Putri Dari Akkadia: Cinta Setinggi Langit Dan Bintang

Merajut Kenangan (2) **



Merajut Kenangan (2) **

0Suasana saat itu mengingatkan Emma pada Adam dan Hawa di Taman Eden dalam kepercayaan di bumi. Saat itu ia merasa seolah di dunia ini, hanya ada ia dan Therius.     

Ciuman mesra itu kemudian berlanjut dengan rabaan dan sentuhan ke kulit masing-masing yang keduanya mengeluarkan suara desahan dari bibir masing-masing.     

Emma menatap Therius dengan sepasang mata membulat dan ekspresi malu-malu.     

"Astaga... kita sedang ada di luar," bisik gadis itu dengan wajah memerah.     

"Lalu?" tanya Therius keheranan.     

Emma menurunkan pandangannya ke arah tangannya yang sudah berada di bawah pinggang Therius dan meraba bagian di daerah itu yang terasa mengeras dan hangat. Tadi, karena terbawa suasana, Emma meraba tubuh Therius mulai dari bahu, turun ke dada, perutnya... lalu ke bawah sana.     

Therius ikut melihat ke arah tangan Emma dan kemudian tersenyum lebar, hingga menampakkan lesung pipinya. Ia sangat senang karena Emma mengambil inisiatif.     

"Kita belum pernah melakukannya di luar," bisik Therius dengan suara berat. Ia lalu menarik kepala Emma mendekat dan ia melumat bibir gadis itu dengan penuh gairah.     

Emma membalas ciuman Therius yang memabukkan dan seketika lupa akan rasa malunya. Ahh... bukankah mereka adalah suami istri? Di sini tidak ada siapa-siapa, dan rumput di bawah mereka terasa sangat lembut. Rasanya sayang untuk disia-siakan.     

Ia lalu bekerja membuka kancing celana Therius dan membukanya, memasukkan tangannya yang nakal ke dalam dan meraba kejantanan sang lelaki sambil menikmati ciuman Therius dan permainan lidah mereka.     

Nafsu Therius seketika mencapai ubun-ubun ketika ia merasakan tangan Emma menyentuh kejantanannya. Ahh.. seolah ada aliran listrik yang membawa sinyal-sinyal kenikmatan ke seluruh penjuru tubuhnya.     

Dengan lenguhan pendek ia bangun dan memposisikan tubuhnya di atas Emma. Dengan cekatan, ia lalu melucuti pakaian Emma satu persatu.     

"Kita... bisa mandi... di.. danau," bisiknya sambil melepaskan atasan dari tubuh Emma, lalu bekerja melepaskan sisanya. Napasnya mulai memburu dan wajahnya memerah karena nafsu yang sudah tidak tertahankan.     

Emma mendesah tertahan ketika Therius melepaskan pakaiannya satu persatu. Ia juga melakukan bagiannya dan melepaskan semua kancing di pakain Therius agar pria itu dapat segera melepaskan pakaiannya setelah ia selesai melucuti pakaian Emma.     

Tidak lama kemudian, kedua manusia itu telah bergumul di atas rumput dengan tubuh telanjang yang kontras dengan warna rumput yang hijau.     

Therius kembali menciumi Emma dengan penuh gairah, sementara tangannya bergerilya meremas kedua payudara gadis itu yang hari ini tampak lebih indah dari biasanya karena pencahayaan alami dari luar ruangan.     

Setelah puas mencium Emma, Therius menurunkan bibirnya dan menikmati payudara Emma dengan rakus secara berganatian. Suara lenguhan dan desahan nikmat keduanya mengisi udara yang berbau manis bunga di lembah itu.     

Setelah Emma mengejangkan tubuhnya dengan sensasi nikmat yang memenuhi seluruh tubuhnya akibat stimulasi Therius pada payudaranya, laki-laki itu kemudian mendorong masuk dan kemudian memompa inti tubuh Emma dengan gerakan penuh semangat.     

Gerakan keluar masuk yang semakin lama semakin cepat itu membuat Emma kembali mendapatkan orgasme dan tubuhnya kembali mengejang.     

Therius hanya membiarkannya beristirahat sebentar, ia kembali memompa dengan teratur sambil sesekali mengisap puting payudara Emma secara bergantian dan kemudian mencium bibirnya.     

Jeritan Emma karena orgasmenya yang ketiga tertahan oleh bibir Therius yang melumat bibirnya. Ahh... bercinta di tengah alam terbuka seperti ini rasanya sangat menyenangkan. Therius senang ia mengajak Emma kemari.     

