Michan Bersaudara

Bagian 3--



Bagian 3--

0Sinopsis:     

Tantangan baru pada hubungan mereka dimulai. Bagaimana kelanjutannya?     

"Ugh, kau ini mesum sekali"     

Keluh Aon membersihkan cairan yang terus keluar dari pantatnya.     

"Maaf, soalnya kau cantik sekali"     

Shion membersihkan tempat bermain kami tanpa menatapku.     

Thump     

Lagi lagi shion berhasil membuatku tersipu merah. Aon membersihkan pantatnya lalu ke kamar mandi karena tidak nyaman.     

"Aduh..!"     

Aon tidak mampu menahan berat tubuhnya.     

"Kau ini biar aku bantu"     

Shion mengendong Aon seperti putri.     

Aon hanya membiarkan dengan wajah marah tersipu.     

"Ah..apa yang kau lakukan!"     

Aon menjerit ketika satu jari masuk ke lubang pantatnya.     

"Eh, aku akan bantu bersihkan"     

Ucap shion dengan wajah tampannya.     

"Ter-terserah kau bodoh!'     

Ketus Aon ketika dirasakan cairan mulai merembes keluar.     

Setelah beberapa saat michan Bersaudara ini pun keluar.     

Aon tertidur pulas. Dan shion tersenyum tipis menatap sang adik.     

Shion meletakkan Aon di atas kasur dan menyelimuti nya dengan pelan.     

Setelah itu shion membersihkan segala permainan dan cairan.     

"Aon selamat tidur"     

Ucap shion mencium kening aon dengan lembut.     

Shion segera mandi lalu mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti biasa.     

Orang tua mereka lagi lagi tidak pulang. Tetapi shion bersyukur karena jika mereka pulang Aon akan terganggu dan kami akan dimarahi habis habisan.     

"Suatu saat akan kuajak kau pergi Aon.."     

Shion mengepalkan tangan gemetar.     

"....dari rumah ini.."     

Shion menekankan kata terakhir lalu berangsur tidur.     

Shion bertekad akan lulus sekolah setelahnya ia akan mengajak Aon untuk pergi dari tempat ini.     

Tempat yang bahkan tidak pantas disebut.....rumah.     

Esok     

"A-aon sama...!"     

Kami memalingkan wajah menuju arah suara.     

Tampak gadis cantik yang setiap harinya dengan setia menyapa Aon.     

"..selamat pagi.."     

Ucapnya .     

Shion menatap datar pada wanita itu.     

"..pagi"     

Aon menjawab lemah kemudian menguap lagi.     

Kemarin walaupun sudah tidur banyak. Ia tetap mengantuk.     

Shion dan Aon segera berjalan menuju kelas.     

Tetapi, shion mengurung Aon pada sebuah lorong sempit.     

"Shion, hentikan"     

Bentak Aon berusaha menendang kaki shion.     

Tetapi sudah shion antisipasi. Dia meletakan kakinya pada selangkangan Aon.     

"Ah...apa yang kau lakukan!?"     

Aon mengertak ketika shion mendekatkan wajahnya pada Aon.     

"Hentikan mesum"     

Ketus Aon berusaha kuat dan menutup mata.     

"Gadis itu..siapa?"     

Pertanyaan shion membuatku membuka mata.     

Terlihat sosok shion yang sangat dekat tetapi aura tidak bersahabat.     

"Aku..tidak tau"     

Ucap Aon gugup.     

"Kau dekat dengannya ya?"     

Tanya shion seram. Membuat Aon ketakutan.     

"A-apa ini..aku salah hah!"     

Marah balik Aon ketika shion memojokkannya .     

Shion menghentikan tatapannya lalu melepas Aon. Aon mengelus pergelangan tangannya yang sakit.     

"Pokoknya jangan dekati dia lagi"     

Shion pergi membelakangi Aon lalu pergi ke kelasnya.     

Aon hanya terdiam lalu memerah sendiri.     

"Shi-shion..cemburu:two_hearts:"     

"A-aon sama"     

Panggil cewek itu lagi.     

Aon berbalik lalu menatap dari kaki hingga wajah.     

Membuat sang empunya wajah memerah padam.     

"Dia cemburu dengannya"     

Pikir Aon datar kemudian membereskan buku pelajaran.     

