Putri Dari Akkadia: Cinta Setinggi Langit Dan Bintang

Di Mage Academy (2)



Di Mage Academy (2)

0Ketika akhirnya kereta berwarna abu-abu yang mereka tumpangi itu berhenti di stasiun kecil yang bertuliskan "Mage Academy", Emma dan Therius keluar dari kereta.     

Sepertinya para penumpang yang turun di stasiun ini adalah para siswa akademi, baik yang baru mendaftar masuk atau yang kembali setelah liburan panjang.     

Emma sudah banyak mendengar dari Therius tentang Mage Academy, namun tetap saja saat ia tiba di sana, dirinya masih terkesan. Ia mendengar bahwa semua siswa akan bersekolah selama delapan bulan dan mendapatkan libur selama 3 bulan di akhir tahun dan satu bulan di awal tahu.     

Ini untuk memberi kesempatan kepada para siswa yang berasal dari tempat yang jauh, atau bahkan dari kerajaan lain untuk pulang dan menghabiskan waktu bersama keluarga mereka.     

Dulu, biasanya setiap liburan, Therius akan menghabiskannya dengan Xion karena ia tidak menyukai didikan Ratu Ygrit di istana yang sangat keras.     

Ia lebih memilih pergi ke gunung mengunjungi rumah Xion, atau berkunjung ke Padang Liar Aguilar dan berlatih kekuatannya di sana.     

Karena ia dan Xion rajin berlatih di sana, maka level energi mereka cepat naik. Begitu mereka lulus pada usia 21 tahun, kedua pemuda ini sudah berada di level tujuh. Orang-orang lain yang ada di angkatan mereka, tidak ada yang melampaui level lima.     

"Nanti kalian akan mendapatkan hari bebas seminggu sekali. Murid-murid bisa menggunakannya untuk menjelajahi daerah sekitar Innstad atau Merridell," kata Therius. "Selama beberapa minggu pertama, sebaiknya kau mencoba berteman dan ikut teman-teman sekolahmu untuk menjelajah. Nanti setelah kau terbiasa dengan daerah sekitar sini dan memiliki teman, kita bisa bertemu di Innstad dan menghabiskan akhir pekan bersama."     

Emma mengangguk. Sebenarnya, ia ragu akan dapat langsung memiliki teman. Ia bukanlah orang yang terbuka dan hangat. Dulu, ia memiliki teman di sekolah karena Haoran yang mendekatinya. Pemuda itu juga yang memperkenalkannya dengan keempat sahabatnya, yang kemudian menjadi teman Emma.     

Di Akkadia sendiri, rasanya akan butuh waktu lama baginya untuk dapat bertemu orang yang cocok dan kemudian berteman.     

"Kau pasti akan memperoleh teman yang baik," kata Therius yang seolah dapat membaca pikiran Emma. Ia telah melihat gadis itu tampak resah. Ia teringat kepada dirinya sendiri yang dulu sangat mirip Emma.     

Therius juga adalah seorang yang pendiam dan dingin. Ia tidak mengira akan dapat memiliki teman ketika ia masuk ke akademi. Namun, nyatanya, Xion datang dalam kehidupannya, dan mereka menjadi sahabat selama lebih dari sepuluh tahun.     

Ia yakin Emma juga akan mendapatkan sahabat, sama seperti ia dulu mendapatkan Xion.     

Ah... Therius menghela napas ketika teringat masa-masa sekolah dulu di akademi, dan ia bersama Xion banyak membuat keributan.     

Ia lalu memegang tangan Emma dan mengajaknya berjalan meninggalkan stasiun, menuju ke atas bukit. Tangan kanannya memegang tas berisi barang-barang pribadi istrinya.     

Dari stasiun kecil itu ada beberapa puluh anak muda yang turun dari kereta yang sama dengan mereka dan kemudian melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki naik ke atas bukit. Rupanya kampus Mage Academy terletak di puncak bukit     

"Kita bisa terbang ke atas bukit, atau berjalan kaki. Terserah mana yang kau suka," kata Therius.     

Emma melihat sekelilingnya dan memperhatikan bahwa kebanyakan siswa baru atau orang-orang yang ada disekitar mereka memilih untuk berjalan kaki. Karena itu, ia menarik tangan Therius untuk berjalan mengikuti mereka.     

"Sebaiknya kita tidak usah menarik perhatian," kata Emma. "Lagipula, di sini aku akan mengaku sebagai herbomancer. Kalau aku terbang, orang-orang akan curiga."     