Sejauh ini... Apa yang mereka lakukan sekarang adalah pengalaman bercinta yang paling memuaskan baginya.     

Pelan-pelan... ia dan Emma merajut kenangan bersama.     

Keduanya bercinta di tengah alam terbuka, di atas hamparan rumput lembut, dan diiringi semilir angin sepoi-sepoi yang membawa wangi bunga-bunga liar di padang.     

Setelah keduanya puas, Therius mencium Emma dan memeluknya erat dari belakang, menikmati bersatunya detak jantung mereka perlahan-lahan mulai menjadi seirama. Setelah deru napas mereka mereda dan keduanya merasa relaks, Emma menoleh ke belakang dan menatap Therius dengan wajah bersemu merah.     

"Kau mau membersihkan diri?" bisiknya.     

Therius mengangguk. Ia mencium bibir Emma sekali lagi, lalu bangkit dan menarik tangan Emma menuju ke danau.     

"Mau loncat bersama?" tanyanya.     

Emma mengangguk. Keduanya berlari bersama sambil berpegangan tangan lalu meloncat bersama ke tengah danau. Tubuh Therius dan Emma masuk ke dalam air dan muncul sedetik kemudian dengan kepala dan rambut basah.     

Keduanya serempak tertawa dan saling menyemburkan air. Kencan siang ini terasa sangat menyenangkan. Mereka menikmati suasana romantis, pemandangan yang indah, bercinta hingga puas, dan kini berenang di danau tanpa mengenakan apa-apa.     

Therius dan Emma bermain air, berenang, dan saling menggoda di tengah jauh. Kadang-kadang mereka akan berciuman dan kembali saling menyemburkan air. Di saat seperti itu, Emma menjadi teringat bahwa masa kecilnya sama sekali tidak menyenangkan dan kesepian.     

Hari ini, saat ia bermain air dengan lepas bersama suaminya, saling menggoda, tertawa, dan bermesraan, ia merasa seolah kembali ke masa kecilnya yang hilang. Ia merasa sangat bersyukur karena pelan-pelan hidupnya berubah menjadi lebih baik.     

Therius juga tidak pernah mengalami masa kecil yang sesungguhnya. Ia ditinggal mati kedua orang tuanya saat ia berumur 6 tahun dan sejak itu ia mengalami kehidupan yang keras di istana. Walaupun ia adalah cucu raja, tetapi ia merasa selalu sendirian dan Ratu Ygrit mendidiknya dengan sangat keras.     

Ia pun merasa tidak memiliki masa kecil yang menyenangkan. Hari ini, ia merasa sangat puas bisa bersikap begitu lepas bersama Emma. Ia tidak ingat kapan terakhir kali ia bermain air dan tertawa bahagia.     

Ahh.. Emma sungguh-sungguh mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Ia merasa sangat bersyukur.     

"Aku... sangat mencintaimu," bisik Therius saat ia menarik Emma ke pelukannya, lalu mencium bibir gadis itu dengan mesra. "Aku akan sangat sedih dan merindukanmu saat kau tinggal di akademi, tapi aku ingin kau belajar banyak hal dan melakukan hal-hal yang kau sukai."     

Emma memejamkan matanya menikmati ciuman mesra Therius pada bibirnya. Ia sudah mendengar Therius mengucapkan kata cinta kepadanya berkali-kali, tetapi ia tidak pernah membalasnya.     

Dalam hati, ia mulai merasa bersalah. Ia sendiri merasa bahwa hidupnya sekarang sangat menyenangkan. Ia pelan-pelan mulai bahagia. Dan menurutnya, itu semua karena Therius.     

"Aku... bahagia bersamamu," kata Emma akhirnya, setelah ciuman mereka berakhir. "Aku akan merindukanmu. Kita harus berusaha bertemu sesering mungkin."     

Therius mengangguk. "Aku setuju. Lebih baik aku yang datang ke sini. Aku bisa menggunakan pesawatku sendiri sehingga tidak membuang waktu. Aku akan membagi waktuku antara ibukota dan Innstad. Bagaimana menurutmu?"     

Wajah Emma tampak berbinar-binar mendengar perkataan Therius. Ahh... ia tidak keberatan jika mereka sering bertemu.     

"Aku akan senang sekali," katanya sambil tersenyum lebar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.