Putri Dari Akkadia: Cinta Setinggi Langit Dan Bintang

Dan Semua Pun Membeku



Dan Semua Pun Membeku

0Emma sangat cerdas dan selalu dapat berpikir cepat untuk mencari cara menyelamatkan dirinya. Ia tidak mau mati, apa pun yang terjadi. Ia tak akan memberikan kepuasan itu kepada musuhnya.     

Ketika Emma menyadari bahwa Therius menolak menikahi Yldwyn di saat yang sama untuk menyelamatkan rencana mereka, maka Emma segera memikirkan sesuatu.     

Ia menyadari bahwa jika mereka bertarung secara terbuka melawan para pengawal raja, maka mereka pasti akan kalah karena mereka kurang jumlah. Karena itulah, ia mengaku sebagai telemancer untuk melindungi Therius, agar para pengawal raja menangkapnya dan Therius dapat melanjutkan rencana mereka membunuh raja.     

Ketika hal itu gagal, Emma dengan cepat berpura-pura sedang mengandung anak Therius untuk mengulur waktu. Ia tahu raja tak mungkin akan menyakiti anak dari cucunya sendiri.     

Therius sangat jarang menunjukkan ekspresinya di depan orang lain, sehingga ketika Emma berbohong dan mengaku sedang mengandung anaknya, pemuda itu sama sekali tidak tampak terkejut. Hal itu membuat orang-orang yang ada di kapel mengira Emma memang mengatakan yang sebenarnya.     

Raja Cassius mengangkat tangannya dan memerintahkan para pengawalnya untuk menangkap Emma.     

"Tangkap gadis itu, tetapi jangan melukainya. Aku tidak ingin terjadi apa-apa terhadap anak Pangeran Licht," kata sang raja dengan suara menggelegar.     

Therius segera bergerak maju hendak melindungi Emma dan mencegahnya ditangkap Joren dan Lora, tetapi Ken dan Asva lebih cepat. Mereka telah menahan Therius.     

"Yang Mulia, saya mohon tolong bekerja sama. Kami tidak ingin menyakiti Anda," pinta Ken dengan suara penuh hormat. Tekanannya pada lengan Therius sangat kuat dan pemuda itu kesulitan melepaskan diri, karena di lengan satu lagi ada Asva yang menahannya.     

"Kakek! Jangan menyakiti Emma! Kalau sampai terjadi apa-apa dengannya, aku tidak akan pernah memaafkanmu!" seru Therius sambil berusaha melepaskan diri dari cekalan kedua pengawal raja. Walaupun ia adalah seorang mage yang sangat kuat, ia bukan tandingan dua orang mage tingkat sepuluh sekaligus.     

"Pangeran Licht. Kau harus disembuhkan dari pengaruh telemancy Emma. Kau tidak boleh bertemu dengannya sebelum kau benar-benar terbebas," titah Raja Cassius. Ia menatap Ratu Ygrit dan Yldwyn lalu melanjutkan perkataannya. "Tidak akan ada pernikahan hari ini."     

Joren dan Lora menangkap Emma dan dengan sekali pukulan ringan di tengkuk, gadis itu terkulai lemas.     

"Bawa keduanya kembali ke istana!" kata Raja Cassius tegas. Ia lalu berjalan diiringi kedua pengawalnya yang lain keluar dari kapel.     

Joren menggendong Emma sementara Lora memaksa Xion dan para pengawal Therius untuk mengikuti mereka. Ken dan Asva membungkuk sedikit ke arah Therius dan kemudian mendorongnya untuk berjalan mengikuti raja.     

"Yang Mulia, tolong jangan melawan. Kalau Anda ingin Putri Emma baik-baik saja, sebaiknya Anda jangan membuat keributan," pinta Ken dengan sikap penuh hormat.     

Semua pengawal raja tetap bersikap hormat kepada Therius. Bagaimanapun Pangeran Licht adalah calon raja. Sebentar lagi, setelah Raja Cassius meninggal, atau turun takhta, Pangeran Licht yang akan menjadi raja dan mereka akan bekerja sebagai pengawalnya. Keenam mage itu tidak ingin menjadikan diri mereka musuh sang pangeran.     

