Putri Dari Akkadia: Cinta Setinggi Langit Dan Bintang

Kesalahan Masa Lalu Harus Diselesaikan Hari Ini



Kesalahan Masa Lalu Harus Diselesaikan Hari Ini

0"Yang Mulia... Aku bersalah kepadamu dan kepada Darius. Aku meminta maaf. Tolong lepaskan anak perempuanku. Ia telah banyak menderita...." Tiba-tiba terdengar suara pilu Arreya memecah keheningan.     

Lamunan Therius seketika tergugah ketika melihat Putri Arreya menjatuhkan diri berlutut di depan Ratu Ygrit. Wanita cantik itu menangis tersedu-sedu, tetapi air matanya sudah tidak bisa keluar.     

Sepertinya Arreya memang telah menghabiskan begitu banyak air matanya menangis selama beberapa minggu terakhir sehingga ia tidak dapat meneteskan air mata lagi. Namun demikian isak tangisnya terdengar mengiba dan sangat memedihkan hati.     

Sang putri yang terkenal akan ketangguhannya itu kini berlutut dan menghiba di depan musuhnya, demi meminta pengampunan agar anak perempuannya dilepaskan.     

Ratu Ygrit menatap Arreya dengan pandangan penuh kebencian. Ia lalu mengangkat wajahnya dan menatap Therius.     

"Nenek... kalau sampai Nenek melakukannya... aku berjanji tidak akan pernah memaafkanmu. Aku akan membuatmu merasakan kepedihan yang lebih besar daripada kematian Paman Darius," ancam Therius. Ia akhirnya merasa tidak ada gunanya memohon kepada neneknya. Ia mencoba cara lain, dengan mengancamnya. Ia lalu beralih kepada Yldwyn lewat hologram di tengah ruangan.     

"Putri Yldwyn... aku mencintai Emma Stardust. Kalau sampai kau meyentuh sehelai saja rambutnya.. aku akan membuat seisi Terren merasakan kemurkaanku. Mereka akan tahu semua penderitaan yang kutimpakan kepada mereka nanti adalah akibat perbuatanmu. Selamanya mereka akan membencimu."     

Yldwyn tampak terkesiap mendengar ancaman Therius. Tanpa sadar gadis itu melangkah mundur. Wajahnya terlihat semakin keruh.     

"Yang Mulia.. aku... aku..." bisik gadis itu dengan ketakutan. "Aku tidak bermaksud membuatmu marah..."     

SYUTT     

Tiba-tiba sambungan komunikasi terputus. Ratu Ygrit tersenyum jahat dan menyimpan remote ke sampingnya.     

"Aku sengaja mematikan sambungannya agar kalian tidak bisa mempengaruhi Yldwyn dan para anak buahku agar tidak membunuh Emma," kata wanita tua itu dengan senyum mengejek. "Aku sudah memerintahkan mereka membunuh Emma jika aku tidak menghubungi mereka kembali dalam waktu 5 menit."     

"Nenek...!"     

"Arreya... kau tahu aku hanya ingin melihatmu menebus dosa kepada Darius," kata Ratu Ygrit lagi. "Karena cucuku sepertinya sangat menyayangi anakmu, maka aku akan mengalah. Kau dapat menyelamatkan anakmu kalau kau membunuh dirimu sendiri, saat ini juga."     

Semua orang menahan napas mendengar permintaan kejam Ratu Ygrit.     

"Nenek... kumohon..." Sia-sia saja Therius memohon kepada neneknya.     

"Kau punya waktu empat menit," Ratu Ygrit menambahkan dengan suara dingin.     

Arreya akhirnya mengerti apa yang terjadi. Ketika ia mendengar kata-kata Ratu Ygrit yang datar dan dingin, Arreya menghela napas panjang. Tubuhnya yang masih berlutut di lantai hendak meminta belas kasihan sang ratu tua itu tampak sedikit bergetar.     

Ia lalu mengangkat wajahnya dan tersenyum menatap Xion dan Therius.     

"Rupanya ini yang harus terjadi. Aku titipkan Emma kepada kalian. Kesalahan yang terjadi di masa lalu harus dituntaskan hari ini. Tolong sampaikan kepada Emma bahwa kami orang tuanya sangat mencintainya. Ia adalah hal terbaik yang terjadi dalam hidup kami..." Suaranya bergetar dan sebutir air mata kembali turun ke pipi Arreya. "Katakan kepada Emma... bahwa ia harus berbahagia. Kami sangat... sangat senang bertemu dengannya."     