"Baiklah, kalau itu yang kau inginkan," balas Therius. Mereka lalu berjalan bergandengan tangan menuju ke atas bukit.     

Emma tidak menyesali keputusannya, karena perjalanan menuju puncak bukit terasa sangat menyenangkan. Udaranya begitu segar dan pemandangan di kiri-kanan mereka juga dipenuhi dengan tanaman-tanaman yang hijau dan terlihat sehat. Sungguh sangat menyegarkan mata.     

Setelah berjalan kaki santai selama setengah jam, akhirnya mereka tiba di depan sebuah gerbang yang sangat besar. Di atas gerbang, tertulis besar-besar dengan huruf emas AKKADIA MAGE ACADEMY.     

Selama tiga tahun belajar di akademi, semua siswa akan belajar bersama di kelas umum selama setahun pertama, sebelum kemudian mereka akan mendalami penjurusan sesuai elemen dan minat masing-masing.     

Nanti, di tahun kedua, mereka akan mulai belajar hal yang lebih spesifik. Di kelas-kelas gabungan, para siswa akan belajar berbagai hal yang berkaitan dengan planet Akkadia dan juga semua elemen yang ada di alam semesta.     

Ini dimaksudkan agar mereka dapat mengenali kekuatan yang mereka miliki dan juga kekuatan orang lain, baik yang satu elemen dengan mereka maupun yang berasal dari elemen berbeda.     

Hal ini penting agar mereka dapat mengerti bagaimana mereka dapat bekerjasama dengan orang-orang yang memiliki kekuatan berbeda dari mereka.     

Selain itu, mereka juga perlu mengetahui tentang karakteristik kekuatan lain agar jika mereka harus menghadapi musuh dalam pertarungan atau perang, mereka dapat mengenali kekuatan lawan dan mengerti bagaimana menghadapinya.     

Nanti, di tahun kedua mereka akan mulai mengikuti penjurusan. Setiap siswa yang memiliki elemen yang setipe akan mendapatkan berbagai pendidikan dan latihan yang sesuai dengan kemampuan dan jenis elemen mereka.     

"Selamat datang di Academy," seorang wanita cantik bertubuh tinggi dengan pakaian sangat formal menerima Emma dan Therius di depan pintu bangunan utama sambil tersenyum lebar. Sepertinya ia mengenali Therius. "Wah ternyata kau rupanya datang mengantar adikmu."     

Wanita itu menoleh kearah Emma yang memang terlihat sangat mirip dengan Therius, lalu menoleh kembali ke arah sang raja.     

Therius batuk pelan mendengar kata-kata sang wanita. Ia menggeleng lalu dengan posesif merangkul pinggang Emma untuk menyatakan kepemilikannya terhadap gadis itu.     

"Bukan, Bu Atena. ini adalah kekasihku namanya Lee Wolfland."     

Sang wanita yang dipanggil Bu Atena, menatap Emma lekat-lekat lalu kemudian pandangannya dialihkan kepada Therius. Sesaat kemudian wajahnya tampak cerah berbinar-binar.     

Sayangnya Emang tidak dapat membaca pikiran wanita ini. Ia benar-benar ingin tahu apa yang membuat wajah Bu Atena tampak demikian gembira. Apakah ia tampak senang karena ia menyukai Emma dan Therius, atau apakah ada hal lain?     

Sayangnya Emma tidak dapat menembus pikiran wanita. Emma menduga sepertinya Atena adalah seorang mage yang memiliki level cukup tinggi, sehingga ia tidak dapat membaca pikirannya.     

Gadis itu lalu menoleh ke arah Therius dan bertanya dengan menggunakan telemancy. 'Kenapa ia bersikap seperti itu? Apakah ada yang aneh dengan kita?'     

Darius menjawab singkat. 'Avena.'     

'Oh...' Barulah Emma tersadar. Rupanya pasangan yang memiliki wajah mirip seperti mereka sangat jarang ada di Akkadia. Sehingga setiap kali orang bertemu dengan pasangan yang seperti itu mereka akan menjadi sangat terkesan     

"Rupanya kau termasuk salah satu dari sedikit orang yang beruntung itu, Therius," kata Bu Atena dengan ekspresi kagum. "Aku tidak menduga ternyata kau memiliki pasangan Avena. Sungguh sangat beruntung. Semoga hubungan kalian akan langgeng dan selalu berbahagia."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.