Putri Dari Akkadia: Cinta Setinggi Langit Dan Bintang

Tim Kalian Bisa Menang



Tim Kalian Bisa Menang

0Emma tersenyum tipis. "Sejujurnya aku pikir Aeron hanya cocok untuk dekorasi saja dan menarik perhatian penonton. Dia itu terlalu narsis dan tidak terlalu peduli tentang lingkungan sebanyak Marlowe."     

"Oh, ya?" Stell tertarik mendengarnya.     

Emma mengangguk. "Aku mengusulkan untuk melibatkan Aeron karena dia sangat terkenal dan orang-orang mendengarkan perkataannya. Ditambah lagi, dia itu sangat tampan. Wanita-wanita memujanya dan akan melakukan apa pun yang dia katakan. Tapi... Marlowe adalah yang terbaik. Dia bisa bicara dan memberikan pengarahan tentang alam dengan lebih baik, dan dia juga seksi. Kaum wanita juga akan mendengarkannya."     

Sekarang, Marci tertawa terbahak-bahak. "Tunggu sebentar ... Aku tidak keberatan kalau Marlowe bergabung. Hanya saja ... Kurasa kau tidak bisa membuatnya setuju untuk membantu. Apa kau tidak tahu reputasinya? Dia itu sangat judes. Bagaimana mungkin dia mau membantu?"     

"Ya," jawab Emma. "Dia memang keras dan judes. Tapi, aku sangat yakin dia akan membantu jika ini berhubungan dengan lingkungan. Dia itu lebih menyukai tanaman dan hewan daripada manusia."     

"MEMANG BEGITU," kata Marci. "Dia tidak akan membantu manusia, terutama siswa tahun pertama untuk memenangkan tantangan proyek sekolah."     

"Menurutku kau salah, Marci," jawab Emma.     

"Apakah kamu pernah berbicara dengannya?" Marci bertanya lagi. "Aku tahu kau sudah melihat guru-guru selama jamuan makan malam untuk menyambut siswa baru dan Marlow itu seksi dan tampan... tapi dia itu tidak ramah. Aku bersungguh-sungguh. Kalau kau pikir aku ketus dan menyebalkan, kau belum bertemu dengannya secara langsung."     

"Sebenarnya aku kenal Marlowe. Dia orangnya baik kok," Emma menoleh ke teman sekelasnya. "Bukankah kita mengunjunginya di gubuknya tempo hari?"     

Siswa-siswa kelas B semua mengangguk.     

Stell berkata, "Pak Marlowe memang baik. Dia memberi kami semua minuman dingin dan mengundang kami masuk. Kami pikir dia ketus dan judes seperti yang orang bilang, tapi dia tidak semenyebalkan itu kok."     

"Oh ..." Marci mengerutkan alisnya karena bingung. Gadis itu tidak menyangka kelas ini akan memiliki interaksi yang positif dengan Marlowe.     

Akhirnya Marci mengangguk. "Baiklah kalau begitu .. Aku mengaku salah kalau memang begitu. Kalau kau bisa membuatnya membantu proyek kelas kalian, bersama Aeron, aku tidak melihat alasan kalian tidak bisa memenangkan tantangan ini."     

Semua orang bertukar pandang dan menarik nafas lega. Pernyataan dari Marci ini benar-benar meningkatkan kepercayaan diri mereka.     

Whaaaa!! Beberapa jam yang lalu, mereka semua merasa sangat sedih. Bagaimana mereka bisa mendapatkan proyek yang bisa memenangkan tantangan?     

Mereka sangat yakin bahwa mereka hanya akan mempermalukan diri sendiri dan bahkan tidak berani untuk sekadar mencoba.     

Tapi, sekarang, mereka semua penuh harapan dan Marci bahkan menegaskan bahwa mereka BISA MENANG?     

Ini sungguh luar biasa!     

Emma bisa melihat kegembiraan mereka yang semakin meningkat setelah mereka melihat Marci terkesan. Loran yang biasanya pendiam, kini juga terlihat tertarik. Matanya berbinar karena senang.     

"Bagaimana kalau kita menambahkan orang yang memiliki kredibilitas ke dalam proyek?" Marci bertanya setelah kegembiraan mereka mereda. "Laki-laki tidak akan bisa dibujuk oleh otot sixpack dan wajah tampan, tidak seperti wanita. Atau, apakah kalian berencana untuk bersikap seksis dan hanya menargetkan kampanye pada populasi perempuan?"     

Emma terbatuk sedikit dan mengangguk. "Aku mengerti apa yang kau maksud. Kami juga bisa meminta seorang ilmuwan atau menteri dari kementrian lingkungan untuk berbicara dalam video kita untuk memberi kredibilitas pada video edukasional kita."     

"Dan bagaimana kau akan mendapatkan bantuan dari menteri lingkungan?" Loran menatap gadis itu dengan tatapan keheranan.     

Di sanalah suamiku akan berguna, pikir Emma gembira setelah akhirnya menemukan sesuatu yang dapat dilakukan Therius untuk membantunya.     

"Kami bisa mengajukan proposal secepatnya dan aku akan coba minta bantuan kekasihku yang bekerja di ibu kota. Dia kenal beberapa orang di kementerian lingkungan," jelasnya.     

