Michan Bersaudara

Bagian 29--



Bagian 29--

0Sinopsis:     

Sudah tiga tahun lamanya ...     

"Pagi ibu.."     

Sapa Sion ketika menjelang pagi. Ia mengambil kan obat obat untuk apotik ibunya.     

"Hm terima kasih Sion.."     

Gumam ibunya lembut membelai rambut anak pirang itu.     

"Tentu saja kita kan keluarga"     

Ucap Sion tersenyum ramah. Suster juga hanya tersenyum tipis.     

Sudah tiga tahun sejak Sion menjadi anaknya. Dan kini suster ini sudah memiliki apotik sendiri. Yah Sion anak yang sangat baik..!     

Rasanya sedikit bersalah ketika berbohong dan memiliki Sion sebagai miliknya. Sion sudah dianggap sebagai anak sendiri.     

Dan Sion dengan mudahnya percaya dan membuat kehidupan baru bagi suster yang bahkan tidak pernah punya anak ini.     

Baginya hidupnya sekarang adalah Sion.     

"Anu Sion.."     

Panggil suster itu dengan kertas di tangannya.     

Sion segera datang usai meletakkan obat obatan kadaluarsa pada tempat sampah.     

"Ada seseorang direktur kantor yang mau datang.."     

"Eh, masa ya rumah kita mau direbut..uuh!!'     

Kesal Sion mengerucutkan mulutnya.     

Suster hanya tertawa kecil melihat Sion seperti anak anak.     

"Bukan itu, dia mau membicarakan bisnis kita, mungkin kerja sama.."     

"Tolak saja ibu, lagipula kan kita bisa makan..!!'     

Tegas Sion tidak mau tau.     

"Hahaha, anak ini. Jika diterima kau bisa sekolah loh. Lagipula ini investasi yang sangat besar."     

Jelas ibu lagi menyerahkan surat itu pada Sion.     

Sion yang membaca akhirnya mengiyakan. Dia juga mau membantu ibunya mengurus apotik ini. Lagipula ibu sudah mulai tua. Giliran dia lagi kan yang harus membantu ibu.     

Untuk menjadi apoteker atau dokter harus lulusan sarjana. Dan Sion baru lulusan SMA. Nah bagaimana bisa.     

Terutama keuangan ibu kecil , Sion tidak ingin merepotkan. Sedih rasanya..!     

Hari itu pun tiba. Sion duduk manis di ruang tamu. Dan ibu masih menyiapkan makanan untuk disuguhkan nanti.     

"Moo, mendingan tidak usah deh..."     

Gerutu Sion mengaruk kepalanya. Dia tidak mau ada yang menganggu kehidupan indahnya...     

Dia hanya ingin membantu ibunya. Tetapi bagaimana jika yang datang orang jahat..!!     

Ibu yang melihat Sion hanya tersenyum tipis. Tetapi hati nya juga sedih.     

Mengingat Sion bukan lah anaknya , dan bagaimana jika ia tau semuanya?     

Bahwa ia bukanlah ibunya. Dan dia bukan lah Sion.     

Pasti ada saatnya dia akan tau semua . Dan pada saat itu juga kehidupannya akan hancur.     

Karena sekarang Sion lah hidupnya.....     

Tret     

Sebuah mobil direm tepat didepan apotik. Ibu segera meletakkan makanan di atas meja dan membuka pintu untuk tamu kita.     

Sion menatap bagian jendela luar. Terlihat 3 orang disana. Sion menatap teliti pada orang yang ditengah. Karena dua orang lainnya berpakaian sama.     

"Rapi sekali"     

Puji Sion melihat sosok direktur yang akan ditemuinya.     

Sion menatap orang yang baru datang itu hingga duduk di kursi yang disediakan.     

Wajahnya begitu kecil , lebih kecil darinya. Dan rambutnya berwarna hitam legam disikat rapi.     

Tetapi aura dingin dan datar diseluruh tubuhnya membuat Sion menelan ludah.     

Wajah datar bagai es kini bertatapan dengan dia..     

Deg     

"Namaku Aon mitchan'     

Serunya bernada tegas.     

"Mitchan, imut juga.."     

Bisik Sion dalam hati. Sion juga hanya berwajah ramah .     

"Namaku Sion marga.."     

Perkenalan Sion membuat sosok direktur terdiam.     

Matanya sedikit mengembang menatap sosok Sion didepannya.     

"Ada apa..?'     

Tanya Sion ketika dirasa orang satu ini aneh.     

"Tidak, kenapa jangan menatapku begitu.."     

Sinisnya. Darah Sion mendidih ketika perkataanya dianggap main main.     

"Hah, dasar kau..!!'     

Marah Sion tetapi segera dihentikan ibu.     

"Sion dia itu direktur"     

Bisik ibu. Sion hanya bisa mendengus marah pada sosok hitam di depannya .     

Kelihatannya dia sudah bertemu orang yang merepotkan.     

"Mari kita berdiskusi"     

Ucap Aon mengeluarkan serangkaian data di sakunya.     

Ibu juga hanya menyuruh Sion diam dan dia akan memulai diskusinya .     

Sion hanya diam menunduk sesekali mengerutu karena dirasa direktur itu sombong sekali.     

"Iya.."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.