Putri Dari Akkadia: Cinta Setinggi Langit Dan Bintang

Banyak Orang Ingin Pindah Ke Planet Lain



Banyak Orang Ingin Pindah Ke Planet Lain

0"Baiklah, kita bisa mencari informasinya di lantai satu," kata Miri. "Kita bisa menanyakan kepada pustakawan apakah mereka menyimpan dokumentasi dari berbagai program tantangan untuk murid baru dari beberapa tahun ke belakang."     

Setelah mereka tiba di perpustakaan, dengan gembira ia menghampiri petugas perpustakaan, seorang wanita separuh baya dengan rambut berwarna cokelat disanggul di atas kepalanya.     

Setelah menjelaskan maksudnya, Miri berhasil mendapatkan petunjuk dari sang pustakawan yang tampaknya sangat senang membantu.     

"Katanya semua dokumentasinya ada di lantai 2. Kita bisa masuk ke ruang belajar bersama dan memasang berbagai videonya untuk kita tonton bersama. Bagaimana menurut kalian?"     

"Ah, ayo ke sana."     

Dengan gembira para siswa kelas-B segera berbondong-bondong naik ke lantai 2 untuk melihat dokumentasi yang dimaksudkan itu. Di sana, mereka lihat para siswa dari kelas lain ternyata juga melakukan hal yang sama.     

Kebanyakan dari mereka membuang muka dan tidak mau bertegur sapa. Sementara sikap mereka kepada teman-teman sekelas mereka tetap hangat dan banyak bicara.     

Entah kenapa, setelah acara pengumuman tentang proyek kelas bersama ini, sikap masing-masing siswa di setiap kelas menjadi sedikit berbeda.     

Emma memperhatikan bahwa Ulla dan Alta juga kini tampak lebih dekat dengan teman-teman sekelas mereka sendiri dan sikapnya kepada Emma dan Miri menjadi agak dingin. Padahal mereka telah lebih dulu berteman sebelum pembagian kelas diumumkan.     

Apakah kompetisi tantangan ini membuat mereka menganggap bahwa siswa-siswa kelas lain sebagai saingan atau musuh? Kalau memang begitu, rasanya sangat menyebalkan.     

Emma sendiri tidak terlalu dekat dengan keduanya, tetapi ia juga tidak berharap mereka akan tiba-tiba memperlakukannya hampir seperti orang asing kan?     

Apakah memang dewan murid sengaja mengadu setiap kelas seperti ini supaya para siswanya dapat menjadi lebih dekat dengan teman sekelas masing-masing karena seolah memiliki musuh bersama, yaitu para siswa dari sekolah lain?     

Kalau memang seperti itu, Emma bertanya-tanya cara seperti apa yang akan digunakan dewan murid untuk dapat menghilangkan kesan bersaing di antara setiap kelas kalau nanti kompetisi ini sudah berlalu dan para siswa belajar bersama?     

"Baiklah... di sini rupanya informasi yang bisa kita peroleh cukup lengkap," kata Stell sambil mengangkat remote dan memencet beberapa tombol. "Kita bisa melihat proyek apa yang dilakukan siswa di tahun sebelum kita."     

"Sebaiknya lihat video dari kelas yang menang saja, agar kita tahu kenapa mereka menang," kata Miri.     

"Oh, ya... benar juga," kata Stell. "Kalau begitu, mari kita lihat proyek apa yang dilakukan oleh kelas A tahun lalu."     

Para siswa kelas B duduk dengan rapi di dalam ruangan dan memperhatikan layar besar di depan mereka, menyajikan video yang sangat menarik dari peserta kompetisi tahun lalu.     

"Hallo, perkenalkan, kami adalah siswa kelas A dan proyek kami tahun ini adalah membantu para petani tradisional di desa Duurland, yang terletak 20 km dari Innstad. Saat ini para petani tersebut membutuhkan banyak sekali bantuan untuk memulihkan ladang dan usaha pertanian mereka yang rusak dilanda badai."     

Di layar mereka dapat melihat wajah cantik Ylsa menyampaikan detail tentang program yang dilakukan oleh teman-teman sekelasnya. Dan kemudian video itu menunjukkan apa saja yang mereka kerjakan di Desa Duurland tersebut.     

Miri melihat beberapa teman sekelasnya yang lelaki tampak menatap ke arah layar dengan mata tidak berkedip. Dengan kesal ia memukuli punggung mereka. "Fokus, dong! Jangan hanya lihat cantiknya dia saja..."     

