Putri Dari Akkadia: Cinta Setinggi Langit Dan Bintang

Siswa Kelas Satu Dilarang Masuk Ke Hutan



Siswa Kelas Satu Dilarang Masuk Ke Hutan

0"Siswa tahun pertama tidak boleh berkeliaran di sekitar hutan ini," kata Akane mengingatkan. Ia adalah anggota dewan murid dari tahun ketiga. "Aku hanya akan menunjukkan area pintu masuk ke hutan saja. Ini penting agar kalian tahu mana-mana saja tempat yang boleh dimasuki dan mana yang tidak boleh."     

Semua murid di kelas Emma mengangkat bahu dan saling pandang keheranan. Mereka tidak tahu bahwa hutan ini tidak boleh dimasuki. Di acara perkenalan kemarin, Dekan Anrankin sama sekali tidak mengatakan apa pun tentang hal itu.     

"Di hutan ini ada banyak hewan liar yang hidup di habitat aslinya. Kalau kalian melewati bukit di baliknya, ada hutan satu lagi yang lebih besar, namanya Hutan Foxvil. Di sana ada hewan-hewan yang tidak berasal dari Akkadia. Sebagian dibawa dari kerajaan lain, dan sebagian malah dibawa dari planet lain," Akane menjelaskan. "Kapan-kapan Beast Teacher akan membawa kalian menjelajahi ke sana, tetapi kalian tidak boleh pergi sendiri."     

Rekannya, seorang murid laki-laki berpenampilan serius yang bernama Arlan ikut menambahkan. "Tim eksplorasi luar angkasa selalu membutuhkan mage yang tangguh untuk ikut dalam ekspedisi mereka. Kalau kalian terbiasa menghadapi berbagai kondisi alam dan makhluk hidup, kalian akan sangat berguna dalam berbagai penjelajahan planet baru."     

Terdengar seruan-seruan penuh semangat di antara para murid. Kementrian Penjelajahan Luar Angkasa adalah salah satu kementrian yang paling dihormati di Akkadia. Sangat banyak orang yang bercita-cita hendak masuk ke sana untuk bekerja.     

Siapa pun yang berhasil masuk ke sana hidupnya akan terjamin karena gaji yang diberikan sangat besar. Mereka juga akan memperoleh kesempatan untuk bertualang dan melihat dunia luar, seluruh alam semesta terbuka untuk mereka jelajahi.     

Bahkan, untuk eksplorasi jangka panjang, mereka juga diizinkan membawa keluarganya. Selain itu, beberapa penjelajah dan ilmuwan yang terkenal berhasil masuk dalam sejarah sebagai penemu planet baru yang dapat dihuni.     

Salah satu di antaranya adalah Profesor Daneria yang namanya diabadikan menjadi nama planet yang ditemukannya. Siapa yang tidak ingin menjadi abadi di dunia ini?     

Pemikiran itu membuat mereka menjadi antusias untuk menyelesaikan pendidikan mereka di Mage Academy.     

Setelah lulus dari akademi ini, sebagian akan langsung bekerja sesuai dengan bidang ilmu masing-masing. Sebagian lagi dapat melanjutkan pendidikan mereka ke universitas untuk mendalami bidang ilmu yang lebih spesifik.     

Bisa dibilang Mage Academy adalah semacam sekolah persiapan untuk masuk ke pendidikan tinggi. Mereka akan belajar semua ilmu yang perlukan untuk melatih kekuatan mereka, sekaligus belajar ilmu pengetahuan yang dibutuhkan untuk melanjutkan pendidikan mereka ke universitas untuk menjadi master atau doktor.     

"Akane.. kenapa hutan ini sekarang tidak boleh dimasuki oleh siswa tahun pertama?" tanya Miri tiba-tiba. "Aku mendengar dari kakak kelas tadi saat sarapan bahwa hutan ini sebelumnya boleh dimasuki semua siswa. Apakah telah terjadi sesuatu?"     

Emma yakin larangan memasuki hutan ini baru dikeluarkan setelah Marlowe mendapati Lyra diserang.     

Sekolah ingin memastikan siswa tahun pertama yang rata-rata masih lemah tidak terancam bahaya dengan berkeliaran di dalam hutan. Lebih baik mencegah daripada ada siswa yang nanti menjadi korban.     

Akane hanya menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan Miri. "Aku juga tidak tahu alasannya. Mungkin sekolah sedang membuat sesuatu percobaan di dalam hutan, sehingga kalian tidak boleh masuk dulu. Nanti pasti kami akan memberi pengumuman kalau kawasan ini sudah boleh dimasuki."     

