Putri Dari Akkadia: Cinta Setinggi Langit Dan Bintang

Marlowe, Beast Master Yang Seksi



Marlowe, Beast Master Yang Seksi

0Emma harus mengakui penampilan Marlowe sangat keren. Kali ini ia mengenakan pakaian serba hitam yang terlihat kasual namun membuatnya gagah.     

Emma kemudian menyadari bahwa sepertinya gaya berpakaian Marlowe memang seperti ini. Ia agak serampangan. Kancing atas kemejanya dibuka beberapa hingga menunjukkan sedikit dadanya yang berotot dan terlihat memiliki bekas luka. Mungkin ia memang tidak biasa berpakaian formal, pikir Emma.     

Melihat sikapnya, Emma yakin Marlowe tidak melakukannya dengan sengaja untuk menarik perhatian gadis-gadis. Ia memang cuek dan justru hal itulah yang menjadi pesonanya.     

Penampilannya terlihat sangat maskulin dan segera menarik perhatian gadis-gadis di dalam aula. Saat ia membaca pikiran pada murid yang lebih senior, Emma mendapati bahwa Marlowe memang baru mengajar tahun ini dan ia segera menjadi favorit murid-murid wanita. Ehmm.. dan juga guru-guru wanita.     

"Kau lihat bekas lukanya? Aku ingin tahu kira-kira ia mendapatkannya karena apa ya? Apakah menurutmu dia bertempur dengan musuh?" tanya Ulla dengan penuh rasa ingin tahu. Pandangannya tak lepas dari sang The Beast Master.     

Marlowe tampak sibuk mengambil roti dari wadah di depannya dan memotongnya kecil-kecil untuk memberikannya kepada burung emas yang bertengger di bahunya.     

"Hmm... mungkin dicakar naga," kata Emma sambil lalu. Ia juga memperhatikan dua garis panjang yang melintasi dada Marlowe. Lukanya dulu pastilah sangat parah sampai meninggalkan bekas yang demikian nyata. Hal yang segera terlintas di benaknya adalah berkelahi dengan naga.     

"Naga?"     

Serentak ketiga gadis di meja Emma menoleh ke arahnya dengan wajah bergidik.     

"Kau serius?" tanya Miri.     

Emma menatap mereka bergantian dengan mata membulat. "Aku tidak tahu.. aku hanya menduga saja. Jangan dengarkan omonganku. Kupikir karena Marlowe adalah Beast Master, ia pasti sering berhadapan dengan hewan-hewan buas saat ia sedang berusaha menjinakkan mereka."     

"Ahh.. benar juga," kata Miri. Ia kembali mengarahkan pandangannya kepada Marlowe yang sedang sibuk memberi makan burung peliharaannya. Tatapan gadis itu dipenuhi kerinduan.     

Sungguh, kelakuan teman-temannya membuat Emma bingung. Sebenarnya mereka menyukai siapa. Aeron? Licht Wolfland? Bastian? Atau Marlowe?     

Ia menganggap keempat pria itu sama sekali tidak memiliki kesamaan. Jadi ini menunjukkan bahwa teman-temannya tidak memiliki tipe tertentu. Mereka menyukai semua laki-laki yang tampan.     

"Oh... seandainya lain kali ia terluka seperti itu.. aku akan dengan senang hati merawatnya," kata Miri sambil menaruh dagunya di kedua telapak tangannya sambil tersenyum konyol.     

Emma mendeham saja melihat kelakuan Miri. Di samping Marlowe, ia melihat ada seorang guru perempuan muda yang dari tadi mencuri pandang ke arah sang guru Hewan Liar. Ia dapat menduga dengan mudah bahwa guru ini juga menyukai Marlowe.     

"Selamat datang semuanya. Ini adalah makan malam bersama sebagai acara perkenalan antara murid baru dengan para murid yang lebih senior, dan tentunya guru-guru. Kita akan mengadakan acara makan malam bersama ini sebulan sekali. Selebihnya kalian bisa mengatur sendiri kapan kalian akan makan malam, karena kalian sudah dewasa." Dekan Anrankin berdiri dan menyampaikan sambutannya untuk membuka acara makan malam itu. "Kurasa kalian tadi sudah mendengar dari Madam Atena tentang semua aturan di asrama?"     

Murid-murid baru mengangguk mengiyakan. Memang sebelum mereka dibagikan kamar asrama, Madame Atena telah memberi tahu semua aturannya. Ia bertanggung jawab atas asrama perempuan, dan Pak Bloom bertanggung jawab untuk asrama laki-laki.     

Setiap hari mereka akan sarapan bersama di asrama masing-masing dan makan siang akan tersedia di kantin sekolah. Makan malam tersedia di dapur asrama dan mereka bebas hendak makan kapan saja selama dapur masih buka, yaitu hingga jam 10 malam.     

Hal ini memberikan lebih banyak kebebasan bagi para siswa, yang sudah lebih dewasa. Tetapi yang jelas sebulan sekali akan diadakan acara makan malam bersama antara semua penghuni akademi untuk meningkatkan keakraban di antara mereka.     