"Ahh... memangnya kenapa? Kita kan harus menghargai keindahan. Kurasa kelas mereka beruntung sekali mendapatkan Ylsa di dalam tim mereka sehingga mereka bisa menggunakan kecantikannya sebagai pemanis video.... hahahhaha," kata Samu yang barusan dipukul Miri.     

Ia lalu mengerling ke arah Emma. "Eh, tapi kita juga beruntung, karena kita memiliki Lee di sini..."     

"Dasar! Kau ini hanya bisa melihat perempuan saja," omel Miri sambil kembali memukul punggungnya. "Ayo perhatikan baik-baik apa saja yang mereka lakukan dan bagaimana kita dapat meniru projek mereka agar berhasil."     

Mereka memperhatikan bahwa Tim Ylsa sangat efisien. Mereka langsung menentukan proyek yang ingin mereka lakukan. Lalu, mereka mencari kira-kira daerah mana yang dapat mendapatkan manfaat dari bantuan mereka.     

Di video selanjutnya, mereka melihat beberapa para siswa itu menemukan beberapa desa kandidat yang baru mengalami musibah kerusakan akibat badai. Lalu para electromancer muda dari kelas itu turun dan memperbaiki semua peralatan listrik di pertanian yang rusak diterjang badai.     

Para herbomancer membantu para petani memulihkan kembali tanaman pangan mereka. Dalam waktu tidak terlalu lama, mereka dapat melihat bekas-bekas hajaran badai menjadi rapi dan segera, pertanian yang rusak itu akan menjadi seperti semula.     

"Ahh.. mereka beruntung sekali," gumam Stell saat melihat video tentang pekerjaan kelas Ylsa tahun lalu dalam melakukan proyek mereka. Tentu saja mereka menang.     

Dengan membantu para petani tradisional itu memulihkan pertanian mereka yang hancur dilanda badai, mereka dapat memperoleh nilai sosial, nilai alam, dan terakhir, saat mereka membantu para petani itu terhubung dengan pelanggan baru, yang merupakan para pengimpor dari Terren, maka nilai ekonomi yang mereka hasilkan juga menjadi tinggi.     

Dengan satu proyek saja, mereka dapat membantu satu desa dan ratusan petani serta mendapatkan begitu banyak point sekaligus.     

"Mereka beruntung sekali karena tahun lalu kebetulan ada badai besar yang mengakibatkan banyak kerusakan di desa tersebut. Mereka bisa membantu. Di kelas Ylsa waktu itu ada beberapa electromancer, sehingga mereka sangat berguna untuk memulihkan sumber energi di banyak pertanian supaya dapat berproduksi seperti sedia kala," komentar Miri. Ia menoleh ke arah Emma. "Bagaimana pendapatmu setelah menonton video mereka?"     

Emma mengetuk-ketukkan jarinya di pinggiran kursinya. Ia sangat suka proyek memulihkan lingkungan seperti yang dilakukan kelas Ylsa tahun lalu.     

Namun tentu saja karena sekarang situasinya berbeda, tidak ada desa yang rusak akibat bencana alam, maka mereka harus berpikir kreatif untuk menemukan proyek sosial yang dapat mereka lakukan.     

"Apa trend lingkungan terbesar saat ini di Planet Akkadia?" tanya Emma. "Maksudku.. apakah ada masalah lingkungan yang belum banyak diperhatikan orang tetapi menurut kalian sangat penting?"     

Emma ingat di bumi, masalah pemanasan global sudah sangat memburuk dan ditambah dengan perilaku hidup manusia yang semakin memperburuk efek rumah kaca, maka dampaknya menjadi semakin besar.     

Walaupun Akkadia ini terlihat sempurna dari luar, tentu masih ada saja masalah yang dihadapinya karena memiliki beragam wilayah geografis berbeda dan orang-orang di dalamnya.     

Emma belum hidup cukup lama di Akkadia untuk mengetahui semua hal ini dengan baik. Karenanya ia meminta bantuan teman-teman sekelasnya.     

"Hmm.. kurasa pengrusakan lingkungan memang masih menjadi topik yang seksi," kata Miri sambil mengerutkan keningnya untuk mengingat-ingat.     

"Kenapa begitu?" tanya Emma.     

"Karena pemerintah kita sudah menemukan beberapa planet yang dapat ditinggali. Banyak orang yang mulai berpikir bahwa planet Akkadia ini sudah tua dan sebaiknya ditinggalkan saja untuk pindah ke planet lain," jawab Miri. "Itu sebabnya sangat banyak orang yang ingin bergabung dalam program space exploration."     

"Iya, benar juga. Ini masalah yang belum banyak diangkat, tetapi aku juga merasakan hal yang sama," Stell menambahkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.