Yldwyn bangkit perlahan-lahan dari lantai dengan air mata bercucuran. Ia mengusap wajahnya dan menatap kepergian rombongan itu dengan ekspresi penuh duka.     

"Yldwyn... begitu Pangeran Licht sadar dari pengaruh si penyihir kecil itu, ia akan kembali kepadamu," kata Ratu Ygrit dengan suara sedih. "Kita tunggu ia sembuh."     

Ylwdyn yang baru ingat bahwa tadi ia menampar ratu dua kali karena dipengaruhi Emma dengan telemancy, buru-buru menghampiri sang ratu dan berlutut di kakinya.     

"Yang Mulia... Maafkan aku. Tadi aku tidak sengaja memukul Yang Mulia... Emma-lah yang membuatku melakukannya... Kumohon ampuni aku..." tangisnya sambil memeluk kaki Ratu Ygrit.     

Sang ratu menggeleng-geleng kepala dan mendengus. "Tidak apa-apa, Yldwyn. Itu semua kesalahan penyihir kecil itu. Lihat saja... aku akan membalas perbuatannya berkali-kali lipat. Aku akan menghukumnya hingga ia menyesal telah dilahirkan ke dunia ini!"     

***     

SEPULUH MENIT YANG LALU     

Xion sama sekali tidak menduga acara pernikahan sahabatnya akan menjadi demikian kacau. Raja Cassius sengaja ingin Therius menikahi kedua wanita itu sekaligus? Gila!     

Ketika ia melihat ekspresi sakit hati di wajah Therius, mau tak mau Xion menjadi kasihan kepada sahabatnya. Ia dapat mengerti betapa Therius merasa tidak dicintai, karena Emma terlihat sama sekali tidak peduli bahwa calon suaminya dipaksa untuk menikahi Putri Yldwyn di saat yang sama.     

Xion bukanlah seorang telemancer, sehingga ia tidak tahu apa yang dibicarakan oleh Emma kepada Therius dengan menggunakan telemancy, jika mereka tidak sengaja berbagi kepadanya. Ia hanya melihat wajah keduanya berubah, dan Xion tahu, terjadi sesuatu yang buruk.     

Ia baru menyadari apa yang menjadi perdebatan keduanya ketika melihat Emma membuat Yldwyn menampar Ratu Ygrit dan kemudian melarikan diri.     

Apakah... Emma ingin menanggung kesalahan dan tetap menjaga rahasia bahwa sebenarnya Therius adalah seorang telemancer?     

Xion segera menebak apa yang ingin dilakukan gadis itu. Gila! Berbahaya sekali! Bagaimana kalau mereka benar-benar menganggap Emma adalah seorang telemancer berbahaya? Mereka dapat membunuhhnya!!!     

Ketika Emma melesat terbang hendak keluar lewat pintu, Asva dengan sigap memblokir jalannya dengan aeromancy dan menutup pintu dengan sangat cepat. Terdengar suara pintu dibanting tertutup dengan sangat keras, mengagetkan semua orang dan menghentikan gerakan Emma di udara.     

Gila! pikir Xion. Ia baru saja hendak berlari mengejar Emma ketika sudut matanya menangkap Joren dan Lora mengangkat tangan mereka dan menyerang gadis itu.     

Ia dapat merasakan kedua orang ini tidak main-main dengan serangannya, karena mereka mengira Emma sungguh-sungguh merupakan seorang telemancer tingkat tinggi yang telah menyihir pangeran putra mahkota.     

Joren menghantamkan dua serangan kilat berbahaya dan Lora menghantam degan dua buah bola api berwarna ungu, paling panas ke tubuh Emma.     

Emm akan mati jika serangan pyromancy dan electromancy level sepuluh menghantam tubuhnya. Ia hanya seorang mage level tiga! pikir Xion cemas.     

Sepasang mata Xion seketika membulat besar saat menyadari Emma akan mati.     

Tidak! Tidak boleh!! Tidak akan kubiarkan...     

Pemuda itu memejamkan matanya dan mengerahkan segenap kekuatannya. Sekejap kemudian, ketika ia membuka matanya kembali, waktu telah berhenti.     

Semua orang di kapel membeku dalam posisi mereka masing-masing. Bahkan sehelai daun yang melayang masuk dari jendela tampak tidak bergerak di tengah udara.     