"Sepertinya kekasihmu kenal banyak orang," komentar Marci.     

"Iya, dia kebetulan memang satu sekolah bersama Aeron, dan sekarang bekerja di kementrian," cicit Miri. "Kekasih Lee pasti memegang posisi penting dalam pemerintahan dan bepergian ke sini untuk bekerja."     

"Oh, apakah kekasihmu sedang ada di sini?" Marci menoleh ke Emma. "Aku tidak tahu itu. Apa yang dia lakukan di sini? Bukankah seharusnya dia bekerja?"     

'Yeah, itu yang aku katakan juga padanya, tapi dia bilang dia ingin istirahat dari tugasnya sebagai raja,' kata Emma dalam hati.     

Tentu saja Emma tidak mengatakan hal itu pada Marci. Emma hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Dia sedang libur. Dia akan berada di sini selama beberapa hari. Dia bisa membantu kita dengan kontaknya di kementerian, mungkin untuk meminta menteri mengatakan satu atau dua kata."     

Marci terlihat sangat senang mendengarnya. Sang putri mendekati Emma dan menepuk punggungnya. "Aku harus mengakui, aku sangat terkesan. Kau memiliki koneksi yang bagus dan bahkan bisa berbicara dengan Marlowe. Aku sekarang lebih yakin kepada kalian bahwa tim kalian bisa menang, atau setidaknya bersinar di lomba ini."     

"Terima kasih," jawab Emma.     

"Jadi, kapan kalian akan mulai? Kalian hanya punya waktu 6 hari sebelum batas waktu."     

"Kita bisa mulai sekarang juga," Emma menoleh ke Miri, Stell, dan yang lainnya. "Mari kita bagi tugas."     

"Kita harus menunjuk pemimpin untuk proyek ini dulu. Kemudian kita bisa menunjuk orang yang bertanggung jawab atas setiap tugas," kata Stell. Dia mengangkat tangannya dan melihat sekeliling. "Aku memilih Lee untuk menjadi pemimpin proyek kita. Jika kalian setuju denganku, angkat tangan."     

"Aku baru akan mengatakan hal yang sama," kata Samu sambil tertawa. "Siapa yang akan menjadi kandidat yang lebih baik untuk pemimpin proyek jika bukan Lee sendiri. Tanpa dia, tidak akan ada proyek dan tidak ada tugas untuk dibagi."     

Dia juga mengangkat tangannya, segera diikuti oleh Miri, Rein, dan yang lainnya.     

"Aku setuju. Lee tahu semua orang yang penting dan kita butuhkan. Dia tinggal menunjuk orang untuk melakukan apa yang perlu dilakukan," kata Miri sambil mengangkat tangannya. Dia dengan cepat menambahkan. "Tolong tugaskan aku untuk berbicara dengan Tuan Marlowe ... atau Aeron ... aku akan dengan senang hati melakukannya."     

"Oh, tidak. Miri, biar aku saja yang mengerjakan tugas yang sulit untuk berbicara dengan Pak Marlowe," Stell mendorong Miri bercanda dan mencoba mengambil pekerjaan itu. "Aku pikir itu tugas yang terlalu berat untukmu. Ingat, Pak Marlowe itu orangnya ketus. Kau akan menangis. Hatiku lebih kuat daripada hatimu."     

Emma tersenyum saat melihat mereka. Kalau saja mereka tahu bahwa Marlowe sepertinya sudah punya kekasih, mungkin mereka tidak akan sesemangat ini.     

Setelah memikirkannya selama beberapa hari, kini Emma yakin bahwa Marlowe dan Space Master pasti memiliki hubungan yang spesial.     

Marlowe mengatakan ia pernah menyelamatkan nyawa Space Master dan sekarang gadis itu bersedia membantunya pergi kapan pun ia membutuhkannya.     

Semakin Emma mengenal Marlowe, semakin ia menganggap bahwa Marlowe bukanlah tipe orang yang akan memanfaatkan seseorang yang berhutang budi padanya.     

Wanita itu pastilah membantunya dengan sukarela.     

Jadi, apakah mungkin sang Space Master sebenarnya adalah kekasih Marlowe?     

Emma tertarik untuk mengetahui wanita seperti apa yang tahan terhadap sikap kasar dan perilaku judes pria tersebut. Ia pasti makhluk istimewa.     

.     

.     

>>>>>     

Dari penulis:     

Teman-teman, maaf ya, update buku ini sangat lambat, karena saya benar-benar sangat sibuk mengerjakan buku yang berbahasa Inggris.     

Masalahnya, pembaca buku Emma yang versi Indonesia SANGAT SEDIKIT YANG MENGGUNAKAN KOIN dan BUKU INI TIDAK MENGHASILKAN UANG untuk saya.     

Saya butuh waktu berjam-jam untuk publish bab di buku ini dan waktu yang berharga itu tidak kembali dengan pemasukan yang layak. Sedih sekali rasanya. Rasanya seperti buang-buang waktu berjam-jam setiap harinya kalau saya fokus di sini.     

Sementara kalau saya fokus menulis buku bahasa Inggris, setiap babnya bisa menghasilkan uang puluhan kali lipat. Kerja keras saya ada hasilnya.     

Jadi, mohon maaf, saya akan usahakan update di buku Indonesia, tapi hanya kalau saya sempat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.