Ah, ya.. Emma mengangguk-angguk mendengar jawaban seniornya itu. Tentu saja sekolah tidak akan mengatakan bahwa ada penjahat berkeliaran kepada murid-muridnya. Hal itu bisa menimbulkan kepanikan.     

Makanya Akane hanya mengatakan bahwa sekolah mungkin sedang mengadakan percobaan tertutup, agar tidak banyak yang bertanya-tanya.     

Walaupun Emma tahu apa yang sebenarnya terjadi, ia tidak akan bersikap sok tahu dan menceritakan apa yang didengarnya dari Marlowe kepada teman-teman sekelasnya. Ia memilih diam saja dan memilih tidak berkomentar.     

Ahh, sebenarnya apa yang terjadi di hutan ini? Mengapa orang asing bisa masuk kemari dan melukai Lyra? Apakah pelakunya bukan orang asing? Mengapa tidak ada rekaman kamera pelakunya?     

Ia harus memberi tahu Therius apa yang terjadi agar suaminya mengetahui bahwa akademi tidak aman dan mengerahkan pengamanan yang lebih baik. Emma tidak ingin suaminya cemas dan mengkuatirkan dirinya kalau sampai Therius mendengar tentang peristiwa ini dari orang luar.     

"Baiklah.. itu tadi tur akademi kita sepagian ini. Sekarang kalian semua boleh makan siang dan bersantai. Kita akan bertemu lagi di sore hari untuk pengenalan dewan murid dan membicarakan tentang kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler kita sepanjang satu tahun ke depan," kata Arlan menutup kegiatan orientasi mereka siang itu.     

"Terima kasih atas penjelasannya, Kakak berdua," kata Miri sambil membungkuk hormat. Ia lalu menunjuk ke arah jalan setapak yang berlawanan arah dari asrama. "Kalau ke sana, menuju ke mana?"     

Akane dan Arlan serentak menoleh ke arah yang ditunjuk Miri. Wajah Akane seketika berubah cerah. Ia tersenyum gembira dan mengangkat kedua alisnya dengan ekspresi bersekongkol.     

"Itu klinik hewan, sekaligus tempat tinggal Beast Teacher kita." Ia tidak mempedulikan Arlan yang memutar matanya dan dengan suara seolah tidak ada apa-apa ia menanyakan kepada para murid tahun pertama. "Kalian mau lewat sana?"     

Emma ingin tertawa dalam hati. Sepertinya Akane juga merupakan penggemar Marlowe dan ia dengan senang hati menjadikan tur keliling sekolah ini sebagai kesempatan untuk lewat depan rumah Marlowe.     

"Mauu...!!" kata keempat belas gadis di kelompok mereka, kecuali Emma. Sementara 10 siswa laki-laki ikut memutar mata mereka seperti Arlan.     

"Baiklah, kalau kalian memaksa," tukas Akane. Ia lalu berjalan mendahului mereka. "Ayo ikut aku!"     

Dengan gembira keenam belas siswa perempuan itu berjalan bersama menyusuri jalan setapak untuk melewati rumah Marlowe, dan berharap sang guru seksi ada di luar sehingga mereka dapat melihatnya.     

Sungguh disayangkan pelajaran dengan Beast Teacher baru akan dimulai beberapa hari lagi, sehingga mereka tidak akan bertemu dengannya di sekolah kecuali secara kebetulan.     

Emma terpaksa mengikuti langkah gembira mereka bersama 16 murid lelaki yang dengan setengah hati berjalan di belakang.     

TAK     

TAK     

Ahhh!     

Emma yang sedang mengagumi berbagai tanaman yang baru dilihatnya di sepanjang kiri dan kanan jalan merasa keheranan saat mendengar suara desahan tertahan para teman sekelasnya di depan.     

Ada apakah gerangan? pikirnya heran.     

Ia buru-buru berjalan menyibak kerumunan para gadis itu untuk melihat apa yang membuat mereka mendesah.     

Uff... Emma memutar matanya dan mendesah kesal.     

Marlowe sedang membelah kayu dengan kapak di depan halaman pondoknya. Tubuhnya yang bertelanjang dada tampak dikilati peluh yang berkilauan oleh sinar mentari.     

Ia sama sekali tidak mempedulikan kehadiran 27 siswa di depan halaman pondoknya. Ia menganggap mereka seperti udara, tidak ada.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.