"Baiklah, kalau begitu, kurasa kita bisa memulai acara makan malam kali ini dengan perkenalan para guru, dan kemudian para pengurus dewan murid, lalu kakak-kakak kelas kalian yang nanti akan menjadi kakak jurusan kalian," kata Dekan Anrankin sambil tersenyum lebar. Ia menoleh ke sebelah kanannya dan meminta guru-guru untuk berdiri dan memperkenalkan diri satu persatu.     

"Selamat malam semuanya. Namaku Van Bloom. Aku kepala asrama laki-laki sekaligus guru Sejarah Mage," kata seorang laki-laki separuh baya yang duduk paling ujung. Ia lalu mengangguk ke arah semua murid yang baru dan kembali duduk di tempatnya.     

Kini giliran Madam Atena yang memperkenalkan diri. Wanita cantik ini rupanya disukai banyak murid, sehingga saat ia berdiri, murid-murid bertepuk tangan. Dengan senyum lebar ia melambaikan tangannya.     

"Ahahaha.. kalian pasti sudah kenal aku. Jadi aku tidak akan berpanjang-panjang memperkenalkan diri. Namaku Atena Wiss. Aku adalah kepala asrama perempuan, sekaligus guru kalian dalam pelajaran tentang tanaman. Kalau kalian melihat hujan kelopak bunga yang menyambut kalian di pintu masuk tadi, itu adalah karya terbaruku dalam mengadakan acara. Aku mendapat inspirasi dari herbomancer terkenal yang pernah bersekolah di sini dan sekarang menjadi artis terkenal, Mungkin kalian pernah mendengar namanya?" Wajah Bu Atena tampak berseri-seri.     

Emma dapat segera menebak bahwa herbomancer yang dimaksudnya adalah Aeron. Tentu saja, hujan kelopak bunga tadi memang mengingatkannya kepada Aeron.     

Suasana di aula segera dipenuhi kasak-kusuk para murid yang membicarakan herbomancer yang dimaksud Madam Atena. Banyak orang yang segera menebak bahwa yang ia sedang bicarakan adalah Aeron.     

"Ahh.. kalau kalian menebak bahwa orangnya adalah Aeron, maka kalian benar," kata Madam Atena sambil tertawa kecil. "Ahh.. anak itu sedari dulu sudah menunjukkan bakatnya yang luar biasa. Tak heran kalau ia sekarang menjadi sangat terkenal."     

Seorang murid mengacungkan tangannya.     

"Madam, apakah rencana untuk mengundang Aeron ke pesta dansa sekolah berhasil? Madam bilang tahun lalu akan berusaha untuk mengundangnya." Pertanyaan murid perempuan dari Tahun Kedua itu mendapat tanggapan dari teman-temannya dengan suara dukungan. Benar, banyak sekali penggemar Aeron di sekolah ini dan mereka sangat berharap sebagai alumni, Aeron akan mau tampil untuk mereka.     

Madam Atena tampak tersenyum canggung. Ia menghela napas dan menggeleng. "Maaf sekali. Manajernya masih belum menghubungiku. Aku sudah meminta dari enam bulan yang lalu. Sepertinya Aero masih sangat sibuk."     

Terdengar suara keluhan dari banyak murid perempuan. Mereka sudah mendengar rencana untuk mengundang Aeron ke pesta dansa sekolah mereka, tetapi rasanya hal itu tidak akan dapat terjadi.     

"Aku akan mencoba meminta ayahku untuk membantu kita," kata Alta tiba-tiba. "Akan asyik sekali kalau Aeron tampil di pesta dansa sekolah kita."     

"Memangnya ayahmu mengenal Aeron?" tanya Ulla keheranan.     

Alta tersenyum lebar. Ia mengangkat bahu. "Ayahku kenal dengan manajernya. Mungkin aku bisa meminta ayahku untuk bicara dengannya."     

"Ahh.. kalau kau bisa membuat Aeron datang ke sini.. aku yakin semua murid perempuan di akademi akan berutang budi kepadamu!" seru Ulla dengan gembira.     

"Tidak semua," gumam Emma.     

"Apa katamu?" tanya Ulla sambil menoleh ke arahnya.     

"Tidak apa-apa..." Emma berdeham dan kembali mengalihkan pandangannya ke depan. Madam Atena telah kembali duduk dan kini giliran Marlowe yang berdiri memperkenalkan diri. Pria itu tampak acuh tak acuh melambaikan tangannya kepada semua murid yang hadir.     

"Hallo, selamat malam. Namaku Marlowe dan mulai tahun ini aku menjadi Guru Binatang Buas di akademi. Aku adalah seorang Beast Master dan kalian akan belajar banyak tentang berbagai jenis hewan di kelasku."     

Suaranya terdengar serak dan sangat jantan, serentak membuat gadis-gadis menahan napas saat mendengar ia bicara. Guru Binatang Buas ini memang sangat seksi.     

Marlowe tampak tidak menyadari pengaruh dan pesonanya pada para wanita di sekelilingnya. Ia duduk kembali dengan acuh setelah selesai memperkenalkan diri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.