Karena pelajaran selanjutnya biologi.     

"Aku,.boleh gak duduk disebelah mu"     

Ucap gadis itu berlagak cute.     

"Iya"     

Ucap Aon tidak peduli melangkah menuju ruang biologi.     

Kring     

Bel istirahat berbunyi. Aon membawa bekal makanan dan berniat mengunjungi kakak.     

Aon melihat kesana kemari. Lalu melihat shion melambaikan tangan ke arahku.     

"A-aon ..sama"     

Sapa gadis itu membawa bekal di tangannya.     

Aon balik menatap lalu berniat menggeleng tetapi.     

"Maaf mbak, dia milikku"     

Ucap shion yang tiba tiba merangkul Aon.     

"I-iya"     

Gadis itu memerah lagi lalu langsung pergi.     

"Mi-milikku..?"     

Aon memerah dan terdiam. Shion menatap marah. Lalu membawanya pergi sebelum dilihat orang lain.     

"Shi-shion.."     

Aon gugup ketika shion sudah mengurung dirinya pada dinding atap.     

"Apa yang sudah kukatakan!"     

Tanya shion meninggikan suaranya.     

"Kenapa kau marah!"     

Aon balik marah ketika shion tiba tiba marah tak jelas.     

Tes     

Tiba tiba setetes air mata mengalir dari mata shion. Aon menghentikan marahnya lalu menatap bingung pada shion yang tiba tiba menangis.     

"A-apa, kenapa dengan-     

Peluk     

Tiba tiba shion memeluk Aon. Aon tertegun kemudian memerah lagi.     

"A-apa?'     

Tanya Aon berusaha mengerti keadaan shion.     

Shion tidak menjawab hanya mengeratkan pelukannya.     

Baju Aon sudah basah. Dan shion tidak hentinya menangis pada bahunya.     

"Aku takut, Aon"     

"Eh..?"     

Aon bingung mendengarkan sang seme berkata seperti itu.     

"Apa yang kau takutkan, ada aku kan"     

Ucap Aon manis. Rasanya kakaknya lagi membutuhkan ku.     

"Iya, tapi aku tetap takut"     

Lanjut shion merendahkan suaranya.     

"Aku takut kehilanganmu"     

Kata kata shion membuat Aon menciut merah.     

"Eh..?"     

Aon bertanya lagi. Tiba tiba mengatakan itu..     

Kenapa sih..?     

"Apa karena gadis itu?"     

Tanya Aon memastikan.     

"Iya, soalnya kau laki laki, sudah sepatutnya suka sama perempuan kan"     

Ucap shion masih memeluk Aon.     

Aon hanya berwajah datar kemudian melepaskan shion dari pelukannya.     

"Lalu, apa ini maumu?"     

Aon bertanya dengan wajah super coldnya.     

Shion menghentikan tangisnya lalu bergantian menatap Aon.     

Aon terkejut lalu merembes merah lagi.     

"Iya, Aon Chan aku suka kamu"     

Shion memegang kedua bahu Aon dengan erat.     

"Dan untuk selamanya"     

Shion mengakhiri dengan kecupan kilas pada bibir Aon.     

Membuat Aon lagi lagi kebablasan sikapnya.     

"....ugh..?"     

Shion mendekatkan wajah mereka.     

Lalu tersenyum tipis seperti biasa.     

"Sikapmu ini hanya boleh untukku"     

Ucap shion berhasil membuat Aon mati memerah.     

Kring     

Tepat bel masuk. Shion mengantar adik pada kelasnya.     

Kemudian shion menatap gadis yang sedang menatap mereka.     

Gadis tadi..     

Shion menekankan dengan memeluk Aon. Gadis itu hanya terkejut dan memerah lagi.     

"Ingat Aon, kau hanya milikku"     

Shion menekankan dengan berbicara pada telinganya.     

Aon hanya mengangguk merah.     

Entah sudah beberapa kali shion membuatnya malu seperti ini.     

Gadis itu hanya menatap dan berbicara untuk terakhir kalinya.     

"Semoga hubungan kalian lancar"     

Aon menatap sang lawan bicara. Ia tersenyum menatapku. Manis sekali.     

"Aku mendukung kalian"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.