"Ibu...!" Therius sangat terkejut mendengar kata-kata Arreya yang seperti ucapan perpisahan. Sebelum ia sempat berbuat apa-apa, Arreya telah merebut pedang yang ada di tangannya dan dengan cepat menusuk jantungnya sendiri.     

Tubuh wanita cantik itu segera roboh ke lantai dengan tubuh bersimbah darah. Arreya memilih kematian yang cepat, setelah mengucapkan salam perpisahan.     

Semua yang terjadi bagaikan film yang diputar dengan gerak lambat bagi Therius. Ia segera memburu tubuh Arreya.     

"Ibu..!!! Jangan pergi... Emma sangat ingin bertemu denganmu.. Kumohon, jangan pergi.." Sia-sia saja Therius mengguncang-guncang tubuh Arreya. Wanita itu telah menghembuskan napasnya yang terakhir.     

Arreya akhirnya sadar bahwa memang seperti inilah yang harus terjadi. Ia merelakan diri dan berkorban demi anaknya, agar Emma dapat tetap hidup. Setelah bertemu Therius dan Xion, ia juga tidak kuatir lagi akan nasib anak perempuannya. Arreya merasa lega karena kedua pemuda itu akan menjaga Emma untuknya.     

Dan kini.. sudah tiba saatnya ia berkumpul kembali dengan Kaoshin, laki-laki yang sangat ia cintai. Setelah berpisah selama belasan tahun, akhirnya mereka akan bertemu lagi.     

Itulah yang membuat Arreya tidak segan mengambil keputusan drastis itu.     

Wajah Therius seketika dipenuhi kemurkaan yang sangat besar ketika ia menyadari ibu mertuanya telah meninggal. Ia segera berteriak memerintahkan orang-orang di sekelilingnya untuk menangkap Ratu Ygrit dan mengerahkan semua prajurit menggeledah dan memeriksa setiap sudut istana raja untuk menemukan Emma.     

"Kalau sampai terjadi apa-apa kepada Emma, tidak satu pun dari kalian akan kubiarkan hidup!" bentaknya dengan suara menggelegar seperti orang gila.     

Ratu Ygrit sama sekali tidak melawan ketika Lora memegang tangannya dan menangkapnya. Wajahnya dipenuhi kebencian saat ia menatap Therius yang menangis sedih akibat kematian Arreya.     

"Sungguh memalukan... anak dan cucuku semuanya dipengaruhi oleh wanita-wanita dari Taeshi. Aku menyesal memiliki keturunan seperti kalian," kata Ratu Ygrit dengan sinis.     

Therius mengangkat wajahnya dan balas menatap neneknya dengan kebencian yang sama. "Kalau sampai terjadi apa-apa kepada Emma... aku akan membuatmu menyesal."     

Xion tertegun melihat betapa nenek dan cucunya tampak begitu membenci satu sama lain. Kebencian mereka semua diakibatkan oleh cinta yang besar kepada orang lain. Ratu Ygrit sangat mencintai anak laki-lakinya, dan Therius sangat mencintai Emma.     

Mengapa cinta dan benci dapat menghancurkan keluarga dan mengakibatkan begitu banyak penderitaan?     

Pemuda itu menghela napas. Ia berjalan dengan tubuh lunglai ke kursi terdekat yang berada di pinggir jendela. Ia menghempaskan tubuhnya di sana dan duduk menghadap ke arah danau kecil yang dipenuhi belasan angsa berwarna keemasan yang indah.     

Hari ini sungguh sangat melelahkan.     

***     

Ketika Therius mendengar bahwa Emma ditemukan disekap di salah satu gudang sayuran di belakang istana, ia segera berlari sekuat tenaga menuju ke sana. Tubuh Putri Arreya telah diurus oleh petugas medis dan dibawa ke rumah sakit, sementara Ratu Ygrit ditahan di Menara Merah dengan pengawalan ketat.     

Putri Yldwyn ditahan di kamarnya dan Therius sedang memikirkan hukuman yang pantas baginya. Kedua pengawal yang menyekap Emma dan mengancamnya di bawah hunusan pedang telah dibunuh di tempat oleh Joren. Ketika Therius tiba di sana, darah mereka masih mengotori lantai.     

"Emma!!!" Begitu pintu dibuka, Therius segera menghambur memeluk Emma yang sedang meringkuk gemetaran di sudut ruangan dengan wajah pucat pasi.     

Emma bukanlah gadis penakut dan ia memiliki berbagai kekuatan, tetapi selama ia disekap dan diancam dengan pedang tajam berkilat-kilat tanpa dapat menggunakan kekuatannya, gadis itu merasakan stress yang sangat parah.     

Ia tidak tahu bahwa ternyata menghadapi kematian di depan mata seperti itu rasanya sangat menakutkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.