Michan Bersaudara

Bagian 27--



Bagian 27--

0Sinopsis:     

Rasa takut menjalar di hati shion. "Siapakah aku ini..?     

Shion terdiam di tempat tidur, ia tidak ingin tidur. Rasanya ada sebuah rahasia dibalik mimpinya selama ini...     

Shion mengunakan otaknya untuk mengingat semua mimpi itu.     

Tetapi selalu berakhir dengan kepalanya yang sakit.     

"Shion..."     

Rintih ibu dia hanya bisa memandang sang buah hati dari luar.     

Ia tidak ingin shion teringat dan menjadi sakit kembali olehnya..     

Kenapa aku dulu begitu kasar pada shion..?     

Shion anak yang baik , lembut dan penyayang . Aku melukainya bahkan ketika ia lupa ingatan . Tubuhnya masih mengingat semua kekerasan yang kulakukan.     

Tes tes     

"...tenanglah..."     

Rayu ayah mengelus kepala lembut ibu.     

Sebenarnya didalam hatinya terselip rasa cemas. Dulu ia juga sangat kasar pada shion terutama pada fisik.     

"Shion...maafkan kami ya.."     

Aon membawa makan siang shion. Dan menatap datar pada makanan pagi yang bahkan belum disentuh shion.     

"Shion..makananmu"     

Bujuk Aon ia menyerahkan makanan itu pada atas paha shion.     

Shion tersadar dan hanya tersenyum ramah. Terselip rasa sedih pada hati shion.     

"Neh Aon, shion yang dulu gimana...?'     

Aon membelalakkan mata dan langsung mengeleng singkat.     

"Jangan banyak bicara ,makan dulu"     

Aon pergi, di balik pintu. Ia merasa senang sekali, shion mulai mengingatnya ...     

Tetapi ia juga cemas, apakah shion yang mana akan kembali..     

Shion terdiam ia melahap makanan yang diberikan. Lalu teringat lagi akan mimpi itu.     

Shion bergetar kuat, merasakan badannya digebuk keras padahal nyatanya tidak.     

"Shion...kenapa?'     

Tanya ibu khawatir mendengar suara jatuh dari kamar shion.     

Tampak shion jatuh dengan posisi tengkurap dan makanan yang berleak.     

"Shi-     

"Jauh..'     

"Jauhi aku hiks.."     

Tatap suara manis shion. Shion bersembunyi dibalik wajahnya.     

"Shion...tenang ini ibu.."     

Lirih ibu berusaha mendekati shion.     

Deg     

"Ibu sangat menyayangi mu"     

"Dasar manusia hina sudah untung diambil..."     

Ibu berusaha mendekati shion yang terdiam.     

Plak     

"Kumohon jangan siksa aku"     

"Kumohon , aku akan jadi anak baik' ....hiks"     

Hiks hiks     

Ibu terdiam lalu hanya mengambil makanan sisa.     

Aon juga datang ia melihat keadaan yang membuatnya syok.     

Shion terdiam ketakutan di pinggir dan ibu membereskan kekacauan.     

Aon terdiam menyaksikan ini semua..kenapa terjadi..?     

Tes     

Jika lau shion tidak pergi , apakah semua akan terjadi...?     

Aon pergi dan berlari keluar, ia ingin pergi dari kehidupan nya yang kacau ini.     

Padahal mereka sudah menikah tetapi shion sama sekali tidak ingat .     

Semua kebahagian dan perjuangan yang shion lalui untuk Aon . Habis semua...     

Ayah tidak tahan juga dan berangsur datang. Ibu hanya keluar dengan tatapan sedih.     

Ketika dilihat ayah, ia hanya memperlihatkan senyum bonekanya .     

Ayah geram, dan mulai mendekati shion.     

"Jangan...jangan..."     

Rintih shion dia seperti anak kecil mau disuntik.     

"Shion, diam..!!'     

Teriakan nan jantan ayah membuat shion terpaku ketakutan. Ayah membawa shion yang kini mati pucat.     

Lalu meletakan pada sofa ruang tamu.     

Ibu membantu membereskan kamar shion yang berantakan. Dan Aon tidak tahan lagi ini terlalu kacau ia bahkan tidak tau cara untuk membalasnya..     

"Shion..."     

Tegur ayah dia memperhatikan wajah shion lebih dekat..     

"Ayah..."     

Shion tertegun dan sedetik kemudian mulai tersadar..     

"Maaf, maaf tadi shion..."     

Rintih shion ia hanya bisa memegang kepala bingung..     

Kepalanya sangat pusing , badannya tidak bisa berhenti bergetar berada disamping ayah.     

"..."     

Ayah memegang tangan shion guna menolong. Tetapi shion malah menepis .     

Ayah melihat wajah shion yang sangat ketakutan. Semua gerakan tubuhnya kini jelas.     

Shion takut kepadanya..     

"Kumohon..jangan pukul aku.."     

"Kumohon, aku akan jadi anak baik'"     

"Kumohon, jangan siksa shion.."     

Hiks hiks     

Shion memohon dengan ia melindungi wajahnya.     

Ayah hanya bisa menghela nafas kasar. Dan pergi. Tidak ada tempat lagi untuknya.     

Walaupun ingatan shion terhapus tetapi ingatan tubuhnya akan tetap ada..     

Semua siksaan dan penderitaan shion kecil dulu akan tetap melekat dan tidak pernah hilang..     

Shion hanya bisa terdiam ia berhasil mengendalikan ketakutan yang dia bingung darimana asalnya..     

Semua ini membuat pikirannya buyar...     

Aku siapa...?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.