Michan Bersaudara

Bagian 2--



Bagian 2--

0Sinopsis:     

Couple ring yang dipakai kedua saudara ini dibaluti konflik kecil.     

"Ada apa?'     

Tanya Aon ketika shion terdiam di depan toko.     

"Tidak , ayo'     

Ajak shion menarik Aon yang bingung dengan sikapnya.     

Shion dan Aon bergandengan tangan. Aon memerah dan shion tersenyum melihat itu.     

"Shion, aku mau belajar!'     

Gerutu Aon ketika shion mulai mengunci pintu kamar.     

"Eh, jadi mau tunggu hingga ibu pulang..?"     

Shion mulai merapikan tempat bermain mereka.     

"Ugh, baiklah dasar mesum'     

Keluh Aon menutup buku lalu merapikan nya.     

Aon segera duduk lalu mulai membuka bajunya agar tidak basah.     

"Anak baik'     

Ucap shion melihat Aon sudah siap.     

"Berisik, jika mau cepat lakukan'     

Bentak Aon ketika shion menggodanya dengan wajah tampannya itu.     

Shion menyiapkan tisu dan segera menghantam sang uke.     

"Kau menungguku hm..?'     

Shion mengoda sambil memandang Aon di bawahnya.     

"Jangan aneh, dasar mesum'     

Keluh Aon merah ketika shion bersiap di bawah.     

"Hehe, terima kasih'     

Shion menjilat bibirnya pertanda dimulainya permainan.     

"Neh Aon, ..'     

Panggil shion masih mengelap cairan kental di lantai.     

"Apa!'     

Gertak Aon hanya terdampar pada tempat tidurnya.     

'bagaimana jika kita menikah'     

"Eh...?'     

Aon kaget ketika shion tiba tiba mengatakan itu.     

"A-apa itu, shion jangan mengodaku'     

Gerutu Aon kembali memerah.     

"Jadi kau tidak mau'     

Shion menghentikan aktifitasnya.     

"Bukan, kau kenapa sih bodoh?'     

Aon hanya kesal ketika shion mulai mengatakan sesuatu yang aneh.     

"Aon, aku mencintaimu'     

Shion berhenti mengelap lalu mendekati Aon yang hanya dapat terdiam di tempat tidur.     

"Apa jawabanmu?'     

Shion menunggu tepat di depan matanya.     

"Ha-harus kujawab hah!'     

Keluh Aon ketika dirasakan nafas shion mulai menyentuhnya.     

"Iya,jawablah sayang'     

Shion mendekatkan wajahnya hingga Aon hampir berasap merah.     

"A-aku..juga''     

Aon menjawab pelan berusaha tidak terdengar .     

"Apa?'     

Shion bertanya lagi menunggu jawabanku.     

Aon hanya dapat mengerutu kesal. Tetapi ia tetap mengatakan nya.Kemudian menjawab dengan wajah cute.     

"Mencintaimu'     

Ucap Aon final .     

"Aku juga'     

Shion melompat di atas Aon .     

"Ah..bodoh itu sakit'     

Keluh Aon ketika shion menggenggam adik kecilnya.     

Shion tidak menjawab dia mencium cium kecil membuatku tidak tahan dan memuntahkan untuk kesekian kali.     

"Kau brengsek..hah..?'     

Aon hanya dapat mengelap keringat lalu perlahan tertidur.     

Shion hanya tersenyum lalu mulai membersihkan tempat bermain mereka dan Aon..     

"Selamat pagi aon'     

Sapa shion di depan pintu.     

Aon hanya mengangguk kesal.     

Lagi lagi kemarin ia tidak sempat belajar.     

Setiap malam shion selalu dengan mesum melakukannya dengan Aon.     

Aon berjalan agak pincang karena badannya masih sakit.     

"Aon, apa sakit?'     

Tanya shion selama perjalanan kesekolah.     

"Menurutmu..!"     

Gertak Aon marah. Masih sakit sekali.     

