi, di depan ruang film, Therius harus menahan nafsunya.     

Ia harus merasa puas dengan ciuman mesra karena mereka sedang berada di tempat umum. Namun, kini mereka sudah berada di ruang tertutup. Tangannya mulai menggerayangi tubuh Emma, dan nafsu berahi pelan-pelan mulai mengusai dirinya.     

Emma tidak jauh berbeda dari Therius. Ia juga merindukan pelukan suaminya saat mereka tidur bersama. Ia merindukan aroma tubuh pria itu, napasnya yang tenang, dan kehangatannya setiap malam.     

"Uhm ... kita tidak bisa .. kita tidak bisa melakukannya di sini ..." Sebagai orang yang lebih tua di antara keduanya dan lebih dewasa, Therius tahu bahwa tidak bijaksana jika mereka saling melampiaskan kerinduan mereka di kantor Dekan Anrankin. .     

Ia harus mengerahkan segenap kewarasannya untuk mengendalikan tangannya yang ingin sekali melucuti tubuh Emma dan kemudian menyetubuhinya di sini. Jika tidak, ia mungkin kehilangan kendali atas dirinya sendiri.     

Emma mengerucutkan bibirnya saat Therius dengan enggan mengakhiri ciuman mereka.     

"Aku menginginkanmu ..." bisik Emma dengan nada penuh harap. "Aku mencintaimu... Aku merindukanmu..."     

"Aku juga menginginkanmu ... tapi mari kita bereskan dulu urusan Bastian ini. Nanti aku akan membawamu ke tempat yang pantas untukmu, bagi kita mencurahkan kerinduan," Therius tersenyum dan mengusap rambut Emma. Dia menyelipkan sehelai rambut gadis itu di belakang telinganya. Therius lalu berdehem. "Aku akan menyuruh Bastian berlari ke sini agar ia cepat sampai."     

Emma menatap suaminya dengan kagum.     

Rasanya sangat menakutkan. Therius benar-benar bisa mengendalikan pikiran seorang telemancer Lvl-5 untuk datang ke kantor Dekan Anrankin. Ia bahkan bisa membuat Bastian datang kesini sambil berlari.     

Emma ingat Therius mengatakan bahwa sebagai telemancer level tertinggi, ia dapat mengerahkan kekuatannya dalam radius lebih dari 1 km. Ini adalah level yang sama dengan ibunya ketika Putri Arreya membuat semua orang di istana raja jatuh tertidur.     

Artinya, Therius dapat menemukan Bastian di sekitar sekolah dan menyuruhnya datang kesini. Sangat mengesankan.     

Emma berharap suatu hari ini ia dapat merasakan berada di level yang sama dengan suaminya.     

TOK     

TOK     

Keduanya berbarengan melihat ke arah pintu. Emma segera bangkit dari pangkuan Therius. Ia tidak ingin Bastian melihat mereka dalam posisi yang demikian mesra. Ia tidak suka orang luar menangkap momen keintiman mereka seperti ini.     

'Masuk,' Therius menyuruh Bastian masuk menggunakan telemancy. Tak lama kemudian, pintu terbuka dari luar dan mereka bisa melihat Bastian muncul di ambang pintu dengan nafas terengah-engah. Ia dengan cepat masuk dan menutup pintu di belakangnya.     

"Yang Mulia," dia membungkuk hormat.     

Emma menekap bibirnya, mencoba menyembunyikan tawanya. Ternyata, Therius benar-benar membuat Bastian berlari secepat yang dia bisa. Pemuda itu jelas terlihat kehabisan napas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.