Michan Bersaudara

Bagian 26--



Bagian 26--

0Sinopsis:     

Perasaan itu rumit...     

Selesai liburan shion dan aon mengalami perubahan besar. Mereka saling menjauh. Bukan sebenarnya hanya Aon saja..     

Shion sedih padahal baru beberapa hari mereka bisa akrab sekarang harus terpisah karena kesalahan yang ia perbuat.     

"Kenapa ia melakukan itu..?'     

Shion bersiap tidur siang, terutama setelah liburan itu mereka akan berlibur selama seminggu.     

Shion memutuskan tidur karena selama liburan itu ia jarang sekali bisa tidur...     

Mimpi nya selalu sama dan membuatnya bingung. Ia takut akan mendapat mimpi yang sama lagi..     

...     

Shion terkejut menatap dunia mimpinya.     

Shion berdiri pada hamparan papan lantai. Ia mengadah pada bagian dinding rumah yang terlihat familiar.     

Dari pintu rumah terlihat shion kecil, tunggu kecil...!!     

Yang benar saja shion bahkan baru saja bertemu orang tua asuhnya dan dia...     

Shion kecil tampak beriang riang, dia memegang Aon yang tampak imut darinya..     

Deg     

Shion terpana melihat Aon lebih imut saat dia kecil. Sangat polos dan rambut hitam legamnya..     

Brak     

Shion beralih kaget pada suara itu. Tampak tangan seseorang memisahkan mereka.     

Ibu...?     

"Jangan dekat dekat dengan Aon"     

Ibu memisahkan kami...     

"Shion kau harus bekerja ingat!'     

Shion kecil mengangguk setuju tampak cahaya sedih mengalir dimatanya..     

"Dasar anak kurang ajar!!'     

Lempar sesuatu barang mengenai kepala shion...     

Shion memegang kepalanya dan terkejut melihat kaca yang dilemparkan.     

Matanya berbinar binar.... memohon ampun.     

Brak     

Ayahnya tidak mengerti dan malah menghajar shion yang hanya mendorong adiknya itu..     

Shion kecil hanya terdiam tampak sudah biasa lalu ia berjalan di tempat adiknya itu.     

Mengurusnya lalu hanya tersenyum sejenak....sinar matanya kembali sedikit melihat Aon kecil itu...     

Deg     

Shion terbangun dengan keringat di seluruh tubuhnya...     

Dia memegang kepalanya yang sakit.     

Pikirannya terulang ulang dan membuatnya bingung.     

Ibu...dan ayah...?     

Bruk     

Dia terbangun dan menatap sekitaran kamar. Tampak Aon yang hanya menunggu nya di pinggir tempat tidur.     

Shion tersenyum rasa sakitnya perlahan lenyap melihat wajah khawatir sang adik.     

"Sayaang, ibu bawa sup.."     

Deg     

Tiba tiba detak jantung shion meningkat dan ia menatap penuh ketakutan pada ibunya itu.     

Seluruh anggota tubuhnya tidak mau bergerak...     

Kenapa...?     

Kenapa aku merasa takut, bukankah itu semua hanya mimpi...kenapa..?     

Tes     

Shion menangis saking bingungnya. Ibu berhenti meletakkan makanan lalu mendekat..     

"Shion...ada apa?'     

Tanya lembut ibu duduk disamping shion ..     

Deg     

"Maaf...maaf aku tidak tau..."     

Getar shion hanya berusaha menyembunyikan wajahnya pada ibu ..     

Ibu kaget sejenak lalu berhenti memegang, dia hanya tersenyum tipis...     

"Iya, ibu akan pergi .."     

Ibu pun pergi, dia hanya bisa sedikit menutup mulutnya.     

Dia tahu tubuh shion akan tetap mengingatnya...semua perbuatan keji yang dilakukan saat shion masih kecil..     

Ayah hanya bisa mengelus kepala ibu dengan lembut. Ia menyesal sekali melakukan hal yang tidak akan bisa dilupakan.     

Shion terdiam ditempat tidur ia memeluk selimut dengan rasa dingin menyusup.     

Aon terlihat khawatir dan mulai menggenggam tangan shion .     

Dia tersenyum kecil berusaha melegakan hati shion yang ketakutan.     

"Aon, kasih tau aku...apa aku ini shion...?'     

Tanya tiba tiba shion. Aon melepaskan genggamannya.     

Kemudian berbalik sedih.     

"Iya...shion..."     

Gumannya pergi, shion menatap kepergian Aon dengan segudang  pertanyaan.     

Apakah ia adalah Shion...?     

Kenapa...?     

Semua pertanyaan itu seakan membuatnya gila...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.