Therius berdiri kaget, tubuhnya siap hendak melesat mengejar Emma. Joren dan Lora sama-sama sedang mengacungkan kedua tangan mereka melancarkan serangan ke arah Emma.     

Xion berjalan menghampiri kedua laki-laki itu dan mengikuti arah tangan mereka. Dua buah kilat dan dua buah bola api berwarna ungu membeku di tengah udara, siap menghantam tubuh Emma dalam waktu kurang dari setengah detik.     

Ratu Ygrit menatap Emma dengan pandangan penuh kebencian, Yldwyn terduduk di lantai dengan mata basah, Raja Cassius berkacak pinggang dengan marah. Para dayang Yldwyn tampak hendak berlari menghindar, dan pengawal-pengawal Therius memegang pedang mereka siap untuk maju bertempur.     

Semua orang pada posisinya masing-masing, tidak ada yang bergerak saat waktu berhenti, kecuali Xion, sang Time Master.     

Xion berjalan menghampiri Emma yang sedang berdiri membeku di dekat pintu keluar. Tangannya tampak bersiap menghadapi serangan Joren dan Lora. Sepasang matanya yang indah tidak kenal takut.     

Pemuda itu berdiri terpaku menatap Emma. Untuk pertama kalinya ia dapat menatap wajah cantik gadis itu berlama-lama.     

"Oh, Emma.. apa yang harus kulakukan dengan perasaanku kepadamu?" gumam Xion dengan wajah yang seolah dihimpit beban berat. Tadi malam ia telah menangis tersedu-sedu di bahu Aeron sambil minum wine hingga mabuk.     

Ia tidak mengerti kenapa ia harus mencintai wanita yang sama dengan sahabatnya sendiri. Therius sudah seperti saudara laki-laki baginya. Xion bahkan rela mati untuknya. Tetapi rasanya.. setelah ada Emma di antara mereka, Xion sering kali berharap ia dan Therius tidak bersahabat.     

Alangkah lebih baik jika ia dan Therius tidak pernah saling mengenal. Rasanya berat sekali jika ia harus melihat perempuan yang ia cintai menikah dengan sahabatnya sendiri.     

Ia tidak dapat mengikuti nasihat Aeron dan kabur pulang ke gunung, menghindari upacara pernikahan ini, karena ia takut Therius akan curiga kepadanya. Apa yang akan ia katakan kepada Therius kalau sahabatnya itu mengkonfrontasinya?     

Persahabatan mereka akan rusak karena wanita. Sungguh sangat memalukan. Ia tidak dapat membiarkan hal itu terjadi.     

Xion memejamkan mata dan menahan perasaannya sendiri. Ia berusaha menguatkan dirinya dan mengambil keputusan.     

Ini adalah saat terakhir kali ia bertemu Emma Stardust. Setelah semua kerusuhan ini berlalu, ia akan pergi menghilang. Nanti, setelah ia berhasil melupakan gadis itu, barulah Xion akan datang kembali.     

Kini... ia harus membantu Therius dan Emma untuk mengatasi masalah mereka.     

Xion membuka matanya dan menatap Emma dengan pandangan penuh cinta. Ia mengangkat tangannya dan menyentuh wajah Emma dengan lembut. Ia sangat tergoda hendak mencium bibir merah gadis itu.     

Tetapi ia menelan ludah dan menahan diri. Xion menurunkan tangannya menjadi kepalan tinju di samping tubuhnya dan segera berbalik. Ia menghampiri Raja Cassius yang sedang berdiri berkacak pinggang dengan ekspresi marah.     

Dengan cepat Xion mengangkat tangannya dan menciptakan sebuah jarum dari es yang sangat panjang dan tajam. Dengan ahli ia menancapkan jarum tersebut di jantung Raja Cassius dan mencabutnya.     

Ia lalu menekan dada sang raja dan menghapus segala bekas perbuatannya. Tidak ada seorang pun yang dapat melihat bahwa jantung Raja Cassius sudah mengalami pendarahan di dalam.     

Tidak lama lagi... ia akan sakit parah dan kemudian mati.     

Xion tidak pernah mengatakan kepada siapa pun bahwa bukan hanya telemancer yang dapat membunuh secara diam-diam.     

Time Master juga.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.