Michan Bersaudara

Bagian 42--



Bagian 42--

0Sinopsis:     

Kebenaran pahit...."     

Hari ini sudah 5 tahun sejak shion dan Aon melanjutkan hidup bersama di kantor mereka.     

Selama itulah Aon tidak berani mengatakan kebenaran itu pada shion. Ia takut saat Sion tau maka ia akan menjauhi Aon.     

Tetapi kebenaran itu harus ia katakan dari mulutnya sendiri.     

Entah apa konsekuensi yang akan didapatkan Aon bertekad memberi tau itu pada shion.     

Namun, di hari itu udara begitu sejuk. Dan dihari itu pula kebenaran Aon diuji.     

Shion berdiri di dekat meja kantor nya. Dan memegang album milik nya. Di album itu ada foto foto keluarga kami. Dia selalu menyimpan itu dibawah meja kerjanya.     

Kenapa sekarang shion yang memegang nya...?     

"Ah tuan Aon selamat pagi"     

Sapa shion tersenyum ramah. Aon yang sedikit gemetar hanya mengangguk. Ia takut sekali shion menyadari kebenaran nya.     

"Tuan Aon apa ini..?'     

Tanya shion menunjukkan album foto itu. Rasanya jantung Aon berhenti seketika.     

"A--album..."     

Gugup Aon. Sekarang ia malah sama sekali tidak ingin shion menyadari kebenaran itu.     

Ia takut shion akan membencinya....."     

Brak     

Aon sedikit meringis ketika shion menariknya tiba tiba dan menghentak kasar Aon di lantai kerjanya.     

"Sh--shion....umh.."     

Shion menutup mulut Aon dengan mulut nya sebelum mengucapkan sesuatu.     

Kegugupan Aon perlahan mereda ketika shion mulai menodai dirinya. Dan diganti rasa malu dan nikmat yang Aon rasakan.     

Aon merapikan pakaiannya dan menatap shion yang duduk manis dimeja kerjanya.     

Tampak album itu masih menganggur diatas sana. Aon berinisiatif untuk mengambil itu.     

Tetapi kelihatannya mata shion lebih jeli. Ia sebelumnya hanya menduga. Tetapi dugaan itu semakin diperkuat dengan Aon yang kelihatan nya penting sekali buatnya.     

"Aon katakan yang sebenarnya"     

Aon terdiam ia menatap sosok shion yang memegang tangan nya kuat.     

"Ti-tidak...tidak tidak mau~"     

Tolak Aon berusaha melepaskan genggaman kasar shion. Ia tidak mau dibenci shion. Karena berbohong padanya....."     

"Aon jangan bertingkah imut begitu , aku akan memakanmu loh~"     

Desak shion bagian celananya mengembung. Dasar ia memang mesum sekali!!     

"A--aku akan katakan semua, ja -- jangan benci aku setelah ini shion...neh~"     

Aon menatap seperti seekor kucing sangat imut. Shion merasa akan keceplosan memakannya lagi.     

Tetapi shion memutar otaknya. Aon mengatakan sesuatu tidak biasanya. Dan katanya jangan benci.     

Shion menatap Aon yang mengambil posisi duduk dan melihatnya memelas.     

Bagaimana aku bisa membencimu bodoh...!!"     

"A--anu, shion aku dan kau adalah saudara...."     

"Hm, kenapa alasan?"     

Shion mendengus tidak percaya , apaaan ini Aon sedang menguji ku kah?"     

Aon tau shion tidak akan mudah percaya. Lagipula hubungan antara saudara memang dilarang.     

"Kau tidak percaya aku tau, ini buktinya...."     

Gumam Aon sedih ia menyerahkan surat dari ayah dan ibunya. Itu surat adopsi dirinya dulu.     

Dan menyerahkan album itu pada shion.     

"Shion, mungkin kau tidak ingat dulu kita bersaudara. Dan karena suatu kecelakaan kau lupa ingatan..."     

Shion memeriksa semua berkas itu. Semua bukti sebanyak ini membuktikan perkataan Aon terbukti.     

Tetapi mana mungkin kenapa ia baru memberitahu nya sekarang.     

"Kenapa kau mengatakan nya sekarang Aon, kau suka berbohong padaku...hah?'     

Aon takut , mata shion seram sekali. Ia tau betul shion akan marah. Karena sudah berbohong selama 5 tahun ini.     

"Ja--jangan benci aku shion... tolong...aku aku tidak punya s--sia...siapa lagi hiks~"     

Shion mereda ketika melihat Aon menangis. Aon sangat jarang menangis. Melihat nya seperti itu membuat hatinya perih.     

Ia memaafkan kesalahan Aon. Mungkin ada alasan mengapa ia melakukan itu.     

Tetapi sekarang hanya dirinya lah yang harus menghiburnya.."     

Aon menenggelamkan tubuhnya pada kakak nya itu.     

Sangat hangat seperti biasa. Michan bersaudara kini bersatu kembali. Walaupun dengan hubungan yang berbeda...."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.