"Maaf lah, aku tidak bisa menahannya jika di dekatmu'     

Aon langsung terdiam melihat wajah shion.     

Shion mengatakan dengan datar. Dan berhasil membuat Aon langsung berdetak lebih kencang.     

"Da-dah..!'     

Aon segera pergi ke kelas ketika dirasa sudah dekat.     

Shion hanya menatap Aon dengan senyum tipis.     

"Gawat, shion romantis sekali'     

Keluh Aon menutup wajahnya yang sangat senang.     

Pulang.     

"Aon tunggu ya'     

Ucap shion ketika ada didepan toko.     

Aon hanya mengangguk lalu menunggu dengan heran.     

"Toko itu lagi, kira kira apa ya?'     

Pikir Aon berusaha menatap bagian dalam toko.     

Dan terkejut ketika shion berbicara pada wanita yang menurutnya cantik.     

Aon langsung marah dan segera masuk tanpa permisi.     

"Eh Aon, sudah kubi-     

Tap     

Aon tiba tiba menarik kerah kakaknya yang sedikit lebih tinggi darinya.     

"Eh kau pergi sekarang!'     

Tegas Aon melihat gadis itu dengan wajah datar.     

"Aon, tapi..'     

"Diam'     

Marah Aon membuat shion hanya terdiam.     

Aon menarik shion lalu memarahinya di lorong sepi.     

"Kenapa kau dekat dengan dia'     

Tanya Aon meninggikan suaranya.     

"Dia, oh gadis itu'     

Ucap shion masih bingung.     

Aon tambah marah ketika tau mereka saling kenal.     

"Apa kalian berpacaran?'     

Shion hanya menjawab seadanya.     

"Kemarin di toko kami bertemu'     

Ucap shion.     

"Apa!,...baiklah pergilah sekarang sama gadis itu'     

Keluh Aon berbalik pergi.     

Shion segera sadar lalu menghentikannya dengan memegang tangannya.     

"Kurasa kau salah paham'     

Ucap shion cepat.     

"Salah paham hah!'     

Ucap Aon marah berusaha pergi.     

Cup     

Shion mencium Aon dan membuat Aon tersudut lagi.     

"Hah..apa ini shion!'     

Aon segera sadar lalu memasang muka marah pada shion.     

"Aku membeli ini"     

Ucap shion segera menunjukkan couple cincin.     

Aon terdiam lalu berusaha memproses.     

"Kau dan gadis itu tidak berpacaran"     

Tanya Aon menatap wajah shion bingung.     

"Iya, lagi pula kan ada kamu'     

Shion tersenyum kepada Aon.     

"Ma-maaf"     

Aon hanya tertunduk malu. Tanpa alasan jelas marah marah pada Aon.     

"Tidak apa, teruslah begitu jika kau cemburu berarti kau mencintaiku'     

Shion menatap wajah Aon lekat lekat lalu menciumnya lagi..     

"Ugh, bilanglah jika begitu'     

Gerutu Aon kedua pipinya memerah malu.     

"Yah soalnya kau marah marah"     

"Dan itu..imut'     

Seru shion pelan membuat dada Aon berdegup lebih kencang.     

Shion mulai memasangkan cincin pada Aon dan pada dirinya.     

"Aon, gadis tadi penjaga toko. Dan couple cincin ini berarti kita menikah'     

Jelas shion menatap sang uke.     

Aon hanya terdiam melihat cincin yang dikenakan.     

"Menikah?'     

Ulang Aon tidak mengerti.     

"Iya, artinya jiwa kita melekat selamanya dan saling cinta"     

Ucap shion mengakhiri sambil mencium cincin Aon.     

Membuat Aon memerah dua kali lipat.     

"Aon maukah kamu menikah denganku''     

Shion mencium tangan Aon dan menjilatinya sedikit.     

"Uhm..tentu saja'     

Keluh Aon tidak mampu menahan rasa bahagianya.     

Shion dan Aon pun pulang kerumah.     

"Shion selamanya aku akan mencintaimu..hingga akhir hidupku'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.