Michan Bersaudara

Bagian 49--



Bagian 49--

0Sinopsis:     

Menyusulmu aon, aku tidak 'kuat lagi.....'     

Shion kembali menyahut di tengah terangnya ruangan. Ia makan dengan teratur dan mulai menyingkirkan ke depresian nya.     

Dokter pun akhirnya melepaskannya setelah dirasa ia menghilang dari kejatuhannya itu.     

Tetapi dokter sekalipun tidak akan tahu. Bahwa dalam lubuk hati shion terkubur keinginan kuat untuk bunuh diri.     

Dan ia masih sama sekali tidak bisa move on dari sosok Aon uke yang sangat ia cintai.     

"Untung saja, kau tidak depresi lagi shion....."     

"....iya, terima kasih untuk semua ini dokter....."     

Dokter itu tersenyum lalu menarik seorang wanita cantik yang sangat polos kedepannya.     

"Ini , adalah anakku jika tidak keberatan kau boleh menjalin cinta dengannya..."     

Sahut dokter disanggupi kedipan mata malu dari gadis.     

Shion hanya menatapnya sangat dingin. Terdapat sorot mata tidak ada yang spesial di matanya.     

Malah gadis itu semakin malu.     

Aneh ..?"     

"Wah ternyata anakku lebih menyukai saat melihatmu shion... kumohon terima dia ya"     

Shion tidak menjawab ia hanya berlalu dan sekali ia menyahut dengan aura sangat kelam.     

"Tidak ada penganti Aon..."     

Dokter dan gadis itu terdiam. Sosok shion sangat dingin jauh berbeda saat dia bersama adiknya itu.     

Sejak awal ia menyukai shion dan hendak memasang kan mereka sebagai kekasih.     

Ia sangat rasional , dan penuh pertanggung jawaban. Sangat cocok untuk anakku.     

"Tenang nak, bapak yakin perlahan ia akan jatuh cinta padamu....."     

Rayu dokter itu dan disambut anggukan manis gadis remaja nya itu.     

Shion masih sangat sedih karena kematian Aon. Tentu saja rasa cintanya tidak berkurang sedikit pun.     

"Maaf Aon,seberapa keras aku berusaha melupakan mu..., Justru aku semakin menginginkan mu...."     

Begitu pikir shion. Ia masih ingin dan sangat berharap Aon akan muncul didepannya. Tersenyum padanya..."     

Shion tersenyum sangat pahit. Matanya masih sangat kosong. Ia hanya tidak ingin tinggal di rumah sakit itu.     

Karena ia akan disangka gila. Makanya shion berusaha terlihat sudah melupakan semua kenangannya.     

Tetapi tentu saja itu semua hanya rencana. Bagian hati dan jiwanya hanya lah untuk Aon. Bagiannya dan tidak akan pernah bisa digantikan...bahkan oleh siapa pun!!!!!!"     

Shion masuk ke dalam rumahnya dan berbaring. Ia menatap barang Aon yang masih berserakan tak terurus.     

Barang barang itu tidak pernah shion sentuh. Dibiarkan saja. Karena setiap melihatnya hatinya akan sangat tenang..."     

Ting Ting     

Shion membuka pintu, ia tertegun dan marah ketika gadis itu masih saja berusaha mendekatinya. Ia tidak sebodoh itu untuk tidak mengerti lamaran itu....."     

"A--"     

"Pergi , jangan kembali lagi"     

Tegas shion ia menatap seolah akan membunuh gadis itu.     

Gadis itu hanya terdiam dan berusaha tidak terlihat bahagia karena diperlakukan seperti. lihatlah betapa menjijikan nya gadis itu.     

Shion menghela nafas, gadis itu psikopat atau bisa dibilang suka sekali diperlakukan sadis.. huh!!     

_"Shion...aku cinta kamu..."     

"Shion cintai aku...jangan pergi.."     

"Shion onegai....jangan jatuh cinta pada yang lain....neh shion~....."_     

Shion akhir akhir ini bahkan tidak bisa menutup mata karena hal itu. membuat kantong mata shion semakin besar.     

Pikirannya selalu terlontar pada kata kata Aon . Aon takut kehilangan dirinya.     

Shion tau, mimpi itu perlahan datang dan mulai membuat shion kembali teringat pada diri Aon. mengapa dia tidak pernah bisa hidup bahagia dengan adiknya itu..? , apa salah nya?, apa salah kami..??     

terlebih lagi, Tubuhnya memanas tanpa bisa dihentikan. Barang barang Aon sudah ia pakai untuk mengurangi rasa kerinduan yang memakannya dari dalam. memakannya hingga shion benar benar seperti tubuh hidup tanpa jiwa.     

Ia rindu, Aon yang pemarah..., Stundere..., Jutek..., Manis... , Imut....dan adik nya itu...."     

Shion tidak bisa menghentikan pikiran itu. Kehidupan nya tidak ada artinya lagi. Tanpa Aon sepi dan ia tidak ingin jatuh cinta lagi....!!.     

Cukup satu cukup satu saja dalam kehidupan nya ini...."     

Shion mengambil tali tambang ditengah keputusasaan ini. Ia tidak ingin kehilangan Aon sebagai sebagian hatinya.     

Ia ingin hidup dengan Aon tidak peduli dimana pun. Jadi hantu pun, jadi baju atau tanah yang diinjak injak. ia benar benar ingin bersama Aon, adik manisnya itu.     

Ia ingin dekat Aon, melihat wajahnya , mencium aroma tubuhnya. Dan melihat aura manis dalam dirinya..."     

Shion mendekatkan tali tambang itu tanpa ragu. Saat itu sedang malam ia tidak ingin menghentikan nya.....'     

"Aku ingin bersama Aon....."     

Gumamnya sebelum merasa darah merembes . Dan kesadarannya menghilang.     

Ditengah keburaman itu terlihat sosok Aon yang sudah menunggunya di mendekat dan mengulur kan tangannya.     

"Kemarilah..."     

Kematian itu membawa shion pada mimpi yang tidak akan pernah habis. Ia bermimpi hidup bersama dengan Aon. Menikah dengannya....."     

Menikah dan menjadi satu jiwa ...untuk selamanya....."     

Shion tau itu hanya angan angan yang tidak akan pernah terwujud. tetapi ia benar benar ingin bersama Aon. entah seperti apa wujudnya. atau bila ada reinkarnasi, kehidupan kembali setelah kematian. ia berharap jika yang maha kuasa berkehendak..     

jika ..jika pada suatu saat nanti yang maha kuasa berkehendak. ia ingin kehidupan selanjutnya, ia ingin bersama Aon. jika suatu saat, pada saat ia membuka mata lagi..., ia bisa bersama aon. tanpa masalah , tanpa lika liku kehidupan ini. ia bisa bersama bertemu lagi dengan Aon. dan pada akhirnya akan benar benar hidup bahagia.     

jika itu terjadi...shion tidak akan pernah melepaskan nya lagi...     

_     

_     

_     

_     

_Dan gadis sadis itu berakhir bunuh diri karena tidak rela shion meninggalkan nya. Dan dokter yang mengurus shion sekaligus ayahnya masuk rumah sakit jiwa karena tidak tahan depresi kehilangan anaknya..."_     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.